Semua Bab Terjebak Cinta Suamiku : Bab 71 - Bab 80

108 Bab

Kannaya Sakit

Dean mengerang nikmat seraya terus menghujam istrinya yang terbaring tak berdaya di bawah tubuh tegapnya. Dia terus bergerak naik turun, menghujam dan memenuhi milik Kannaya dengan miliknya, tanpa melepaskannya sejak tadi.Kannaya juga terlihat agresif malam ini, padahal saat Dean mencium dan melumat dalam bibirnya, tak ada tanda-tanda kalau istri kecilnya ini sedang mabuk seperti di kapal pesiar waktu itu."Aku suka melihat kamu mendesah seperti ini."Deg!Dean yang sedang fokus memuaskan dirinya dan Kannaya hampir melotot mendengar ucapan itu. Ucapan yang tak pernah Kannaya katakan saat bercinta dengannya, gadisnya ini akan selalu memejamkan matanya atau merengek merasa puas, tapi tak pernah memujinya ketika dia yang mendesah.Menurunkan sedikit tubuhnya, Dean masih bergerak saat dia mengecup bibir Kannaya penuh perasaan dan menatap matanya yang begitu indah dan jernih."Kenapa bilang begitu, hmmm?" tanyanya serak membuat Kannaya yang sedang sesak napas tersenyum."Tidak tahu, aku bi
Baca selengkapnya

Kejutan Tak Terduga

Wajah Dean gelap ketika dia masuk ke dalam ruangan Kannaya yang sedang berbaring di atas ranjang rumah sakit. Dia sudah tahu kalau apa yang dikatakan oleh dokter akan menjadi masalah bagi hubungan mereka yang baru yang membaik beberapa minggu terakhir.Kannaya masih terlelap ketika dia datang karena istrinya ini memang sudah mau tidur saat mereka menuju ke rumah sakit. Tatapannya rumit menatap wajah wanitanya itu, ada ketakutan besar juga yang dia rasakan ketika dia menatap wajah Kannaya yang tidur dengan sedikit pucat."Semoga setelah kamu bangun tidak bisa membicarakannya dengan kepala dingin, ya, Sayang," gumamnya seraya mengambil tangan Kannaya dan mengecup punggung tangannya dengan lembut.Kannaya tidur dengan nyenyak semalaman sementara Dean memastikan dia baik-baik saja dan sering bangun beberapa kali hanya untuk memastikan Kannaya baik-baik saja.Paginya, Kannaya membuka matanya dengan lemas dan tampak menatap sekitarnya yang agak berkunang-kunang. Tatapannya berkerut, dia tak
Baca selengkapnya

Bed Rest

Dua hari di rawat, Kannaya akhirnya mulai membaik dan dia akan segera pulang. Dia sedang duduk di atas ranjang dan memperhatikan suaminya yang sedang membereskan beberapa perlengkapan dan juga alat kuliahnya.Sejak dia sakit dia memang sudah mulai kuliah melalui daring dan itu dilakukan oleh Dean agar dia benar-benar bisa bed rest dengan baik tanpa ada memikirkan apapun. Tak lama suster datang mengantarkan kursi roda, sementara Dean sudah menyerahkan tas berisi perlengkapan dan juga pakaian Kannaya pada Haris yang sudah ada disana dan menunggu mereka. Dia akan menjadi sopir hari ini karena dia juga tahu apa yang sudah menimpa Kannaya makanya dia tahu kalau majikannya sedang ingin memberikan service lebih padanya.Mengangkat Kannaya pelan-pelan ke atas kursi roda, Dean menatapnya yang sudah tersenyum pelan dan mengangguk seolah mengatakan kalau dia baik-baik saja tanpa ada yang salah. Setelah memastikan semuanya aman barulah Dean bergerak mendorong kursi rodanya."Hari ini mau ke mana
Baca selengkapnya

