Semua Bab Suami Dadakan Ibu Muda: Bab 31 - Bab 40

126 Bab

Perasaan Kita

“Jadi, besok kita bisa pergi jalan-jalan?” Mawar menghampiri Rama yang sedang termenung di balkon kamar mereka.Rama yang mendengar suara itu langsung menoleh dan mengangguk. “Kamu diamlah di dalam, angin malam ini cukup dingin, nanti kamu bisa sakit lagi.”“Aku akan masuk jika kamu ikut masuk dan istirahat juga,” sahut Mawar.“Aku ingin menenangkan diri dulu di sini, aku akan tidur jika aku mengantuk nanti,” ucap Rama.“Apa yang sedang kamu pikirkan saat ini? Mau berbagi cerita denganku?” Mawar menyodorkan segelas teh hangat untuk Rama.“Menurutmu, apa aku pertemukan saja Hana dengan papahku?” tanya Rama.“Kalau memang Hana ingin bertemu dengan papahmu, biarkan saja mereka bertemu. Biar bagaimanapun Hana adalah seorang anak, pasti ada rasa rindu di hatinya. Apalagi dia adalah seorang perempuan yang dominan selalu menggunakan hati dan perasaannya untuk menanggapi suatu keadaan,” jelas Mawar.“Tapi, Hana hanya mau bertemu dengan Papah jika aku ikut bersama dengannya. Aku harus bagaiman
Baca selengkapnya

Perubahan Sikap Mereka

“Hari ini kamu ada kegiatan?” tanya Rama.Hana yang sedang menyiapkan minuman untuk kakaknya itu pun hanya menggeleng.Pagi ini ia menyempatkan untuk membuatkan minuman untuk Rama sebelum Rama kembali ke rumah Mawar untuk melanjutkan pekerjaanya.“Hari ini Kakak dan Kak Mawar ingin berjalan-jalan keluar, jika kamu tidak ada kegiatan, kamu mau ikut?” tanya Rama.Hana langsung menoleh dan menatap Rama dengan tatapan bahagia. “Benar? Aku mau ikut! Aku ingin meminta maaf kepada Kak Mawar!”“Pulang sekolah nanti akan Kakak jemput, bersiaplah!” ucap Rama.Hana dengan wajah antusiasnya mengangguk, lalu ia menghidangkan teh hangat untuk kakaknya yang masih sibuk bergelut dengan tugas kuliahnya.“Kakak tidak tidur tadi malam?” tanya Hana.“Tidur sebentar, Kakak harus mengerjakan tugas-tugas kuliah Kakak. Sekarang Kakak sudah bekerja setiap hari, jadi Kakak harus pandai-pandai mengatur waktu Kakak,” jawab Rama.“Kakak jangan sakit. Jaga kesehatan Kakak, usahakan untuk tetap tidur di sela-sela k
Baca selengkapnya

Akan Kembali Padaku

“Selamat siang Bu Mawar, apa kabar?” Pegawai salon tersebut menyapa Mawar dengan sangat sopan.“Kabar baik. Sudah lama saya tidak mampir ke sini,” sahut Mawar sambil berjalan dan melihat-lihat salon itu. “Saya ingin perawatan seperti biasa, ya.”Beberapa pegawai salon tersebut langsung membawa Mawar untuk duduk di tempat yang sudah tersedia di sana.“Oh iya, ini suamiku. Mungkin dia bisa mendapatkan pijatan terbaik di sini,” ucap Mawar.Rama yang sedang menggendong Dio langsung menatap Mawar dengan tatapan bingung. “Aku juga?”“Beberapa hari belakangan ini aku lihat pekerjaanmu sangat padat, tidak hanya di kantor tetapi tugas-tugas yang lain pun kamu kerjakan. Jadi, lebih baik kamu pijat sebentar di sini untuk merilekskan dirimu,” jelas Mawar seraya menarik tangan Rama agar duduk di tempat sebelahnya.Setelah beberapa saat, para pegawai salon tersebut langsung memberikan perawatan untuk Rama dan Mawar.“Adik! Mau ikut dengan Kakak untuk bermain di sana?” Seorang pegawai salon mencoba
Baca selengkapnya

