Home / Pernikahan / Terjebak Cinta Suamiku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Terjebak Cinta Suamiku : Chapter 21 - Chapter 30

108 Chapters

Di Restoran Jepang

Kannaya menatap wajah Dean yang santai padahal dia kaget."Mau apa kita ke kapal pesiar, Mas? Ada urusan bisnis?" tanyanya membuat Dean tersenyum, masih dengan merangkulnya di sana."Bukan, sudah kukatakan kalau kita akan liburan. Beberapa hari ini aku lelah sekali, sejak berapa tahun yang lalu aku tidak pernah liburan dan selalu menghabiskan waktu untuk bekerja. Sedikit banyak aku merasa lelah, aku butuh istirahat karena bagaimanapun juga ternyata aku masih manusia." Dan berkata membuat Kannaya mengerutkan dahinya."Kalau Mas yang merasa lelah kenapa harus mengajakku? Aku tidak bisa pergi." Kannaya menggeleng sementara Dean sudah memperhatikannya seolah bertanya kenapa dia tidak bisa pergi. "Aku sudah ketinggalan banyak kelas dan aku bisa kehilangan nilai IPK aku yang kupertahankan selama dua tahun ini. Aku tidak mau kalau harus libur lagi. Aku ingin lulus dalam keadaan normal dan IPK yang memuaskan. Walaupun aku tetap ikut melakukan pembelajaran lewat online tapi tidak sememuaskan k
Read more

Rindu

Setelah menghabiskan hari itu dan esoknya, Kannaya pulang dari kampus dengan rasa lelah di tubuhnya. Dia tetap memaksakan kuliah karena tak mau nilainya malah jatuh. Walau lusa mereka sudah pergi lagi karena Dean benar-benar tidak mau membatalkan rencana liburan di kapal pesiar yang dia katakan.Tiba di apartemen Dean, Kananya menutup pintu dan berjalan lelah ke arah dapur. Dituangnya air dingin dari dispenser, lalu meneguknya pelan dan menghela napas."Tubuhku belum sekuat kemarin, untunglah Camelia masih bisa menghandle usaha itu." Kannaya memijat dahinya pelan.Dia duduk disana beberapa saat, lalu menatap bayangan wajahnya di depan besi stainless yang membayang."Aku agak kurus akibat asam lambung itu, ya? Benar-benar penyakit luar biasa." Kannaya menarik napasnya pelan. Sejak semalam dia dilarang menyentuh pekerjaan apapun di apartemen ini, karena Dean yang merapikan rumah dan membiarkannya istirahat penuh."Hah." Kannaya bangkit, lalu berjalan ke arah kamarnya.Ya, kamarnya. Dean
Read more

Kelak Akan Sadar

Dean menatap wajah istrinya yang terengah pelan, lalu tersenyum dan mengusap wajahnya dengan lembut. Gadis itu sudah terbaring di atas ranjangnya, dengan keadaan matanya yang berusaha untuk tak melihat Dean."Mau dilanjutkan?" Kannaya menatapnya lalu menarik napas pelan dan menggeleng. Hal itu membuat Dean tersenyum, lalu kembali mencium bibir Kannaya hingga gadis itu kembali melenguh dan merasakan tangan Dean yang ada di dadanya. Dean meremasnya dengan perlahan dan lembut masih sambil mencium bibir istrinya itu dengan lembut dan dalam."Emmhh ..." Kannaya terengah pelan, dia menatap langit-langit kamar yang makin kabur, lalu meremas bahu Dean untuk melepaskan euforia yang dirasakannya.Dean menelusuri leher dan dagu Kannaya, meninggalkan bercak-bercak merah disana dan itu membuat Kannaya merasa tubuhnya seperti di sengat setiap kali Dean menggigiti lehernya. Perlakuan pria ini terasa lembut seperti takut membuatnya kelelahan, makanya Dean juga tidak berani bercinta dengannya, dia ha
Read more

