Semua Bab Mendadak Jadi Ibu Untuk Teman Kecilku: Bab 11 - Bab 20

116 Bab

Chapter 11. Rencana Kedua

Hampir semalaman Anna berada di samping tempat tidur Amelia, hingga menjelang subuh akhirnya gadis kecil itu membuka matanya, saat itu Anna tertidur di atas kursi di sampingnya."Kak Anna ..." panggil Amelia pelan.Anna seperti sedang bermimpi, ia mendengar suara yang memanggilnya dari jauh. Perlahan Anna membuka mata dan mengangkat kepalanya, ia seperti linglung melihat Amelia sedang menatapnya."Amel? kamu sudah bangun sayang?" Anna berdiri, ia mengusap kepala gadis cilik yang tergolek lemah itu."Amel di mana kak?" tanya Amelia menatap Anna."Amel di rumah sakit sayang," jawab Anna sambil tersenyum.Amelia mengedarkan pandangannya ke seluruh ruangan."Kenapa Amel bisa ada di rumah sakit kak?"Amelia memperhatikan botol infus yang tergantung disamping tempat tidurnya, ia juga mengangkat tangan kirinya yang ditempel selang infus yang terhubung ke botol yang menggantung."Umm ... Amel keracunan tepatnya over dosis obat tidur," jawab Anna."Siapa yang meracuni Amel Kak? pasti peremp
Baca selengkapnya

Chapter 12. Provokasi

"Apa? Apa maksudmu?" tanya nenek bingung, ia menatap mama Anna yang sama bingungnya. "Siapa kamu?" tanya mama penasaran. Wanita itu perlahan bangkit, wajahnya sangat menyedihkan. Nenek tidak tega melihatnya ia mempersilahkan wanita itu duduk dan memberikan air minum padanya. "Saya Elsa, Elsa Delilah. Saya sebentar lagi akan menikah, namun belakangan ini tunangan saya menjauhi saya, bahkan putrinya jadi ikut membenci saya. Padahal saya sangat mencintainya, dan menganggapnya sebagai putri kandung saya sendiri. Tapi kehadiran orang ketiga diantara kami, telah merusak kebahagiaan kami." Elsa menangis pilu, seolah sangat menderita. "Memangnya siapa calon suami kamu?" tanya mama. "Harrison Barnes, biasa dipanggil Harry." "Harry?" Nenek dan mama tampak terkejut. "Ya Mas Harry, belakangan seorang gadis bernama Joanna menggodanya dan mendekati putrinya." "Putri? Harry punya putri?" Nenek bingung, "kamu pasti salah orang, mungkin Harry yang lain." Elsa tersenyum sinis. "Apa cucu
Baca selengkapnya

Chapter 13. Mengumpulkan Bukti

"Apakah Elsa yang menyerahkan foto-foto ini?" tanya Anna. Mama yang sudah melangkahkan kakinya akan meninggalkan Anna segera berhenti, wanita itu membalikkan tubuhnya dan menatap Anna. "Kamu sudah tahu, kan? Tapi mengapa An, mengapa kamu masih lanjutkan hubunganmu dengan Harry? apakah kamu bangga dicap sebagai pelakor, perusak hubungan orang lain?" "Tapi, Ma. Elsa bukan tunangan Mas Harry. Mereka tidak ada hubungan apa-apa." "Sudahlah Anna, kamu sedang dibutakan oleh cinta, jadi tidak bisa lagi berpikir realistis." "Ma, percaya sama Anna ...." Mama segera berlalu tak menghiraukan kicauan Anna, wanita itu sudah terlanjur kecewa kepada Anna. Ia tak pernah membayangkan putrinya akan berprilaku seperti itu, seperti nggak ada laki-laki lain aja. Anna segera masuk ke kamarnya, ia membanting pintu dengan keras dan melemparkan tubuhnya ke tempat tidur, pikirannya kacau. "Kurang ajar si Elsa itu, licik! beraninya main belakang," umpatnya. Drrtt Tiba-tiba ponsel Anna bergetar, ia sege
Baca selengkapnya

