Amelia tertergun. “Rencana?” ulang Amelia pelan, “rencana apa, Will?”Willy membisikkan sesuatu di telinga Amelia, gadis itu mengangguk-angguk tanda mengerti.“Jadi aku harus pura-pura masuk perangkapnya, dekat dengannya dan membenci Mama dan Papa?” Willy mengangguk sambil tersenyum.“Nanti setelah pulang aku akan memberikan alatnya padamu,” lanjut Willy, “kapan rencana dia akan menemuimu lagi?”“Hmm, besok dia berencana mengajakku makan siang,” sahut Amelia.“Ah itu bagus, kesempatan bagus,” timpal Willy, “lakukan seperti yang aku katakan, Mel.”“Okay,” jawab Amelia sambil mengangguk.“Good girl!” puji willy sambil mengusap kepala Amel.“Oya Will, aku mau tanya sesuatu?” Wajah Amelia sungguh-sungguh.“Ya, apa, Mel?”“Apakah Mom dan Dad kamu tidak berubah sikap dan kasih sayangnya, setelah adik kamu lahir?”Willy tersenyum, ia mengerti kekhawatiran Amel. “Tidak Mel, tidak pernah berubah. Yeah, awalnya aku sempat punya kekhawatiran seperti kamu, tapi begitu adikku lahir semua kekhawa
Baca selengkapnya