Hadapi Bersama

Kannaya bangun dengan tubuhnya yang sudah terasa jauh lebih baik dibandingkan tadi. Dia meregangkan ototnya lalu meringis pelan merasakan kepalanya yang sakit. Sungguhan, dengan semua ini jelas saja dia merasa sangat lemah dan takut. Dia sadar kalau dia sudah hamil hanya saja dia takut akan menyakiti anaknya karena keadaan tubuhnya yang lemah.Kamar yang senggang membuat Kannaya bergerak bangkit walau dia lemas. Dia menoleh ke arah kanan dan kiri tapi tak menemukan suaminya, membuatnya diam saja di sana dan mengambil air minum yang ada di nakas."Mas Dean bekerja kali ya? Baru juga jam tiga sore," gumamnya seraya memejamkan matanya.Inilah yang dia takutkan dari kehamilan, dia tidak siap karena masih terlalu muda dan juga dia yang takut sekali merepotkan siapapun. Sejak dulu dia adalah seorang gadis yang selalu berusaha untuk bersikap mandiri dan mengerjakan semuanya sendiri. Kannaya duduk dengan tangannya yang perlahan membelai perutnya yang rata. Dia menghela napas beberapa kali se
Baca selengkapnya

Mulai Membaik

"Ada yang tidak nyaman?"Kannaya menggeleng. Beberapa hari setelah dia sempat drop dan sakit, dia akhirnya perlahan sembuh. Walaupun masih dalam pantauan ketat Dean dan dokter tapi dia benar-benar sudah bisa berjalan ke sana ke sini tanpa merasa lelah atau lemah.Tetapi Dean tetap membatasinya dan tidak membiarkannya bergerak sebebas itu. Dia tahu kalau tubuh Kannaya cenderung lemah, dia mudah sakit dan semuanya masih bergantung dengan kesehatannya yang suka menurun, makanya Dean tidak mau membiarkannya melakukan apapun secara berlebihan apalagi dia baru sembuh."Mas tidak mau ke perusahaan?"Dean meminum kopinya lalu menatap. "Tidak, aku akan memantau keadaanmu hingga benar-benar sehat karena aku tidak mau kamu kenapa-napa."Kannaya diam dan memakan makanannya. Setelah dia sembuh dari sakit nafsu makannya benar-benar meningkat dan dia selalu merasa lapar. Dokter mengatakan itu adalah hal wajar karena dia sedang mengandung makanya Kannaya juga tidak mempersulit dirinya sendiri. Terleb
Baca selengkapnya

Masih Berteman, 'Kan?

"Aku senang sekali bisa melihatmu lagi! Selama beberapa hari ini Aku merasa khawatir sekali karena kamu tidak masuk-masuk apalagi katanya kamu hamil dan keadaanmu drop. Aku sudah sempat untuk memberanikan diri meminta izin lada Mister Dean, tapi aku tidak berani karena takut dia marah-marah dan mengabaikanku, sementara kamu adalah teman baikku."Begitu sampai di apartemen Camelia langsung menyerocos panjang lebar membuat Kannaya tersenyum dan mengajaknya duduk setelah mereka sempat berpelukan selama beberapa saat. Keadaannya sudah kembali dan mulai membaik makanya dia bisa berjalan ke sana ke sini walaupun dia masih dilarang untuk melakukan hal-hal yang keras atau berjalan terlalu jauh.Dean overprotektif dan selalu memantaunya lewat CCTV yang ada di ruang kerja karena walaupun dia ada di ruang kerja dan fokus maka dia tetap bisa melihat istrinya dari sebuah layar komputer. Dean mengerjakan semua pekerjaan dari rumah dan dia berniat untuk melakukannya sampai keadaan kehamilan istrinya
Baca selengkapnya

Keinginan Yang Dicukupi

Saat mereka sedang bicara seperti itu dan juga menghabiskan waktu sebelum kembali mengerjakan tugas, Kannaya kembali mendengar suara belt. Dia mengerutkan dahinya, lalu mendongak. Tidak ada tanda-tanda kalau suaminya akan keluar, makanya dia bangkit perlahan."Aku buka pintu dulu, ya? Sepertinya ada petugas kebersihan yang datang."Camelia mengangguk dan menatap kepergian Kannaya seraya memakan makanannya. Sementara itu Kannaya berjalan perlahan-lahan ke arah pintu dan membukanya perlahan setelah mengintip. Dia menemukan seorang pria bersetelan rapi hingga membuatnya menunduk pelan. "Cari siapa, Tuan?"Pria itu menatapnya beberapa lama dan menemukan kalau ini adalah gadis yang pernah ditunjuk oleh Dean waktu pertama kali pria itu menunjukkan padanya siapa istrinya. Ya, dia adalah Andreas, pria yang sudah datang kesini untuk mengantarkan berkas."Dean ada?" Kannaya mendongak karena dia cukup tinggi. "Oh, ada, silakan masuk. Mister Dean ada di ruangan kerjanya," ujar Kannaya sopan memb
Baca selengkapnya

