Semua Bab Mendadak Jadi Ibu Untuk Teman Kecilku: Bab 71 - Bab 80

116 Bab

Chapter 71. Penguntit

“Amelia Barnes … “ gumam wanita itu, “tidak salah lagi bocah yang kulihat beberapa waktu lalu itu, ternyata putri Anne.” Rebecca membuka kembali foto yang ia ambil diam-diam, foto Harry bersama Anna dan Amelia. Ia menzoom bagian Amelia, dan diamati dengan sungguh-sungguh, dan ternyata memang ada kemiripan antara Amelia dengan Anne. Rebecca tersenyum, ia seakan mendapatkan ide baru yang akan memuluskan rencananya. “Hello Babe, tumben masih pagi udah telpon. Kangen ya, apa masih kurang ciumanku semalam hehehe.” “Ck, tutup mulut baumu itu, Tom. Sekarang udah jam 10, cepat bangun terus jemput aku.” “Mau ke mana Rebecca?” “Ada urusan penting. Udah, dalam waktu 30 menit kamu harus sudah sampai di sini, oke. Aku mau mandi dulu. Tuut! Panggilan pun terputus. “Halo! Halo! Reb!” Tommy menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal, “Rebecca … Rebecca, aku harap kamu nggak melakukan hal-hal konyol lagi seperti dulu.” Lelaki itu terdiam, “tapi aku nggak bisa membiarkan kamu sendirian Reb, k
Baca selengkapnya

Chapter 72. Dugaan Sementara

Willy terdiam, bocah lelaki sepuluh tahun itu memang suka dengan hal-hal yang terkait dengan pemecahan masalah. Meskipun baru sepuluh tahun, namun memiliki kecerdasan dan kemampuan menganalisa masalah dengan baik. Begitu pun Jhon, pemuda yang merupakan adik dari ibunya Willy ini juga memiliki ketertarikan yang sama dengan keponakannya, sehingga mereka kerap bekerjasama memecahkan kasus. “Kira-kira masalah apa yang sedang menunggu Amelia ya, Jhon?” Willy terlihat berpikir keras, ia memegang dagunya seperti sedang memahami sesuatu. “Sepertinya perempuan itu berniat memasuki kehidupan Tuan Barnes,” sahut Jhon. “Maksudmu ingin merusak rumah tangga orang tua Amelia?” “Benar,” jawab Jhon, “Tuan Harrison adalah salah satu pengusaha sukses, masih muda dan tampan, siapa yang nggak tertarik?” “Tapi apa hubungannya dengan Amelia?” “Jika orang ingin menghancurkan sesuatu, yang dicari apa?” tanya Jhon. “Celah atau kelemahan dari yang akan dihancurkan itu,” sahut Willy. “Yep. Dan sepertinya
Baca selengkapnya

Chapter 73. Pertemuan Mencurigakan

Amelia dan Willy saling berpandangan, mereka mendengar suara seseorang meminta tolong. Dari suaranya tidak terlalu keras, namun mereka dapat mendengarnya dengan jelas, yang menandakan orang tersebut tidak jauh dari mereka.“Willy, kamu dengar suara itu?” tanya Amelia sambil menatap Willy, bocah lelaki itu mengangguk.“Sepertinya dari balik pohon itu,” sahut Willy sambil menunjuk pohon yang tidak jauh dari mereka. Amelia mengangguk, selanjutnya tanpa komando keduanya bergerak ke arah sumber suara itu.Seorang wanita duduk di tanah sambil memegang pergelangan kakinya, ketika Willy dan Amelia datang wanita itu mengangkat kepalanya dan menoleh kepada mereka.“Dik, maukah menolong saya?” tanya wanita itu mengiba. Amelia dan Willy kembali saling berpandangan, Willy terlebih dulu mendekati wanita itu diikuti Amelia.“Apa yang terjadi Miss. Kenapa Anda duduk di sini?” Willy bertanya dengan hati-hati.“Saya terjatuh, kaki saya sakit sekali,” sahut wanita itu, “bisakah bantu saya duduk ke kurs
Baca selengkapnya

