All Chapters of Mendadak Jadi Ibu Untuk Teman Kecilku: Chapter 1 - Chapter 10

116 Chapters

Chapter 1. Kabur Dari Rumah

"Rumah sakit?"Anna bergumam pelan ketika menyadari bahwa ia terbangun disambut ruangan khas rumah sakit dan bau antiseptik yang pekat.Seketika, perempuan itu teringat apa yang telah terjadi pada dirinya. Sang nenek khawatir karena Anna tak kunjung membawa pacar ke rumah. Jadi, wanita itu berusaha menjodohkan Anna dengan pria yang tak dikenali Anna.Memang, pria itu oke secara fisik dan kekayaan. Tapi, Anna ilfill dengan tatapan pria itu yang seolah mau melumatnya! Oleh sebab itu, Anna memutuskan segera kabur. Sayangnya, ia melihat cahaya yang sangat menyilaukan menuju ke arahnya. Lalu, tak lama kegelapan menderanya.Kriet!Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka dan tak lama seorang lelaki yang Anna yakin seorang dokter masuk diiringi dua orang perempuan berseragam perawat."Selamat malam, Nona Joanna." Anna menatap sang dokter dengan linglung sebelum akhirnya berkata, "Malam, dok. Apa yang terjadi dengan saya?" "Anda tidak sadarkan diri setelah terjatuh akibat terbentur mobil," jelas
Read more

Chapter 2. Pacar Pura-pura

Harry menggelengkan kepala. Tampak jelas pria itu tak percaya dengan ucapan Anna.“Apa saya nggak salah dengar?” tatap Harry tajam pada Anna, “nikah?” “Iya … nikah, tapi palsu,” ujar Anna polos.Harry memejamkan mata. Pria itu merasa ucapan Anna tak masuk akal. Mungkinkah, wanita di depannya ini gegar otak gara-gara jatuh sebelumnya?“Sayang, kamu tunggu di sini, ya,” ucap Harry mendadak menatap putrinya, “Papa akan menemui dokter. Sepertinya, Nona Anna mengalami gangguan di kepalanya, sehingga berbicara asal.” Mendengar itu, mata wanita itu sontak membulat. “Eiit, tunggu ... tunggu. Saya enggak gegar otak, saya normal dan sehat, saya sadar,” sahut Anna cepat.“Lalu, kenapa kamu bicara ngawur? Kamu kira nikah itu bisa buat main-main?” ketus pria itu.“Kamu kan belum kenal saya. Kamu lihat saya sudah punya anak, kan? Kamu tidak berpikir bagaimana perasaan istri saya?”Anna menunduk seketika–menyadari tindakan konyolnya.Wajar saja bila pria di hadapannya ini marah, kan?Hanya saja
Read more

Chapter 3. Sandiwara Dimulai

“Halo, Bos. Nona Joanna sudah kembali ke rumahnya,” lapor seorang pria di dalam avanza hitam yang membuntuti mobil Harry.“Sama siapa, dia?” Terdengar suara dingin dari orang yang dipanggil bos itu.“Sama lelaki yang menabraknya bos, ada anak kecil perempuan juga.”“Oke, kau awasi saja dia sekalian selidiki siapa lelaki yang telah menabraknya itu.”“Siap, bos!”Setelah sambungan telepon itu terputus, Ardi tampak tersenyum dingin.“Anna, aku tidak akan melepaskanmu, Sayang,” ucapnya psikopat, “kau milikku sejak awal.”****“Ini rumah, Kakak?”tanya Amelia ketika mobil Harry tiba di rumah Anna. Wanita itu sontak tersenyum. “Bukan, Sayang. Ini rumah orang tua Kakak.”“Kak Anna, janji ya besok ke rumah Amel?” ujar gadis cilik itu sambil menjulurkan jari kelingkingnya.“Oke, tapi Kakak harus ke rumah sakit dulu ya menemui nenek,” jawab Anna sambil mengaitkan jari kelingkingnya ke jari mungil Amel.“Oke, selamat malam Kakak Joanna cantik.” Amelia kemudian merangkul Anna.“Selamat malam
Read more

Chapter 4. Benarkah Hanya Acting?

