Semua Bab Mendadak Jadi Ibu Untuk Teman Kecilku: Bab 101 - Bab 110

116 Bab

Chapter 101. Membuat Perangkap

Amelia tertergun. “Rencana?” ulang Amelia pelan, “rencana apa, Will?”Willy membisikkan sesuatu di telinga Amelia, gadis itu mengangguk-angguk tanda mengerti.“Jadi aku harus pura-pura masuk perangkapnya, dekat dengannya dan membenci Mama dan Papa?” Willy mengangguk sambil tersenyum.“Nanti setelah pulang aku akan memberikan alatnya padamu,” lanjut Willy, “kapan rencana dia akan menemuimu lagi?”“Hmm, besok dia berencana mengajakku makan siang,” sahut Amelia.“Ah itu bagus, kesempatan bagus,” timpal Willy, “lakukan seperti yang aku katakan, Mel.”“Okay,” jawab Amelia sambil mengangguk.“Good girl!” puji willy sambil mengusap kepala Amel.“Oya Will, aku mau tanya sesuatu?” Wajah Amelia sungguh-sungguh.“Ya, apa, Mel?”“Apakah Mom dan Dad kamu tidak berubah sikap dan kasih sayangnya, setelah adik kamu lahir?”Willy tersenyum, ia mengerti kekhawatiran Amel. “Tidak Mel, tidak pernah berubah. Yeah, awalnya aku sempat punya kekhawatiran seperti kamu, tapi begitu adikku lahir semua kekhawa
Baca selengkapnya

Chapter 102. Membongkar Kedok Rebbeca

Mobil mewah Rebecca masuk ke sebuah restoran mewah, Amel turun dan mengikuti wanita itu, mereka memesan menu makan siang special, sebenarnya Amelia malas makan dengan perempuan ini, namun ia harus menjalankan misi bersama Willy, yaitu membongkar kedok dan motif perempuan itu yang sesungguhnya.Rebecca terus mengompori Amelia agar membenci Anna, karena wanita itu hanya orang lain baginya. Sebaliknya ia berupaya supaya Amel mengajaknya bertemu dengan Harry, atau meminta Amel untuk memberikan kesan yang baik tentang dirinya kepada Harry.“Mel, Uncle kamu sangat luar biasa. Dia sangat baik kepada kamu, Tante ingin sekali bisa bertemu dengan Harrison.”“Tante ingin bertemu papa?” ucap Amel bingung, “mau ngapain?”Rebecca menghela napas. “Tante ingin berterima kasih atas nama Anne dan juga atas nama keluarga Jordan, karena Harrison sudah menjaga dan memperlakukan putrinya dengan baik.”“Hmm, kalau Papa nggak mau gimana?” kilah Amel, “karena kata Papa, apa yang Papa lakukan memang sudah suat
Baca selengkapnya

Chapter 103. Mengatur Rencana

Harry dan Anna saling berpandangan, keduanya bingung, apa yang sebenarnya terjadi pada putri mereka? Mengapa Amelia menangis begitu sedih, wajah anak itu juga pucat seperti ada ketakutan dan kecemasan yang mendalam. Harry dan Anna mendekati Amelia, Anna memeluk gadis kecil itu dan mengelusnya dengan lembut, membiarkannya menangis beberapa saat. “Sayang … ada apa?” tanya Anna lembut, “yuk cerita sama Mama.” Amel mengangkat wajahnya, lalu memeluk Anna dan tangisnya semakin keras, membuat Harry merasakan sakit di hatinya. Lelaki itu menghela napas berat, ia mengusap wajahnya lalu berdiri hendak menghubungi Willy untuk menanyakan apa yang terjadi, namun panggilan Amelia menghentikan langkahnya. “Papa …” panggil Amelia lirih disela isakan tangisnya. Harry membalikan badan, ia tersenyum kepada gadis kecil itu. “Iya Sayang …” Amelia menghambur ke pelukan Harry. “Maafkan Amel, Pa …” Harry mengusap rambut Amelia lembut, ia menggendong putri kesayangannya itu lalu duduk di sofa, diikuti
Baca selengkapnya