Dua Kantung

Kannaya memejamkan matanya dengan tenang dan tak ada yang mengganggunya. Sejak hamil, Dean memang sudah menguruskan untuk dia kuliah secara online dan juga tidak harus datang ke Universitas, makanya dia bisa tidur sesuka hatinya terlebih lagi dia bertambah malas sekarang.Dean mengecup puncak kepala Kannaya lalu tersenyum melihat betapa tenangnya wanita ini tidur bersamanya. Dia senang Kannaya tidak muntah-muntah, sehingga dia tidak begitu merasa bersalah atas apa yang sudah dialami oleh Kannaya."Aku akan siapkan sarapan," gumamnya lalu bangkit dari tidurannya.Selain Kannaya yang harus kuliah daring, dia juga memindahkan sebagian besar pegasnya ke apartemen ini agar dia bisa memantau keadaan istrinya tanpa harus meninggalkan rumah. Sekarang ini keadaan istrinya yang jauh lebih penting dibandingkan apapun, makanya dia tidak peduli dengan para protes yang diajukan oleh beberapa orang bersangkutan.Dia juga memiliki pengaruh di perusahaan jadi mereka tidak bisa sembarangan mengaturnya
Baca selengkapnya

Mungkin Akan Banyak Makan

"Anak kita kembar, Mas?" tanya Kannaya setelah mereka keluar dari ruangan periksa dan sedang menunggu obat yang ditebus di apotik rumah sakit.Dean tersenyum dan mengangguk seraya mengusap perut Kannaya karena dia juga sedang memeluk pinggang Kannaya dengan lembut."Mereka kembar, Sayang. Dokter bilang mereka sehat," balas Dean dengan lembut membuat Kannaya diam mendengarnya."Kok aku bisa hamil anak kembar?""Karena aku kembar, Sayang.""Hah?" Kannaya menatap wajah Dean yang sudah tersenyum lalu menerima obat dari apoteker dan mengucapkan terima kasih sebelum berjalan pergi membawa Kannaya meninggalkan rumah sakit."Sudah pernah aku katakan sebelumnya kalau aku punya kembaran tapi dia meninggal, bukan?" tanya Dean lembut hingga Kannaya diam. "Aku dan dia kembar dan aku adalah adiknya. Namanya adalah Devan sementara aku Dean, dia meninggal beberapa tahun lalu dan sejak saat itu orang tuaku tidak peduli lagi padaku karena mereka lebih menyayangi Devan. Mereka meninggalkan aku dan perus
Baca selengkapnya

Kedatangan Orang Tua

Dean mengusap kepala Kannaya dengan lembut. "Lupakan saja, sudah kukatakan kalau aku yang akan menafkahi kamu selamanya. Kamu makan banyak juga karena hamil anakku, kenapa masih harus perhitungan seperti itu? Kita sama-sama memiliki pengorbanan di dalam rumah tangga ini, kamu hamil dan menjaga anak kita sementara aku mencari nafkah. Jangan dipikirkan lagi, oke?"Kannaya menatapnya yang bicara dengan serius hingga mau tak mau dia langsung mengangguk. Dia lega setidaknya Dean tidak banyak permintaan atau tidak memarahinya. Wanita hamil itu terlihat memejamkan matanya setelah pembicaraan mereka dan dia lelah makanya dia memutuskan tidur. Dia melupakan tawaran Dean tentang cakwe, rasanya dia belum pernah mau makan itu jadi dia tidak mau.Dean yang melihatnya tidur tersenyum, dia menggenggam tangan Kannaya sepanjang jalan dan melanjutkan perjalanan dengan membawa istri dan calon anak-anaknya itu dengan baik menuju rumah. Dia tahu kalau semua ini pasti tidak mudah, Kannaya juga masih terlal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
67891011
DMCA.com Protection Status