“Tangan Nenek bergerak!” seru Harry. Mama dan Anna terkejut dan menemukan wanita tua kesayangan mereka memang menggerakan jari-jarinya dan mencoba membuka matanya.Mama Anna sangat senang. Ia pun bergegas memanggil dokter. Di sis lain, Nenek menatap Anna dengan lemah, lalu perlahan pandangannya berpindah kepada Harry. Sosok lelaki tampan yang berdiri disamping Anna membuat mulut nenek terbuka hendak mengucapkan sesuatu. Namun, dokter dan beberapa perawat datang dan segera melakukan pengecekan.“Nenek benar-benar sangat mengkhawatirkan kamu, An. Setelah kamu bilang kamu punya calon suami, dia mungkin berjuang keras untuk bangun. Padahal, dokter semalam bilang kemungkinannya fifty-fifty, tergantung kemauan hidup nenek. Jangan kecewaain nenek lagi An.” Mama tiba-tiba berujar sambil menatap Anna dan Harry.Deg!Anna tertegun. ‘Duh, bagaimana ini kalau nenek tahu hubunganku dengan Harry adalah pura-pura? Semoga ada jalan keluar. Yang penting sekarang nenek selamat, dan selanjutnya me
Read more

Chapter 5. Curhat Colongan

Amelia sangat senang melihat kedatangan Anna, gadis cilik itu menjadi sangat sibuk. Ia mengajak Anna berkeliling rumah besar itu. Harry tidak pernah melihat putrinya seceria itu, seolah mendapatkan sesuatu yang sudah lama diidamkannya.“Bagaimana sekolahnya tadi, sayang?” tanya Anna.“Biasa aja Kak, sekolah itu nggak asik, membosankan,” jawab Amel datar.“Oh ya? Kalau gitu kalau Kak Anna temani besok, gimana?”“Beneran, Kak?”“Hu’um,” sahut Anna.“Wah pasti asik kalau itu sih.”Harry memperhatikan putrinya, tanpa sadar ia geleng-geleng kepala. Selama ini Amel susah dibujuk, tapi herannya dengan Anna yang belum lama dikenalnya sudah nempel begitu.Cukup lama Anna di rumah Harry, ia menemani Amelia bermain dan belajar. Malam hari ia baru kembali, Harry mengantarnya pulang.“Serius besok kamu mau nemenin Amelia ke sekolah, An?”“Iya Mas, aku pingin tahu, jadi nanti kalau Mas Harry berangkat kan aku harus jagain Amel, jadi aku harus tahu segala sesuatunya tentang dia, termasuk lingkungan
Read more

Chapter 6. Malam Perpisahan

Anna mulai terbiasa bangun pagi, meskipun awalnya sulit, berkali-kali ia kena tegur Harry.Ternyata laki-laki yang kelihatannya cool itu sangat disiplin dan tegas kalau urusan kerjaan, pantas ia sudah sukses di usia yang terbilang masih muda.Terkadang Anna nggak habis pikir, mengapa pria pekerja keras seperti Harry mau nikah muda? Kalau dilihat dari usia Harry yang sekarang 28 tahun sedangkan putrinya sekarang berusia 8 tahun, itu artinya dia menikah pada usia 19 atau 20 tahun.Buat Anna usia segitu sedang asik-asiknya main, kuliah dan bebas mengekspresikan diri, tapi memang ada sebagian orang yang berprinsip untuk menikah muda.Anna yang biasanya santai mau tak mau harus mengikuti aturan Harry. Karena dia sudah sepakat mengikuti persyaratan dari Harry terkait perjanjian menjadi pacar pura-puranya.Setiap pagi Anna berangkat ke rumah Harry, memastikan semuanya yang terkait Amelia sudah siap, lalu mengantar gadis cilik itu ke sekolah.Setelah itu barulah ia mengurus pekerjaannya sendi
Read more

Chapter 7. Tamu Tak Diundang

“Halo semuanyaaa selamat malam.” Wanita itu menyapa yang hadir dengan suara terkesan merdu. Namun, tidak dengan Amel. Gadis cilik itu menyedekapkan tangannya sambil tersenyum sinis.Hanya saja, wanita itu tak mempedulikan tatapan Amel. Dia justru sedang merasa bangga karena menganggap sebagai pusat perhatian malam itu. Semua orang memang mengenalnya sebagai wanita yang selalu dekat dengan Harry, atau tepatnya ... selalu mendekati Harry dan berusaha mencari perhatian pria itu dan putrinya. Padahal, Harry sebenarnya biasa-biasa saja.“Selamat malam, Mba Elsa.” Untungnya, ada yang lain menjawab ucapan wanita itu.“Oho silahkan-silahkan, silahkan dilanjutkan menikmati makan malamnya,” ucap Elsa mendadak bergaya seakan nyonya rumah. Perlahan, ia pun mendekati Amelia dan menyapa dengan hangat.“Halo sayangku, manisku apa kabar? Wah, kamu cantik banget malam ini.” “Yah, aku emang udah cantik dari lahir, yang pasti cantiknya aku natural nggak dipoles-poles kayak Tante.” Jawaban nyelek
Read more