Chapter 14. Terbongkar

Anna tertegun, ia diam mematung sambil melihat ke ruang tamu. Itu memang benar Amelia dan pak Rama asisten Harry. Di atas meja tergeletak tumpukan berkas, Pak Rama sedang berbicara sambil menunjuk pada berkas-berkas di atas meja, mama dan papa Anna juga ikut melihat ke meja sambil mendengarkan penjelasan Pak Rama. Papa nampak manggut-manggut. Tiba-tiba Amelia mendongak, ia melihat ke arah Anna yang sedang berdiri tak bergerak di tangga. "Kak Anna!" panggil Amelia senang. Sontak Pak Rama, papa dan mama Anna ikut menoleh. Anna jadi linglung, ia menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Loh, kamu ngapain berdiri di situ, An. Sini ke mari." Papa memanggil sambil tersenyum. "Baik, Pa." Anna bergegas turun. Amelia menghambur, memeluk Anna. "Kamu nggak sekolah, sayang?" "Amel izin, Kak. Mau jenguk nenek yang sakit." Anna menoleh, menatap Pak Rama, yang dibalas anggukan oleh lelaki itu. Tatapan Anna berpindah ke papanya, yang juga mengangguk sambil tersenyum. Sedangkan mama, perhatian
Baca selengkapnya

Chapter 15. Tawaran Misterius

Elsa membeku sesaat, "Bagaimana bisa ketahuan?""Saya juga nggak tahu, Pak Rama melakukan interogasi kepada beberapa orang termasuk saya. Pertanyaannya sangat menjebak.""Bodoh! nggak bisa diandalkan!" Elsa memaki."M-maaf, Nyonya." Gemetar suara lelaki di ujung telepon."Dasar sampah! Sudah, kamu hapus semua bukti, termasuk chat saya dan foto-foto yang kamu kirim.""Baik Nyonya."Usai menutup panggilan, Elsa melempar gelas kosong yang ada di meja, ia mendengus marah."Kurang ajar si Rama. Go to the hell!!" umpatnya sambil melempar apa saja yang ada di meja.Orang-orang yang dia bayar itu adalah sumber informasinya untuk mengetahui segala sesuatu tentang Harry, kenapa si Rama tiba-tiba curiga?Elsa segera menghubungi seseorang, ia memberi perintah untuk mencari semua informasi tentang Joanna. Bagaimana bisa gadis tomboy dan urakan itu dekat dengan Harry? Apa memang selera Harry yang seperti itu?"Hmh, buruk sekali seleramu Har!" Wanita itu mendengus sinis, salah satu sudut bibirnya te
Baca selengkapnya

Chapter 16. Kerjasama

Untuk sesaat Anna terdiam, seorang wanita dengan tubuh tinggi langsing berpakaian seksi berdiri di hadapannya. "Ngapain wanita ular itu di sini? mau apa dia?" Anna membathin di dalam hatinya. Tapi kemudian ia bisa menguasai diri kembali, ia tetap tenang dan santai. "Malam," jawabnya datar. Merasa tidak disambut, Elsa menjadi geram. "Gadis ini benar-benar batu, kenapa dia begitu santai? harusnya dia gugup, dan bertanya mau apa kamu di sini? ini kok tenang aja sih." Kali ini Elsa yang bergumul dengan hatinya sendiri, ia merasa kecewa karena reaksi Anna tidak sesuai yang ia harapkan. "Ehem, tidak mempersilahkan saya duduk nih?" tanya Elsa. Ia berusaha menekan suaranya agar terdengar natural. Anna tersenyum mendengarnya, "Oh mau duduk? kalau mau duduk ya duduk aja sih, kenapa repot pake nanya, toh ini bukan rumah saya juga." Elsa tidak menyahut, dengan sedikit kasar ia menarik kursi dan duduk dengan menyilangkan kaki, gadis di hadapannya ini benar-benar tidak menghormatinya. Kedua
Baca selengkapnya

Chapter 17. Mimpi

Anna pun terdiam, ikut menunggu. Sebenarnya apa yang mau ditanyakan Harry? kenapa sepertinya sangat serius?"Halo, Mas?" ulang Anna."Hmm, ya. Anna, mengapa kamu menemui Elsa?" tanya Harry spontan.Sontak Anna terkejut, bagaimana Harry bisa tahu?"M-mas Harry tahu?" tanya Anna bingung."Aku kan memang sedang mengawasi wanita itu An, aku nggak mau dia melakukan hal buruk lagi pada kamu dan Amel."'Duh gimana ini, mas Harry kan memang memintaku menjauhi Elsa, tapi malah aku terlibat kerjasama begini.' Anna membathin."Mas, memang benar Elsa itu seorang model?""Ya, dulu memang dia seorang top model, tapi sekarang aku nggak tahu lagi. Nggak ada beritanya, mungkin udah nggak laku, karena karier seorang model wanita gemilang-gemilangnya itu di usia 20-25 kan?""Waduh, kenapa Mas nggak bilang? tapi kok aku nggak pernah dengar ya ada top model bernama Elsa?""Dia nggak pake nama sebenarnya, kamu tahu Mis. Dela? itu dia.""Oh, jadi Dela itu Elsa?" Anna terkejut setelah mendengar penjelasan H
Baca selengkapnya

Chapter 18. Canda Atau Kode?