Restoran dan Kenangan

Mawar dan Rama kini dalam perjalanan menuju sekolah Hana untuk menjemputnya. Setelah selesai perawatan dan mengajak main Dio sebelumnya, kini mereka akan pergi untuk makan siang bersama.“Tadi di mal aku bertemu dengan Fran,” ucap Rama.Mawar yang saat itu sedang mengajak main Dio di mobil langsung menoleh dan menatap Rama dengan tatapan kaget.“Kapan? Kenapa kamu baru memberitahuku?” tanya Mawar.“Saat kamu sedang perawatan. Aku tidak ingin merusak waktu bermainmu dengan Dio tadi, maka dari itu aku baru memberitahumu sekarang,” jawab Rama.“Apa yang dia katakan? Apa dia melihat Dio?” Mawar menunjukkan tatapan khawatir.“Dia mencurigai bahwa Dio adalah putranya. Aku rasa sekarang kita harus berhati-hati, sebab dia pasti akan mencari bukti dan membongkar siapa ayah kandung Dio sebenarnya,” jawab Rama.Mawar terdiam, ia sangat terkejut dengan apa yang baru saja Rama ucapkan. “Aku tidak ingin dia mengetahui segalanya!”“Kita harus menjaga kerahasiaan tentang Dio, sebaiknya kamu lebih ber
Baca selengkapnya

Tolong Kendalikan Dirinya

Rama, Mawar, dan Hana kini sudah tiba di sebuah restoran seafood yang tidak kalah terkenal dengan restoran seafood kesukaan Hana. Di sana mereka langsung duduk di tempat yang sudah disediakan, lalu mereka memesan makanan yang mereka inginkan. Hana yang kala itu tidak mendapatkan keinginannya pun memasang wajah sinis pada Rama. Ia masih kesal karena Rama hanya mendahulukan emosinya, tidak mendahulukan adiknya. “Yang penting akan seafood kesukaan kamu! Tidak peduli tempatnya di mana, sama saja!” kesal Rama. “Tidak sama!” tegas Hana. “Kalian sepertinya hobi bertengkar, ya? Aku kira kalian adalah kakak adik yang selalu akur-akur saja selama ini.” Mawar menatap Rama dan Hana dengan tatapan penasaran. “Aku akan baik ke Kak Rama jika dia baik kepadaku, jika dia sedang ngeselin seperti ini, aku pun tidak bisa berlaku baik kepadanya,” sahut Hana. Rama mengalihkan pandangan ke arah lain, tidak ingin bertatapan mata dan berdebat lagi dengan adiknya. Sepertinya ia pun tidak enak dan meras
Baca selengkapnya

Kebahagiaan Untuk Hana

“Sudah selesai makan, bagaimana kalau sekarang kita shopping?” tanya Hana yang langsung dibalas anggukan senang dari Hana.Mereka berdua langsung segera masuk ke mobil dan bersiap untuk pergi. Sementara Rama hanya menggeleng pelan seraya menggendong Dio.“Sepertinya jika para perempuan sudah bertemu, tidak akan ada habisnya mereka bersenang-senang, ada saja yang mereka lakukan,” gumam Rama.Rama menoleh dan menatap Dio. “Jika suatu saat kamu punya pacar, kamu harus siap-siap mengantarkan mereka ke mana pun mereka mau. Sama seperti apa yang Papah lakukan saat ini. Seolah menjadi driver untuk mereka.”Dio mengangguk, seolah mengerti dengan apa yang Rama ucapkan. Anak kecil itu kini terlihat layaknya seperti orang dewasa yang sudah bisa diajak berkomunikasi.“Rama! Cepat!” teriak Mawar.Rama langsung mempercepat langkahnya dan memasuki mobil tersebut. Di sana ia langsung melajukan mobilnya menuju sebuah mal yang terdekat dari tempat mereka berada saat itu.Sesampainya di sana, Mawar dan
Baca selengkapnya

Trauma

Rama keluar dari toko pakaian tersebut dan mengejar Fran yang berjalan menjauh dari toko pakaian tersebut.“Fran!” panggil Rama.Ia dengan cepat menahan tangan Fran dan menatapnya dengan tatapan tajam. “Berhenti! Untuk apa kamu di sini?”Fran tersenyum sinis. “Kenapa mengejarku? Takut dengan keberadaanku saat ini?”“Untuk apa mengikutiku dan Mawar? Apa yang kamu inginkan?” tanya Rama.“Hanya ingin melihat bagaimana keadaan Mawar saat menjalani kehidupan bersamamu. Ternyata tidak seindah itu kehidupannya,” ledek Fran.“Tau apa tentang kehidupanku dan Mawar? Kamu hanya melihat sekilas dan kamu langsung menyimpulkan?” Rama tertawa pelan.“Tidak ada keromantisan di antara kalian, bahkan kalian terlihat seperti seorang teman biasa, bukan seorang pasangan suami dan istri,” ucap Fran.“Kami tidak perlu menunjukkan keromantisan kami di depan banyak orang, yang jelas kami merasakan cinta yang ada di dalam diri kami!” tegas Rama.Fram hanya tertawa sinis mendengar hal itu. Ketika itu juga Mawar
Baca selengkapnya

Akankah Dia Bangga?

