All Chapters of Penyesalan Terdalam Suami Arogan: Chapter 71 - Chapter 80

194 Chapters

Puas

“Halo Ren, ada apa?” sapa Diana saat dia menerima panggilan telepon dari Irene.“Tante ....”Irene menangis mendengar suara Diana. Dia ingin menceritakan apa yang terjadi padanya dengan sangat dramatis.Diana yang mendengar calon menantunya menangi, jadi semakin panik. Dia terus saya memanggil nama Irene yang sepertinya tidak mendengar suaranya karena sibuk menangis.“Ren, kamu kenapa? Kamu kenapa?” panggil Diana yang kini semakin panik.“Tante ... Sandra, Tante. Sandra dateng ke rumah,” ucap Irene pelan sambil terisak.“Apa! Sandra balik ke rumah? Mau apa lagi dia, hah!” Diana emosi.“Dia ngusir Irene, Tante. Dia sok banget tadi dateng ke sini.”“Kurang ajar anak itu. Dia ngapain emangnya tadi?”“Dia marah-marah trus dia bahkan sampe hina-hina Irene, Tan. Sakit hati rasanya Irene, Tan. Bahkan bukan cuma marah-marah aja, tapi ....” Irene sengaja menggantung kalimatnya.“Tapi apa?”“Tante ... huhuhu ... Sandra dorong Irene, Tan. Sekarang Irene harus istirahat total. Kandungan I
Read more

Akhirnya Dia Percaya

“Wati ... gimana sama Sandra? Apa dia beneran mau tinggal di sini?” tanya Irene ingin tahu.Wati meletakkan piring yang sejak tadi ada di pangkuannya ke atas nakas. Kalau sudah seperti ini, Wati sudah hafal kalau Irene pasti akan meminta informasi tentang yang terjadi di rumah ini lewat dia.Irene sangat menantikan apa yang akan diceritakan oleh Wati. Dia berharap, asisten pribadinya itu akan memberikan berita menarik.“Bu Sandra pulang, Bu,” jawab Wati.“Pulang? Kok pulang. Bukannya tadi dia dateng ke sini karena mau balik tinggal di sini ya?” tanya Irene ingin tahu alasan Sandra pergi meninggalkan rumah suaminya.“Saya juga gak tau alasannya kenapa, Bu. Tapi yang pasti, tadi Bu Sandra pulang sambil bawa 2 koper besar. Kayaknya barang-barangnya di bawa deh,” bohong Wati mencoba membuat Irene percaya.“Hah ... dia keluar sambil bawa baran?” Irene semakin tertarik dengan apa yang di kayakan oleh Wati.“Eh tunggu dulu! Emangnya Devan gak nyegak Sandra pergi? Kok bisa Sandra pergi da
Read more

Sandra Kena Mental

“Mas, itu siapa?” tanya Sandra ingin tahu siapa orang yang ada di dalam mobil.“Gak tau. Gak kenal mobilnya,” jawab Devan.Seorang pria keluar dari dalam mobil itu. Usia pria itu tidak lagi muda, sepertinya pria itu berada di usia 40 tahunan.“Selamat siang, Pak Devan. Saya Bram, pengacara Bu Irene,” ucap pria itu memperkenalkan diri.“Pengacara?” Sandra dan Devan saling berpandangan.Devan dan Sandra menjadi sedikit bingung dengan maksud kedatangan seorang pengacara ke rumah mereka. Sejak tadi Devan tidak menghubungi pengacaranya, bahkan dia juga tidak mengenal orang yang ada di hadapannya itu.“Maaf, mau ngapain ya Irene panggil pengacara?” tanya Devan ingin tahu.“Ada sesuatu yang tidak bisa saya jelaskan di sini, Pak. Maaf, apa saya bisa ketemu sama Bu Irene?” tanya Bram sambil melihat ke arah Devan dan Sandra secara bergantian.“Mas,” bisik Sandra sambil melihat ke arah suaminya.“Oh boleh, masuk aja. Mbok, anterin orang ini ke kamarnya Irene,” perintah Devan pada Mbok Darmi
Read more

Ini Bukan Anakmu!