"Har, kuliah yang benar. Kamu harus lebih sukses dari aku." Lelaki tampan yang wajahnya mirip Harry itu berpesan."Ck, kan udah ada kamu Dav yang ngurusin perusahaan, aku bisa santai dong.""Dasar bocah bandel, kalau mendiang Daddy masih ada bakal dijewer kamu.""Hahaha, aku bukan bocah lagi Dav, udah 20 ini bentar lagi jadi uncle, ya kan kakak ipar?" Wanita cantik yang berdiri di samping lelaki itu tersenyum."Udah sana berangkat, kamu ada exams kan hari ini? nanti sepulang dari kampus langsung ke kantor, ada yang mau aku diskusikan sama kamu.""Oke dear Bro, aku berangkat. Bye!"Harry melajukan ferrarinya dengan santai ke kampus, entah mengapa hari ini ia merasa malas ngampus, kalau bukan ada ujian dia gak bakalan datang.Dan ia baru saja menyelesaikan ujian hari itu ketika mendapatkan kabar buruk tentang David. Ia segera melesatkan mobilnya ke lokasi, namun ia hanya mendapatkan tubuh yang bermandikan darah. Harry jatuh terduduk seketika, namun ia menguatkan diri.Lelaki itu menggen
Baca selengkapnya

Chapter 19. Kekacauan

Anna tampak berpikir keras, siapa yang di maksud Harry? tapi ia tetap tidak juga menemukan jawabannya."Mas, aku nggak ngerti maksudnya siapa? aku rasa aku nggak punya musuh."Harry tetap tenang menatap Anna. "Coba kamu ingat, seseorang yang terobsesi dengan kamu, lalu merasa kecewa karena kamu menolaknya.""Menolak?" Anna tertegun, "apa mungkin dia yang tempo hari mau dijodohkan oleh nenek?" tanyanya seraya menatap Harry -- meminta jawaban.Harry tersenyum. "Ya, dia telah terobsesi dengan kamu saat nenek kamu menawarkan menjodohkanmu dengannya, namun tiba-tiba kamu kabur darinya.""Maksudnya Ardi?" tanya Anna. Harry mengangguk."Lalu Mas bilang dia dendam sama Mas Har, apa kalian saling mengenal?""Secara pribadi kami tidak mengenal satu sama lain, tapi tahukah kamu, siapa Ardi?" tanya Harry. Anna menggeleng--Dia memang tidak tahu apa-apa, dan tidak mau tahu siapa lelaki yang akan dijodohkannya itu."Dia adalah Ardi Agara, pemilik Agra Group. Kamu tahu, Barnesia Group adalah rival te
Baca selengkapnya

Chapter 20. Sukses

Untuk sesaat Anna terpaku melihat kekacauan di ruang itu, beberapa gaun di manekin jatuh. Dan yang paling mengenaskan gaun utama yang akan ditampilkan dirusak, sobek di beberapa bagian. "Safa," panggil Anna, ia berusaha tenang meskipun suaranya bergetar, "bagaimana ini bisa terjadi? apa nggak ada yang nunggu di ruangan?" tanyanya kepada sang asisiten yang tertunduk lemas. "Ada, Mbak. Sesuai yang Mbak Anna arahkan. Tapi kata mereka tiba-tiba lampu padam, beberapa dari mereka keluar ruangan untuk mengecek, pas lampu nyala sudah berantakan." Suara safa terbata-bata menahan rasa sesak di dada. Anna paham di dalam hatinya, ini adalah perbuatan orang-orang Elsa, sekarang ia mengerti, jadi untuk ini mereka ngotot ingin bekerjasama. 'Tidak, aku harus cari cara untuk membereskan kekacauan ini.' Anna membathin di dalam hatinya. Anna meneliti gaun yang koyak dan sobek itu, ada sobekan bekas torehan pisau di bagian bawah dekat lutut, bagian atas masih mulus, mungkin karena gelap, si pelaku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status