Home / Pernikahan / Terjebak Cinta Suamiku / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Terjebak Cinta Suamiku : Chapter 11 - Chapter 20

108 Chapters

Perkara Red Velvet

Kannaya diam di gendongan Dean, selain karena tubuhnya lemah, tidak etis bila pria ini menciumnya di depan umum. Dean yang melihatnya patuh dengan senyuman menang terlihat menatap sekitarnya dan menemukan seorang satpam yang sudah biasa menyapa Kannaya dengan centil itu di dekat resepsionis dan sedang memperhatikan mereka. Dean tampak menatap tajam wajahnya sebagai peringatan, hingga satpam itu terlihat menatap wajahnya dengan alis berkerut."Terjadi sesuatu dengan Kannaya, Pak? Biar saya saja yang menggendongnya, bukankah dia pembantu anda?" tanya Satpam itu dengan tatapan penuh prihatin.Dia sama sekali tidak mempedulikan tatapan tajam dari Dean dan malah mengajukan dirinya untuk menggendong Kannaya. Dan itu tentu saja membuat emosi memuncak di kepala Dean. Sementara Kannaya, dia lebih mementingkan dirinya karena perutnya yang sakit dan rasa lemah yang menggerogotinya."Sebaiknya kau jaga jaraknya darinya sebelum aku memanggil atasanmu agar kau dipecat!" ujar Dean tajam membuat pr
Read more

Lelah?

Kannaya menatapnya yang balas menatap wajahnya. Dia sudah tahu kalau Dean pasti tidak akan terima, maka dari itu dia menunggu kemarahan suaminya.Namun beberapa lama dia menunggu, Dean tak kunjung bersuara melainkan hanya diam dan menyiapkan lagi red Velvet itu padanya. Kemarahan pria ini biasanya meledak-ledak, kalau dia hanya diam artinya dia belum marah."Berhentilah melakukan hal konyol, Mas. Kamu pantas mendapatkan yang lebih dariku," ujar Kannaya tanpa menerima suapan itu padanya. "Hal konyol apa?" Dean menaikkan alisnya tak mengerti. "Memangnya kita melakukan sesuatu yang konyol?""Tentu saja, aku-""Kamu mendesah tadi ketika kita bercinta juga konyol?"Wajah Kannaya memanas mendengarnya, dia tampak menatap wajah pria itu yang sudah menaikkan alisnya, seolah menjadi sebuah hal tak dia pahami. Hal itu membuat Kannaya berhenti bicara dan tak mau membuat masalah apapun. Dia akui kalau dia menikmati percintaan tadi tapi itu bukan berarti kalau hatinya luluh."Makanlah agar kamu seg
Read more

Berkurung Di Kamar

Dean tak menjawab ucapan istrinya yang ada di depannya ini. Dia terlihat menatap wajah Kannaya yang mulai memerah. Namun gadis itu tampak menatap wajah suaminya yang sudah tersenyum kecil dan menghela napas sambil menatapnya."Pergilah istirahat kalau Mas memang lelah, mengapa malah menggangguku." Kannaya berkata tak senang membuat Dean tersenyum kecil dan menghela napasnya.Dia melepaskan pelukannya dan bisa melihat ada bekas keringatnya yang menempel di tubuh Kannaya. Gadis itu sudah bergerak menunduk, mengambil lagi kemoceng yang dijatuhkan oleh Dean dan menatap wajahnya tajam."Jangan menggangguku, cepatlah mandi!" Dean tersenyum kecil mendengar perintahnya. "Apakah kamu sedang menjadi seorang istri yang memerintah suamimu?" tanyanya santai sementara Kannaya sudah mendengus."Terserah kamu mau menganggapnya apa. Aku malas berurusan denganmu," ujarnya seraya berjalan pergi dan membersihkan kaca yang menjadi hiasan di salah sisi lemari televisi."Siapkan air mandiku," ujar Dean san
Read more

Aku Akan Menghabiskan Uangmu!