“Ngapain kamu ke sini?” tanya Irene dengan sangat ketus.“Ren, aku pengen tau keadaan kamu,” jawab Bram.“Sekarang udah tau kan keadaan aku. Udah pulang sana, jangan ganggu aku lagi,” pinta Irene mengusir Bram.Bram menghela napasnya panjang. Dia tetap menatap ke arah Irene dengan perasaan bercampur aduk.Irene menatap ke arah Bram dengan tatapan yang tajam. Dia sangat tidak suka dengan sikap Bram yang sama sekali tidak mengindahkan perintahnya untuk pergi meninggalkannya.“Kok masih di sini. Kamu ngerti gak sih tadi aku bilang apa?” sembur Irene.“Ren, kamu kenapa sih ngelakuin ini? Apa kamu gak kasian sama Sandra dan Devan. Mereka ini jadi korban kamu,” protes Bram.“Korban? Korban apa. Justru aku yang jadi korban mereka. Dulu Devan yang pengen aku balik lagi ke dia. Tapi sekarang kenapa pas aku mau Devan balik lagi ke aku, Sandra malah muncul. Harusnya dia gak usah muncul dan balik lagi ke Devan,” gerutu kesal Irene.“Tapi Devan udah ninggalin kamu lama, Ren. Dia udah sadar da
Read more

Membujuk Bram

Bram membuka pintu. Badannya sedikit tersentak saat dia melihat kehadiran Wati di hadapannya yang juga tampak kaget melihat dirinya.“Eh, Bapak,” ucap Wati sambil tersenyum.‘Pelayan ... apa pelayan ini nguping tadi?’ gumam batin Bram.Wati menganggukkan kepalanya sebelum dia masuk ke kamar Irene. Dia kemudian segera meninggalkan Bram sendirian di pintu itu.Bram melihat ke arah Wati. Dia masih ragu tentang Wati, apakah Wati tadi mendengar pembicaraan antara dirinya dan Irene. Namun karena melihat kedekatan antara Irene dan Wati yang mereka tampilkan saat ini, Bram menjadi yakin kalau Irene pasti bisa mengendalikan pelayan pribadinya itu.Bram kemudian keluar dari kamar Irene. Dia bertemu dengan Mbok Darmi dan diantarkan keluar oleh wanita paruh baya itu.“Pak, Bu Irene mau nuntut Bu Sandra beneran, Pak?” tanya Mbok Darmi ingin tahu.“Saya masih belum tahu kepastiannya, Mbok. Tapi tadi sih saya sudah kasih saran sama Irene biar dia memikirkan ulang tentang hal ini. Kalau memang masi
Read more

Menghadap Guru Nathan

Sandra dan Devan segera menemui satpam sekolah Nathan untuk mencari tahu di mana ruangan Miss Andrea berada. Satpam itu pun segera mengantarkan pasangan yang saat ini sedang menggandeng Nathan itu menuju ke ruang guru tempat Miss Andrea berada.Sandra memberi salam kecil pada beberapa guru Nathan yang ditemuinya. Dia kemudian melihat seorang wanita muda yang sedang merapikan barang-barangnya dan dikenalkan oleh satpam itu sebagai Miss Andrea.“Miss Andrea, Miss Andrea,” panggil Nathan pada guru kelasnya itu.Andrea menaikkan pandangannya, “Eh, Nathan. Selamat sore Bapak Ibu,” sapa Andrea dengan ramah.“Selamat sore, Miss. Maaf Miss, tadi Nathan bilang katanya Miss Andrea ingin ketemu sama kami selaku orang tuanya Nathan. Kalau boleh tahu, ada apa ya, Miss?” tanya Sandra ingin tahu.“Oh, soal itu. Silakan duduk dulu Ibu sama Bapak juga.” Andrea juga ikut Duduk untuk menerima wali murid anak didiknya itu.“Gini Pak ... Bu, sebenarnya sekolah akan mengadakan acara camping dan ini dik
Read more

Tamu Tak Disangka

“Siapa, Bu?” tanya Sandra sambil melihat ke arah ibunya.“Nggak tahu. Bentar dulu, Ibu lihat keluar bentar ya.”Siska segera berjalan menuju ke depan rumahnya. Dia ingin melihat siapa tamu yang datang ke rumahnya malam-malam begini. Siska mengintip dulu dari jendela depan untuk mengetahui siapa yang datang.“San, ini loh ada pak RT,” panggil Siska.“Pak RT?” ucap Sandra dan Devan hampir bersamaan.“Ada apa Pak RT ke sini malem-malem?” tanya Devan.“Gak tau, Mas. Paling mau ada acara ato apa gitu. Aku ke depan dulu ya ... kamu terusin makannya aja dulu,” ucap Sandra yang kemudian meletakkan sendoknya dan segera meninggalkan meja makan.Sandra berjalan ke arah ruang tamu rumahnya, di mana dia sudah bisa mendengar secara samar-samar suara ibunya yang sedang berbincang dengan pak RT. “Eeh ... ada Pak Yusuf. Tumben Pak ke sini malem-malem,” sapa Sandra yang kemudian segera duduk di samping ibunya.“Iya Mbak, kebetulan kalo pagi ada urusan di luar,” jawab Pak Yusuf sambil membalas sen
Read more