“Bagaimana keadaan Hana?” tanya Mawar yang menunggu di luar kosan Rama.“Dia sudah membaik, dia sedang istirahat,” jawab Rama. “Kamu kenapa tidak masuk? Kenapa menunggu di depan?”“Tidak apa-apa, aku hanya takut Hana menanyakan lagi tentang apa yang dia lihat di mobil tadi. Jadi, mungkin untuk beberapa saat aku akan hindari dulu Hana bertatapan dengan Dio. Aku takut Hana mengenalinya dan berakhir pada dirinya mengetahui tentang siapa Dio sebenarnya,” jelas Mawar.“Aku juga tidak menyangka bahwa Hana akan menyadari kemiripan Dio dan Fran. Sekarang lebih baik kita berhati-hati dengan ini. Jika Hana saja bisa menyadarinya, maka orang lain yang mengenal Fran pun bisa jadi menyadarinya,” ujar Rama.“Mungkin menghindari Dio dari kehidupan luar akan lebih baik sekarang. Aku akan lebih hati-hati jika ingin mengajak Dio keluar. Lebih baik dia di rumah saja selama beberapa hari, agar orang lain pun tidak mengenali wajahnya,” ucap Mawar. “Kalau begitu aku akan pulang dulu, kamu di sini saja jaga
Baca selengkapnya

Kecurigaan Keluarga

“Dek, Kakak pergi dulu mengantar Kak Mawar ya. Di depan ada Kak Sarah, kalau kamu butuh sesuatu, panggil saja Kak Sarah,” ucap Rama pada Hana yang masih berbaring di kasurnya.“Kakak kembali lagi ke sini nanti, kan?” tanya Hana.“Ya, Kakak tidak akan lama. Kakak akan segera kembali,” jawab Rama.Hana memalingkan wajahnya ke arah Mawar yang berdiri di sebelah Rama.“Kak, untuk malam ini saja, biarkan Kak Rama full tidur di sini, ya. Aku masih sedikit takut,” ujar Hana.Mawar membelai lembut rambut Hana dan tersenyum. “Iya, malam ini kakakmu akan bersamamu di sini.”Senyum penuh ketenangan langsung tersirat di wajah Hana. Setelahnya Rama dan Mawar pun langsung pergi dari kosan tersebut.“Bagaimana nanti dengan ibumu dan yang lainnya? Mereka pasti akan bertanya-tanya mengapa aku tidak bisa ada di rumah nanti malam. Apa yang harus kita katakan kepada mereka?” tanya Rama.“Nanti biar aku saja yang jelaskan kepada mereka, kita bisa beralasan kalau kamu ada pertemuan dengan klien di luar kot
Baca selengkapnya

Lawan Traumamu

“Kek, kenapa Kakek mengatakan seperti itu kepada Rama? Dia benar-benar pergi untuk mengurus sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan, dia tidak seperti apa yang Kakek curigai.” Mawar menatap kakeknya dengan tatapan tidak senang.“Kakek hanya waspada kepadanya, biar bagaimanapun dia masih muda, bisa saja dia melakukan sesuatu seperti itu. Kita tidak bisa percaya begitu saja kepadanya,” sahut kakek Mawar.“Kek, dia sudah bersama denganku dan selama ini aku tidak pernah melihat dirinya memunculkan tanda-tanda aneh seperti apa yang Kakek tuduhkan. Jangan membuatnya semakin tidak nyaman di sini, jika dia terus mendapatkan perlakuan seperti itu, apa Kakek bisa menjamin dia juga akan nyaman dan terus bersama denganku?” tanya Mawar.“Biarkan saja, jika dia sudah tidak nyaman dan mau berpisah denganmu, lakukan saja! Kakek bisa mencarikan laki-laki yang lebih pantas untukmu!” tegas kakek Mawar.“Kek, aoa salah Rama pada Kakek? Apa kurangnya dia sampai Kakek masih bersikap seperti ini kepadanya?
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status