Chapter 104. Trik VS Muslihat

Amelia terkejut, spontan ia mundur. Seorang lelaki berjalan mendekat padanya sambil tersenyum ramah. “Selamat pagi princess Barnes,” sapa lelaki itu sopan. “Siapa kamu?” tanya Amelia waspada, ia berusaha menjaga jarak dengan lelaki itu. “Tenang Princess, kenalkan aku Uncle Vincent, temannya auntie Reby.” “Di mana Reby?” tanya Amel, matanya menyapu sekeliling. “Reby lagi kurang sehat, jadi dia meminta uncle untuk menjemput Amel.” “Tidak, aku tidak bisa datang menemui Reby,” tegas Amel, “oya tolong bilang Reby, aku sudah menyampaikan pesannya sama Papa, dan Papa juga mengirim pesan buat Reby, kalau dia mau tahu harus dia sendiri yang temui Amel.” Usai berkata Amelia segera berlari masuk ke dalam kelas, sedangkan lelaki itu menyeringai sambil memperhatikan Amelia yang ketakutan, ia segera berbalik meninggalkan tempat itu. Vincent segera masuk ke dalam mobil mewah yang menunggunya, Rebecca segera menodongnya dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Vincent kesal. “Sudah aku bilan
Baca selengkapnya

Chapter 105. Mengorek Keterangan

Seorang laki-laki muda dan tampan masuk menyapa Rebecca, wanita itu meneliti dengan seksama, sepertinya bukan Harrison.“Selamat malam Nona Rebecca,” sapa pria itu, wajahnya sangat mempesona.“Siapa kamu?” Tanya Rebecca, “di mana Harrison?”“Saya Alex, diutus Tuan Harrison khusus untuk melayani Nona,” jawab pria itu tersenyum, senyumnya sangat menggoda. Namun tujuan Rebecca ke mari untuk Harrison, ia berusaha bersikap angkuh.“Lalu di mana dia?” tegas Rebecca.“Maaf Nona, Tuan Harrison bilang agak terlambat, karena masih ada meeting dengan client.”“Ha? Malam-malam begini masih ngurusin bisnis?” Rebecca terkejut, “kalau memang sibuk mengapa mengundangku?”“Tenang Nona, Tuan Barnes akan segera datang,” ucap pria itu, suaranya terdengar begitu menenangkan. Ia mempersilahkan Rebecca untuk duduk.Tidak lama kemudian dua orang pelayan membawa 3 botol minuman, Alex segera membuka salah satu botol dan menuangkannya ke gelas Rebecca.“Sambil menunggu Tuan Harrison datang, silahkan dinikmati
Baca selengkapnya

Chapter 106. Sesuai Rencana

Harry dan Bobby saling berpandangan, keduanya memikirkan orang yang sama, Ardi. Tapi yang menjadi pertanyaan bukankah Ardi sudah mati? Harry sendiri yang menembakkan dua peluru ke dada kiri lelaki itu. Bobby membisikkan sesuatu di telinga Alex, pria itu mengangguk. Ia segera memeluk Rebecca, dan berbisik di telinganya. “Sayang, memangnya apa yang direncanakan Vincent dan Eric pada istriku?” Rebecca mengangkat wajahnya, ia berusaha membuka matanya, ia melihat Harry tersenyum begitu menggoda, ia melihat wajah lelaki itu mendekat lalu mengulum bibirnya, Rebecca mengerjap kegirangan, ia segera melingkarkan tangannya di leher lelaki yang dikiranya adalah Harry. “Harrison, Eric akan mengambil istrimu, dia akan merebut kembali miliknya yang sudah kau ambil, itu dendamnya dan tujuan hidupnya saat ini,” ujar Rebecca, “tapi tenang sayang, aku akan menggantikan istrimu, aku akan menyenangkanmu dan memuaskanmu, kita akan buktikan malam ini.” Rebecca langsung menciumi Alex dengan penuh gairah,
Baca selengkapnya

Chapter 107. Pengusutan

Wanita itu menatap ke arah pintu, Harrison, ia mengira pasti lelaki itu. Rebecca tersenyum dan berniat melakukan lagi sambil diabadikan.“Iya … masuk saja sayang …” terdengar suara Rebecca manja, namun matanya terbelalak ketika pintu di buka. Sosok tampan masuk dengan wajah yang menawan dan senyum menggoda, namun sayang dia bukan pria yang diharapkannya.“Selamat pagi Nona Rebecca,” sapa Alex dengan senyum yang sangat indah, bibir pemuda itu terlihat begitu lembut dan manis.‘Ah sial, kenapa pria ini yang muncul, dia sangat menggoda, tapi hanya bartender, dia nggak ada apa-apanya dibandingkan Harrison,’ gumam Rebecca membathin.“Hello Nona, are you Ok?” Alex menggoyang-goyangkan tangannya.“Um iya, saya baik-baik saja,” jawab Rebecca berusaha tersenyum, “di mana Harrison?”“Oh, Tuan Harrison sudah kembali pagi-pagi sekali, beliau berpesan agar saya melayani Nona, apakah Anda akan sarapan sekarang?”“Hmm, apakah dia benar-benar sudah pergi?” Rebecca memastikan, “kapan dia akan kembali
Baca selengkapnya