Janji Dean

Kannaya meringis, terhujam pelan oleh Dean yang sudah memasukinya dengan lembut dan menghujamnya penuh perasaan. Akhirnya malam ini mereka bercinta lagi, seolah Dean sedang ingin menunjukkan ketulusannya juga lewat percintaan yang dia lakukan."Ah ... Kamu kembali rapat seperti pertama kali aku melakukannya," ucap Dean seraya memajumundurkan miliknya di dalam liang senggama istrinya.Kannaya hanya bisa mendesah dan meringis pelan. Tubuhnya terguncang ke atas merasakan genjotan yang dilakukan suaminya. Dia mencoba untuk mencengkeram selimut lalu memejamkan matanya sementara Dean masih berusaha separuh menunduk dan memperdalam hujamannya.Desahan keduanya terdengar satu sama lain, dengan Kannaya yang terdengar lirih sementara Dean benar-benar bersemangat melepaskan hasratnya saat ini. Dia meremas dada istrinya itu dengan lembut, bergerak teratur dan penuh perasaan karena takut membuat Kannaya masuk rumah sakit lagi. Dia hanya ingin menunjukkan kalau dia bahagia bisa bercinta dengan Kan
Read more

Di Kapal Pesiar

"Kami akan berangkat sore ini, antarkan semua berkas-berkasnya sekarang agar aku bisa membawanya nanti. Baiklah." Dean mematikan panggilan dan kembali menatap layar laptopnya.Dia sekarang ada di ruang kerja apartemen dan sedang menyiapkan beberapa pekerjaan terakhir. Mereka akan segera berlayar malam ini jadi dia harus pergi dengan tenang dan mengirimkan laporan terakhir yang ditinjaunya pada bawahan.Sementara itu Kannaya baru masuk ke dalam apartemen dan berjalan menuju kamar. Dia baru menemui Camelia untuk pamit, mengatakan kalau dia harus menemani Dean selama pria itu berlayar. Dia tidak mengatakan kalau mereka liburan, dia hanya mengatakan untuk menemani pria itu bekerja karena tak mungkin dia mengatakan lebih detail tentang itu, padahal dia juga sedang berusaha untuk mencari jalan keluar dari hubungan yang buntu ini."Sudah pulang?"Saat dia melewati ruangan kerja, Dean bertanya membuatnya mau tak mau berhenti dan mengangguk pelan. "Sudah," balasnya membuat Dean tersenyum."Ke
Read more

Pikirkan Lagi, Mas.

Kannaya membuka berkas itu sementara Dean ada di hadapannya. Dia menemukan beberapa surat, lalu membacanya perlahan dan membulatkan mata. Dean tersenyum melihat reaksinya tapi dia hanya diam saja dan melihat Kannaya yang sudah membuka beberapa surat yang lain.Kannaya mendongak, menatap wajah Dean yang sudah tersenyum hingga tatapan istrinya itu berkaca-kaca. "Kenapa Mas melakukan ini? Kenapa Mas menebus semua hutang di bank dan mengembalikan surat itu atas namaku? Maksudnya apa?" tanya Kannaya membuat Dean menunduk dan mengangkat dagunya."Aku ingin meringankan bebanmu dan membuatmu memiliki hutang lagi. Bayaran di bank itu lumayan banyak setiap bulannya dan kamu sudah tertunggak selama dua bulan. Aku membayar semuanya sampai lunas dan sekarang rumah itu kembali milih kamu tanpa ada yang diubah."Kannaya terisak pelan dan memeluk sertifikat rumah kedua orang tuanya itu. Dia tampak memejamkan matanya, membiarkan air matanya jatuh dan dia bisa merasakan Dean mengusap air matanya denga
Read more

Keputusan Kannaya

Saat ini Dean yang ada di hadapannya dan menatapnya dengan tatapan serius, wajah Kannaya tampak berubah dan dia menelan ludahnya pelan."Aku hanya mencari angin saja tadi makanya keluar, aku sudah merapikan semua perlengkapan yang dibawa dari apartemen." Kannaya berkata pelan membuat Dean diam saja menatapnya.Kannaya tak mengatakan apapun lagi dan hanya diam saja seperti siap untuk dimarahi. Dia jelas merasa lapar tapi dia takut untuk memintanya, dia tidak bisa untuk melakukannya karena semuanya ini disewa oleh Dean dan dia harus makan dengan izin pria ini."Wajahmu sedikit pucat, pasti karena terkena angin dan kamu tidak tahan. Sebaiknya jangan di sini, ayo," ajak Dean sambil menarik tangan istrinya itu dan membawanya menjauh dari pinggiran kapal.Kannaya menelan ludahnya ketika dia merasa sifat dingin pria ini mulai terasa lagi. Di satu sisi dia merasa sangat senang setidaknya Dean tidak mengharapkan banyak hal padanya. Pikiran pria ini mulai terbuka adalah sebuah hal yang sangat b
Read more