Merayu Pemilik Rumah

“Emm ... saya itu. Saya sama Sandra ....”Sandra dan Devan saling berpandangan. Mereka bingung akan menjawab apa, karena memang selama ini Devan tidak pernah pergi ke luar negeri seperti yang dikatakan oleh Sandra.Pak Yusuf dan dua rekannya masih menunggu keterangan dari Sandra dan Devan. Sebagai pemangku kerukunan warga di lingkungan tempat tinggal Sandra, mereka wajib mendapatkan informasi lengkap tentang warganya.“Sebenernya saya udah lama dateng dari luar negeri, Pak. Tapi ada sedikit masalah lah sama istri ... bapan paham lah ya, kan kalo rumah tangga pasti juga ada masalah,” ucap Devan sedikit memberikan gambaran jujur tentang keadaan keluarganya saat itu.“Ooh ... iya saya paham. Iya sih emang, saya sama istri juga kadang berantem kalo lagi ada masalah,” jawab Saiful.“Iya bener. Saya juga gitu, tapi itu normal sih. Yang penting jangan berlarut-larut. Apa lagi sekarang udah ada anak juga kan,” sahut Yusuf sambil memberikan sedikit nasehat.“Iya, Pak. Ini juga udah mau mula
Read more

Menduga-duga

“Papa ... Papa mau tidur sini?” tanya Nathan dengan wajah lucu dan menggemaskan itu.“Iya ... Papa pengen bobo sini. Bobo sama Nathan dan Mama,” pinta Devan mencoba memasang wajah memelas untuk membujuk buah hatinya.“Gak boleh! Papa gak boleh tidur sama Mama,” jawab Nathan dengan tegas.Ada senyum mengembang di bibir Sandra saat dia mendengar apa yang dikatakan oleh putranya. Sepertinya putranya itu sangat mendukung dirinya.Tentu saja hal ini bertolak belakang dengan Devan. Pria yang tadinya sangat bersemangat itu kini mendadak menjadi lemas mendengar larangan keras dari putranya.“Nathan ... kenapa papa gak boleh nginep sini?” tanya Siska ingin tahu.“Gak boleh. Nanti kalo papa bobo di sini, Nathan gak bisa bobi sama mama. Liat ini Eyang.” Putra Devan itu langsung berlari ke kamar Sandra.“Tempat tidur mama kecil. Gak muat buat papa,” lanjut Nathan sambil menepuk-nepuk tempat tidur mamanya lalu kembali keluar kamar.“Oh iya ... aku baru inget kalo tempat tidur aku kecil. Jadi
Read more

Emmp ....

Mendengar pertanyaan dari Sandra, Devan kini hanya terdiam sambil melihat ke arah istrinya. Pikirannya malah berjalan mencoba untuk menjawab pertanyaan dari Sandra tadi.“Gimana ya? Aku juga nggak tahu sih cuma kalau dia sampai pede bilang dia itu pengacara, mungkin emang beneran. Coba ntar aku suruh Raka untuk mencari tahu soal orang itu ya.” Devan juga tidak bisa menilai apakah orang itu benar-benar seorang pengacara atau bukan.“Iya Mas, kayaknya perlu juga dicari tahu dulu siapa orang itu dan apa sebenarnya hubungan dia sama Irene. Meskipun mereka nantinya cuma seorang teman yang emang beneran dimintai tolong sama Irene, setidaknya kita nggak ragu lagi buat ngenalin orang itu,” ucap Sandra.“Iya, kamu bener. Ya udah kalau gitu nanti aku bilang sama Raka buat nyari orang itu secepatnya aku mandi dulu ya, nanti keburu dingin.”“Mas, maaf ya.”“Maaf buat apa?” tanya Devan tidak mengerti.“Ya maaf, karena rumah aku gak ada air hangatnya. Apa perlu aku rebusin air dulu ya Mas, bu
Read more
PREV
1
...
678910
...
20
DMCA.com Protection Status