Chapter 8. Ancaman

Tak lama, Harry menyimpan kembali bingkai foto itu, lalu beranjak tidur. Sementara itu, pagi-pagi sekali, Anna telah bangun. Ia membantu Amelia mandi dan berpakaian lalu turun untuk sarapan bersama Papanya. Lucunya, mereka sarapan layaknya sebuah keluarga lengkap. Amelia tentu sangat senang. Ia bahkan tak henti tersenyum. "Sayang, enggak usah ngantar ke bandara ya, Amel berangkat sekolah aja sama Kak Anna," ucap Harry tiba-tiba. Amelia mengangguk patuh. "Iya, Pa. Papa jangan lupa untuk selalu kabari Amel." "Siap, Putri Papa yang cantik!" balas Harry lalu menoleh pada Anna, "Oh ya, An. Nanti, kamu antar Amel bawa mobilku aja biar aku ke bandara diantar Mang Ujang." "Baik, Mas." Harry mengangguk puas. "Oke, Amel sekolah yang rajin ya. Jangan nakal, Sayang." "Iya Pa, Papa juga hati-hati di sana, jangan nakal, jangan genit, salam sama Nanny." "Hahaha, emang sejak kapan Papa genit?" tanya Harry balik. "Ya kali aja ada ulat bulu yang bikin gatal." Mendengar Amel mengungkit Els
Read more

Chapter 9. Rencana Jahat Elsa

Sepulang dari rumah Harry Anna langsung ke rumah sakit. Nenek menanyakan kabar Harry, Anna menjelaskan kalau Harry baru saja berangkat ke luar negeri dan tidak sempat pamit kepada nenek karena banyak pekerjaan yang harus di delegasikan. Nenek bisa mengerti, dan berpesan kepada Anna agar selalu menjaga komunikasi kepada Harry. Mama juga membawa berita gembira, kalau nenek sudah dibolehkan pulang. Anna sangat senang, ia bergegas pulang untuk mengambil mobil untuk menjemput nenek. "Akhirnya, nenek sudah dibolehkan pulang ya." "Iya, makanya setelah ini jangan menyakiti hati nenek lagi," timpal Mama. "Iya, Ma. Tapi nenek juga harus rajin olahraga, Nek. Senam jantung sehat, supaya jantung nenek kuat tidak mudah kumat ketika mendengar kabar buruk." "Kamu benar, An. Dokter juga nyuruh begitu, mulai besok nenek mau senam, supaya jantung nenek sehat supaya umur nenek lebih panjang." "Yeay, keren nenek nih." Setelah menjemput nenek Anna segera menghubungi Harry, ia melaporkan apa yang terj
Read more

Chapter 10. Menyelamatkan Amelia

Anna sangat cemas, mengapa nomor Amel enggak bisa dihubungi? Berkali-kali ia mengecek HP tidak ada panggilan masuk ataupun pesan dari Amel. Tidak biasanya Amel seperti ini. Biasanya Amel akan berkali-kali kirim pesan mengingatkan Anna.Anna mencoba menghubungi si bibi, tapi nomor si bibi pun tidak aktif. Kenapa semua nomor di rumah itu tidak ada yang aktif? Ini aneh. Anna mondar-mandir, ia sangat mengkhawatirkan Amelia.Anna mencoba menghubungi Harry, namun sepertinya Harry sangat sibuk, hanya pesan suara. Akhirnya Anna mencoba kirim pesan ke kotak suara Harry."Halo Mas, ini Anna. Ada sesuatu yang urgent, tadi aku mau ke rumah, tapi di halangi oleh tunangan Mas Harry, dia bilang aku enggak boleh lagi datang ke rumah dan harus menjauhi Amelia. Yang aku heran nomor Amel nggak bisa di hubungi, Amel pun tidak menghubungi aku, nomor rumah enggak bisa di hubungi sampai nomor si bibi pun enggak bisa. Oya security sudah diganti, jadi aku enggak dibolehin masuk. Aku khawatir sama Amel Mas, to
Read more
PREV
123456
...
12
DMCA.com Protection Status