Kannaya menoleh ke arah pintu yang terbuka. Dia mengerutkan dahinya ketika melihat pria yang tak lain adalah Dean. Dia masuk dengan tenang dan menatap datar wajah Kannaya."Mas butuh sesuatu?" tanyanya sambil membuka headset besar yang ada di telinganya.Melihat tatapan Kannaya yang santai bertanya, Dean berkacak pinggang. "Santai sekali kamu bertanya, seolah tidak melakukan sesuatu yang salah," ujarnya membuat Kannaya mengerutkan dahinya."Memangnya apa yang kulakukan?" tanya Kannaya membuat Dean menatap wajahnya serius."Kenapa meninggalkan makanan di meja makan dan kamu masuk kamar? Kenapa tidak makan denganku?" tanyanya membuat Kannaya mengerutkan dahinya."Memangnya biasanya bagaimana? Aku makan sesuai dengan kebiasaan selama ini, 'kan? Mas makan di ruangan makan seorang diri karena tidak mau diganggu dan aku juga tidak mau mengganggu. Jadi apa lagi yang salah?" tanya Kannaya tak mengerti.Kadang-kadang pemikiran pria ini harus diluruskan, dia bisa bersikap seenaknya tanpa memiki
Read more

Kannaya Pingsan

Kannaya menatap Dean dengan tatapan tajam sementara pria itu balas menatapnya dan tersenyum. Dengan rontaan pelan Kannaya berusaha melepaskan pelukan pria itu tapi Dean menahannya dengan kuat dan tak bisa melakukan apa-apa."Lepaskan aku! Kamu gila, Mas!" maki Kannaya kesal membuat Dean tersenyum lebar. "Memang aku ini gila, Sayang. Apakah kamu mengira kalau aku waras? Kalau kemarin aku tidak akan melakukan seperti ini pada istriku." Dean menjawab santai seraya meletakkan dagunya di kepala Kannaya."Apa maksudmu?"Dean tersenyum kecil dan menarik napasnya. "Temani aku makan," ajaknya tanpa menjawab pertanyaan dari Kannaya. "Aku lapar sekali-""Aku tidak mau!" Kannaya menjawab tanpa rasa takut membuat Dean tersenyum dan mengurai pelukannya sendiri lalu memegang dagu Kannaya dengan tatapan serius."Kalau kamu tidak mau, maka aku akan melakukan percintaan sampai besok pagi. Ternyata kamu lebih mau bercinta daripada menemaniku makan, hmm? Aku tidak keberatan sama sekali sih, ayo kita laku
Read more

Sakit Hati Atas Ucapan Dokter

Kepala Kanannya jatuh dan itu membuatnya terbangun. Dia bergerak pelan dan merasa seluruh pandangannya silau dengan warna putih dimana-mana."Apakah aku sudah ada di syurga?" batinnya dengan tangan yang berusaha dia gerakkan.Tetapi dia merasa ada yang menahannya. Sebuah selang infus dan sontak saja itu membuatnya kaget. Dia menatap sekitarnya dan hanya ada dia sendiri disana. Kannaya menahan ulu hatinya yang masih terasa mual, dia meringis pelan dan mulai menyadari dia ada dimana."Rumah sakit?" tanyanya bingung. "Ah, kenapa aku dirumah sakit?" batinnya seraya bergerak pelan.Ketika dia bergerak, saat itulah pintu kamarnya terbuka dan seorang dokter wanita masuk. Dia membawa nampan ditangannya lalu menaikkan alisnya melihat jika Kannaya sudah bangun."Bangun juga akhirnya." Dokter itu berkata membuat Kannaya menatapnya. "Dimana saya?" Dokter itu tampak menatapnya dengan raut wajah agak tak senang. "Di rumah sakit," jawabnya jutek dan itu membuat Kannaya memegang perutnya."Siapa ya
Read more

Menangkap Dokter Wanita Itu

"Aku hanya pelayanmu, kenapa harus peduli padaku?!" Kannaya meracau ketika Dean ada di sebelahnya dan bertanya tentang apa yang dia alami."Sssttt, kenapa? Siapa yang mengatakan kalau kamu adalah pelayanku? Siapa yang sudah mengganggumu di sini? Katakan padaku, aku akan menghancurkannya," ujar Dean dengan lembut.Dia tahu kalau Kannaya memang kekanakan, selain itu gadis ini juga sedang sakit dan tidak bisa mengontrol keadaan hatinya. Ketika ada yang mengusiknya tentu saja dia tidak akan senang dan mengamuk seperti ini. Bersama dengan Dean saja dia masih mau mengamuk padahal Dean memperlakukannya dengan baik, apalagi bersama dengan orang lain yang sengaja untuk menyakiti perasaannya."Tidak perlu! Aku hanya mau pulang dan tidak mau di sini!" Kannaya berusaha melepaskan tangan Dean dari tubuhnya. "Lepaskan aku! Lepaskan!" ujarnya dengan tatapan yang mulai berair dan bibir yang bergetar.Dean memeluknya, membenamkan wajah Kannaya yang memucat itu ke dadanya. Dia membiarkan Kannaya menangi
Read more