Keagresifan Kannaya

Kannaya sudah mulai mabuk ketika semua makanan itu habis mereka makan. Dia meneguk alkohol terakhirnya lalu jatuh ke atas meja dengan tubuh yang benar-benar lemas dan kepala yang terasa pusing.Dean tersenyum melihatnya lalu bangkit dan mengangkat kepala Kannaya, sebelum akhirnya dia membuat Gadis itu jatuh ke dadanya dan terdengar gumaman halus dari bibir gadis itu."Hangat sekali ..." ujarnya seraya memeluk tubuh Dean erat.Dia menempelkan semua tubuhnya karena tak sadar sementara Dean masih menunggu beberapa lama dan menghabiskan satu gelas lagi sebelum akhirnya dia menerima kartu dari pelayan karena dia membayar beberapa makanan yang di luar harga paket yang dipesannya.Beberapa pelayan yang ada di sana melihatnya sudah menunduk mengecup puncak kepala Kannaya yang tidur dengan mabuk diperlukannya. Dean tersenyum, bukan maksudnya untuk membiarkan Kannaya meminum alkohol tapi supaya gadis ini tidak lagi merasa penasaran dan mungkin nanti dia bisa berhenti melakukannya. Karena kadang
Read more

Tidak Siap Hamil

Kannaya memeluk Dean yang masih ada di atas tubuhnya. Keduanya masih bercinta di atas ranjang kapal pesiar itu, menikmati momen berdua dimana Dean mengatakan kalau mereka sedang berbulan madu.Kannaya mendesah bebas sepanjang percintaan, Dean bahkan melanjutkannya beberapa ronde karena tubuh Kannaya yang sudah lebih kuat. Tentu saja itu dia lakukan karena Kannaya mabuk, jika tidak dia akan kena marah istri kecilnya ini."Ah, Mas ... Lebih cepat lagi!"Lihatlah, bahkan saat sudah babak belur, Kannaya masih meminta lebih cepat dan lebih cepat. Dean tersenyum, mengusap wajah istrinya yang basah akibat keringat, seraya terus bergerak menghujam tubuhnya dengan penuh nafsu.Entah mengapa seleranya malah jatuh pada gadis kecil ini. Dia tak peduli kenapa dia bisa menyayanginya, yang pasti dia tidak akan meninggalkan Kannaya apapun yang terjadi."Ahh ... Emmm ..."Kannaya terengah sendiri, dia sudah merasa mulai lelah hingga matanya meredup dan itu membuat Dean dengan penuh perhatian mempercep
Read more

Di Kamar Saja!

Kannaya duduk memakai makeupnya tipis-tipis. Dia ada di kamar saat ini dan Dean ada di kamar mandi, mereka baru bangun setelah bermalas-malasan hingga sekarang dia tampak menatap wajahnya yang masih lelah akibat apa yang mereka lakukan tadi malam."Benar-benar gila, bagaimana bisa aku bersikap seagresif itu. Mas Dean bisa menemukan kelemahanku." Kannaya memukul kepalanya pelan dan diam-diam Dean sebenarnya sudah siap dan berdiri di pintu kamar mandi. Dia sudah mendengar ucapan Kannaya tadi dan tersenyum pelan karena istrinya itu memang menggemaskan kadang-kadang."Apa yang harus kulakukan kedepannya," ujar Kannaya lalu merebahkan kepalanya ke meja yang dia gunakan untuk merias wajah. "Kenapa aku harus meminum alkohol itu! Sudah tahu aku tidak kuat! Bodoh sekali!"Dean tersenyum pelan dan masih diam saja disana. Dia membiarkan gadis itu mengoceh sesuka hatinya. Kadang-kadang orang akan merasa lebih baik ketika dia mengomel, nanti dia juga akan membaik.Beberapa lama kemudian, Kannaya
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status