Chapter 74. Menguntit Lagi

Rebecca dan Tommy memperhatikan kehangatan hubungan antara Amelia dan Anna, seakan tak percaya kalau mereka bukan ibu dan anak kandung.“Apa kamu yakin, Reb?” tanya Tommy, “sepertinya perempuan itu sayang banget sama Amelia.”“Yeah, untuk mendapatkan hati Harrison apa pun bisa di lakukan kan, Tom.”“Maksudmu, perempuan itu hanya pura-pura?”“Ya begitulah, aku pun bisa begitu, yang penting dapat harta melimpah, hidup bergelimang kemewahan, jadi nyonya besar.”“Tapi sepertinya perempuan tadi tulus ya, kalau yang diharapkan hanya simpati suaminya, ia hanya akan baik di depannya.”“Oh, jadi ngebelain perempuan itu, Tom?” delik Rebecca membulatkan matanya.“Hehehe, ya nggak dong Babe,” sanggah Tommy, “terus informasi yang kamu dapat hari ini apa?’“Kamu kan bilang, setelah kematian David, Harrison menghilang, dia pergi ke luar negeri, kan?”“Ya, memang seperti itu yang kudengar.”“Tadi Amelia bilang, dia pernah tinggal di Indonesia.”“Indonesia?” ulang Tommy terkejut, “jadi maksud kamu Tu
Baca selengkapnya

Chapter 75. Pertemuan Yang Tidak Direncanakan

“Apanya yang salah Reb?” tanya Tommy heran.“Amelia cuma dijemput sopir kan, Tom?” Rebecca balik bertanya, “kenapa pulang sekolah pergi ke pusat perbelanjaan besar begini?”“Mana aku tahu,” jawab Tommy sambil mengedikkan bahu, “namanya juga anak zaman sekarang.”“Tapi kesempatan sih, Tom.” Rebecca tersenyum lebar, “kesempatan bagus untuk bisa bicara panjang lebar dengan anak itu.”Namun baru saja ia terllihat senang, tiba-tiba matanya terbelalak ketika melihat Amelia turun dari mobil bersama dengan seorang wanita.“Shit! Kenapa aku nggak lihat.” Rebecca menggerutu kesal, “kenapa ada perempuan itu di dalam mobil.”“Mana aku tahu, aku kan hanya fokus nyetir.” Tommy berlepas diri dari kejengkelan wanita di sampingnya, “terus gimana Reb?”“Kamu tunggu di sini, aku akan turun mengikuti mereka.” Tanpa menunggu jawaban dari Tommy, Rebbeca langsung turun, wanita itu bergegas masuk ke dalam area perbelanjaan, menyusul Amelia dan Anna.“Ma, banyak sekali belanjaannya?” Amelia heran, karena b
Baca selengkapnya

Chapter 76. I Trust You

Tidak lama berselang Tommy pun datang, ia langsung duduk di dekat Rebecca yang masih terdiam dengan pikirannya.“Tadi nomor siapa Reb?” tanya Tommy penasaran. Rebecca tidak menjawab, wanita itu hanya tersenyum sambil menyesap minumannya.“Coba tebak, nomor siapa?” Rebecca balik bertanya.“Mana aku tahu, kamu di sini sendirian,” sahut Tommy, “apa mungkin kamu meminjam ponsel pramu saji café ini?”Rebecca tidak menjawab, namun masih tersenyum. “Tapi kamu kan bawa ponsel Reb, kenapa pinjem ponsel orang lain?”“Tommy-Tommy, kamu itu terlalu lugu, man.” Rebecca menyela sambil tertawa.“Ya kamu nggak ngejelasin, mana aku tahu.” Tommy membela diri, “yang aku lihat kamu duduk sendirian di sini.”“Kamu ingat kan tujuan aku datang ke mari untuk apa?” Rebecca mengingatkan lelaki di hadapannya, yang menurutnya terlalu lugu itu.“Oh iya, kalau itu aku ingat, kamu kan tadi membuntuti bocah itu dan ibunya,” jawab Tommy mengingat kembali apa yang dilakukan Rebecca sebelumnya.“Bagus kalau masih in
Baca selengkapnya

Chapter 77. Benarkah Hanya Kebetulan?

Harry tersentak mendengarkan ucapan Anna, apa mungkin wanita itu adalah keluarga Anne? Tapi Harry segera menepis pikirannya itu, mungkin hanya kebetulan saja, masalah nama keluarga, banyak kok orang yang memiliki nama keluarga yang sama. “Apa perempuan itu bilang seperti itu, Hon?” tanya Harry, Anna mengangguk. “Tadi, waktu kami di mall, Amelia yang mengenalkan Rebecca, dia bilang wanita itu dari Aussie,” sahut Anna, “wanita itu menyebutkan namanya sebagai Rebecca Jordan.” “Ah, mungkin hanya kebetulan, Hon.” Harry berusaha mengalihkan perhatian Anna. “Yah, kalau nama dan negara mungkin bisa kebetulan, tapi cerita dibalik alasannya ke mari mengapa sangat berkaitan?” “Memang alasan apa, Hon?” tanya Harry sambil mengusap rambut istrinya, Anna pun menceritakan kata-kata Rebecca mengenai tujuannya datang ke London, yaitu mencari kakaknya yang hilang kontak sejak 10 tahun lalu. Harry tertegun, lelaki itu terlihat sedang berpikir keras. “Apa dia bilang kakaknya seorang model di sini?”
Baca selengkapnya