Kartu Unlimited

Kannaya perlahan meringis dan membuka matanya. Dia merasa pusing dan sakit diperutnya berkurang banyak, dia menatap silau yang ada di sekitarnya."Aku harap ini di surga," gumamnya pelan."Mana mungkin."Kannaya tersentak mendengar suara bariton yang menembus kepalanya. Dia menatap wajah yang bicara itu, hingga bisa ditangkap seseorang sedang duduk di sebelah ranjangnya dan wajahnya agak kabur.Namun, sosok itu mendekatinya dan mencium dahinya dengan lembut. Kannaya menatap wajahnya yang sudah tersenyum, pria itu adalah ... "Mas Dean?" tanyanya lemah membuat Dean tersenyum dan mengecup bibirnya lembut."Akhirnya kamu sadar, Sayang. Aku cemas sekali dengan keadaanmu," ujar Dean lembut membuat Kannaya menelan ludahnya.Dia menatap sekitarnya dan dia nyatanya masih ada di rumah sakit, lalu ketika dia melihat ke arah pintu, ada beberapa pria berpakaian hitam dan seorang wanita yang duduk dengan kondisi diikat. Tatapan Kannaya yang berkerut melihat wanita itu membuat Dean tersenyum kecil
Read more

Kedatangan Camelia

Kannaya berbaring dengan malas di atas ranjangnya tapi dia tidak boleh ke mana-mana. Dean sedang pergi ke kantornya sebentar dan berjanji akan segera kembali untuk Kannaya, saat ini adalah sore di hari kedua dia dirawat di rumah sakit.Keadaan tubuhnya memang tidak baik-baik saja dan asam lambungnya sering kambuh dalam waktu empat jam setelah dia merasa lebih baik. Makanya dokter masih harus terus melakukan banyak hal untuknya agar dia bisa sembuh dalam waktu kurang dari dua minggu."Aku bosan sekali." Kannaya menghela napas pelan.Saat dia akan memejamkan matanya, suara pintu terdengar dan membuatnya menatap ke arah depan."Saya teman dari Kannaya dari universitas dan juga pernah menyewa kost bersama. Katakan saja kalau nama saya Camelia," ujar gadis itu membuat dua penjaga di depan pintu menatap satu sama lain."Kamu laporkan pada Nona Muda, aku yang akan berjaga di depan," ujar yang satu membuat temannya mengangguk.Camelia tampak menatap pintu yang terbuka tapi tertutup lagi. Seme
Read more

Liburan?

Dean menatap layar laptopnya lalu mematikan ponselnya. Dia melihat sebuah iklan di kapal pesiar yang akan mengadakan perjalanan selama lima hari dan melintasi beberapa negara sekaligus.Dia tersenyum melihat tulisan disana hingga akhirnya dia menghela napas pelan dan tersenyum. Segera dimintanya asisten pribadi untuk membeli dua buah tiket karena dia ingin berlibur setelah ini. Dia terlalu lelah untuk melakukan pekerjaan.Setelah menyelesaikan pekerjaannya siang itu dia pulang karena masih harus ke rumah sakit untuk menjemput Kannaya. Setelah hampir dua minggu dia dirawat di sana, hari ini akhirnya dia diperbolehkan pulang karena penyakitnya yang sudah membaik.Selama itu, Dean begitu sabar menjaganya walau Kannaya masih merajuk tipis-tipis. Selain menahan kesabaran dan juga terus berusaha meyakinkan, Dean juga menahan nafsunya sekuat tenaga karena dia tidak mau malah berakibat fatal seperti malam di mana dia memaksa Kannaya hingga berujung masuk rumah sakit selama setengah bulan seper
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status