Chapter 108. Surat Tanpa Nama Pengirim

Rebecca terkesiap, seorang wanita bertubuh tinggi langsing dengan mengenakan setelan brazer hitam-hitam mencekal lengan Rebecca dengan kuat. Ia meronta, namun tenaga wanita itu sangat kuat. “Lepas!” teriak Rebecca. Alih-alih melepas, wanita itu malah memutar tangan Rebecca ke belakang, spontan ia menjerit kesakitan. “Saya peringatkan! Jangan coba-coba mengganggu atau menyakiti Nona Amelia.” Suara wanita itu tegas, dengan tatapan dingin. “Siapa kamu?!” tanya Rebecca sambil meringis kesakitan. “Siapa saya, itu bukan urusan Anda,” tandas wanita itu. “Sudahlah Emma, jangan ladeni perempuan ular ini, ayo kita pulang.” Amelia menarik tangan wanita yang bernama Emma itu. Emma melepaskan Rebecca dan mendorong pelan wanita itu, namun cukup membuat Rebecca terhuyung-huyung. “Mari Nona,” ucap Emma, ia segera mengiringi Amelia. Rebecca masih terkesima, siapa perempuan itu? Tapi kemudian ia bergegas mengejar Amelia. “Amel, tunggu sayang? Tante mau bicara?” Namun Emma dengan sigap mengha
Baca selengkapnya

Chapter 109. Memprediksi

Nanny menyerahkan selembar amplop surat berwarna cokelat kepada Harry, lelaki itu membeku memeriksa amplop surat yang ditujukan kepada Nyonya Joanna Barnes, ia membolak balik namun tidak terdapat nama pengirimnya.Harry segera membuka amplop itu, lalu membuka secarik kertas yang isinya hanya beberapa kalimat.Hello Anna,Aku datang, bersiaplah sayangKamu adalah milikku selamanya.Tubuh Harry bergetar menahan marah, wajah pria itu merah padam, ia sduah bisa menebak siapa pengirimnya.“Nanny, Anna di mana?”“Nyonya sedang menemani Nona Amel belajar, ada tugas katanya.”“Nanny, jangan beritahu Anna mengenai surat ini, biar nanti aku yang menyampaikan,” pinta Harry.“Baik,” jawab Nanny, “tapi ada apa dear, kenapa kamu terlihat sangat marah dan gelisah?” tanya Nanny cemas, wanita itu adalah pengasuh Harry sejak masih kecil, ia sangat menyayangi Harry seperti anaknya sendiri.“Penjahat itu ada di sini Nanny, dia menginginkan keluargaku hancur, dia ingin merebut istriku.” Suara Harray be
Baca selengkapnya

Chapter 110. Postman Gadungan

Anna dan Harry tertegun, memang lelaki gila itu terobsesi dengan Anna, dan itu bisa membuat dia melakukan apa pun, spontan Anna mengusap perutnya, sesungguhnya ia tidak gentar, hanya saja saat ini ia lebih memikirkan bayi di kandungannya. “Lalu apa yang harus kita lakukan?” tanya Anna menatap Harry dan Bobby. Harry menggenggam tangan Anna dengan erat. “Kamu tenang ya, Honey. Semua akan baik-baik saja.” Harry berusaha menenangkan Anna. “Itu benar, An, yang penting kau tetap selalu berada di rumah, kita akan memperketat keamanan di kediaman.” Bobby menimpali. “OK, aku percaya pada kalian,” jawab Anna sambil tersenyum. Bobby segera meninggalkan kediaman Barnes, Anna dan Harry pun kembali ke kamar tidur mereka, Harry menjadi sangat gelisah, namun ia berusaha untuk terlihat tenang di hadapan istrinya, hingga malam semakin larut matanya tidak juga bisa terpejam. “Hubby …” panggil Anna lirih. “Ya Honey, kenapa terbangun love,” sahut Harry sambil memeluk kembali istrinya yang terbangun
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status