Chapter 78. Kecolongan

Harry terkejut dengan apa yang dikatakan Bobby, itu artinya masalah baru akan datang lagi. Lelaki itu menghela napas, setelah serangkaian masalah di Jakarta, ia harap dengan memboyong anak istrinya ke sini, mereka bisa tenang.“Kira-kira apa yang akan dilakukan wanita itu, Bob?” tanya Harry menatap Bobby dengan serius.“Saudara tiri Anne dan ibu tirinya adalah wanita penggila harta, mereka akan melakukan apa pun untuk mendapatkan kehidupan yang mewah,” ujar Bobby, “itu sebabnya ibu tirinya mendekati dan merayu ayah Anne, hingga kehidupan rumah tangga mereka pun hancur.”“Maksud kamu, dia akan merusak kehidupan rumah tanggaku dan istriku?” tanya Harry, “jangan harap,” tandasnya.“Aku percaya padamu, Dude. Kau bukan Tuan Jordan,” kilah Bobby, “tapi yang harus kita waspadai adalah tipu dayanya.”“Maksudmu?”“Bisa jadi dia datang ke sini untuk merecoki rumah tangga Anne dan David, tapi jika dilihat dari kemunculannya yang langsung mendekati Amelia, itu artinya dia sudah tahu kalau David s
Baca selengkapnya

Chapter 79. Kabar Bahagia Ditengah Badai

Harry dan Bobby saling bertatapan, baru saja mereka membahas sesuatu yang tidak diinginkan mengenai Amel, tiba-tiba dapat laporan sesuatu terjadi pada gadis kecil itu.“Honey, tenang, Hon. Coba ceritakan Apa yang terjadi pada Amel.”“Dari pulang sekolah tadi wajah Amel murung, matanya seperti habis menangis. Aku sapa tidak menjawab, aku peluk pun menghindar, dia langsung masuk kamar dan mengunci diri sampai sekarang.”“Ya Tuhan, apa yang terjadi?”“Entahlah Hubby, aku dan Nanny sudah membujuknya, mengetuk pintu tapi tidak dibukakan.”“Apa sudah tanya sopir? Ada apa?”“Sudah, sopir pun tidak tahu. Katanya pas masuk ke dalam mobil, Amel menangis.”“Okay, Hon. Aku akan segera pulang, coba terus bujuk ya,” Harry terlihat lemas, wajahnya menjadi sangat cemas.“Ada apa, Har?” tanya Bobby yang sejak tadi memperhatikan.“Amelia mengunci diri di kamar, dari sepulang sekolah tadi, bahkan sama Anna pun menghindar.” Harry sangat cemas dan panik, Amelia tidak pernah seperti ini.“Bob, apa mungkin
Baca selengkapnya

Chapter 80. Menuntut Hak

Willy segera mengikuti Jhon untuk melihat apa yang terjadi, namun bocah lelaki itu tersentak manakala melihat sessosok tubuh yang dibopong Jhon, matanya terbelalak. “Amel?!” teriak Willy tak percaya, “what’s up Jhon?” “Aku menemukan Amelia tergeletak pingsan di pinggir jalan dekat taman, karena hujan lebat aku langsung bawa ke mari,” sahut Jhon, “cepat panggil pelayan untuk mengganti pakaiannya, lalu berikan minuman hangat.” “Ok Jhon, thank’s udah nyelametin Amelia, kau juga segeralah berganti pakaian.” “No problem, Dude.” Jhon hendak beranjak, namun tiba-tiba terdengar bunyi ponsel berdering. Willy dan Jhon saling menatap, suara itu berasal dari dalam tas Amel. “Ponsel Amel,” ucap willy, “angkat Jhon, kemungkinan keluarga Amel sedang mencari.” Jhon membuka tas Amelia, lalu mengeluarkan ponsel dari tas gadis cilik itu. Sebuah panggilan masuk dari nomor tidak dikenal. “Helo,” sapa Jhon. Hening tidak ada jawaban, lalu panggilan pun terputus. “Bagaimana Jhon?” tanya Willy, Jhon m
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status