All Chapters of Penyesalan Terdalam Suami Arogan: Chapter 51 - Chapter 60

194 Chapters

Bimbang

Sandra menunggu jawaban Devan dengan jantung yang menderu kencang. Dia berharap semua yang dikatakan Irene tidak benar.Satu pesan masuk dari Devan. Sandra pun segera membuka pesan chat itu.“Lagi di rumah sakit,” ucap Sandra pelan membaca pesan yang dikirimkan Devan.“Siapa yang lagi di rumah sakit, San?” tanya Rio yang mendengar ucapan Sandra.Sandra menoleh ke Rio dan menyimpan ponselnya, “Oh enggak kok, Bang. Cuma baca statusnya temen aja. Makasih, Bang,” ucap Sandra saat menerima obat dari Rio.“Sama-sama. Itu ada obat buat masuk angin, kamu minum dulu gih biar gak mual ntar. Abis itu minum air angetnya.”“Iya Bang, makasih.”Sandra segera membuka saset obat yang dibelikan Rio untuk dia. Sandra kemudian meneguk air putih hangat yang sudah dipesankan Jimmy serta sedikit nasi yang sudah terhidang di hadapannya.Keempat orang itu kembali berbincang sambil menunggu keadaan Sandra sedikit membaik. Mereka takut Sandra akan pingsan kalau mereka nanti meneruskan kegiatan mereka.Saa
Read more

Siapa Yang Harus Aku Percaya

“Mama pulang!” sorak Nathan yang sangat senang melihat mamanya datang dari kantor.“Halo sayang. Lagi apa ini?” tanya Sandra setelah dia memberikan ciuman hangat ke putranya.“Lagi mewarnai. Tadi di suruh bu guru mewarnai ini, Ma. Ini rumah bagus, kata Om Devan, ini nanti rumah Nathan,” celoteh Nathan sambil menunjukkan buku yang sedang dia warnai.“Wah ... bagus ya gambarnya, rumahnya juga gede banget. Oh ya, Om Devan mana?” tanya Sandra yang tidak melihat sosok Devan sejak tadi.“Masih mandi, San. Tadi pulang kantor Devan langsung ke sini, terus ibu suruh mandi aja biar dia seger. Kamu temenin Nathan dulu ya, Ibu lagi tanggung nih mau siapin makan malam,” ucap Siska yang keluar dari dapur sambil membawa piring berisi ayam goreng untuk diletakkan di meja makan.“Nathan sini dulu ya, Mama simpan tas dulu ya. Nathan lanjutin mewarnai gambarnya yang bagus. Jangan sampai keluar garis ya ... kayak biasanya yang pernah Mama ajari,” pesan Sandra sambil mencubit pipi Gembul putranya.“
Read more

Tes Kejujuran

“Sayang, siapa yang telpon?” tanya Devan sambil melongok ke dalam rumah.Tidak ada jawaban dari Sandra. Dia masih terpaku sambil memutar-mutar obat dari dokter kandungan yang ada di tangannya itu. Sandra terluka.“San, dipanggil Devan itu loh,” ucap Siska sambil menepuk lengan Sandra.“Apa itu, San. Devan sakit?” tanya Siska yang memegang botol di tangannya “Oh enggak kok, Bu. Ini vitaminnya Mas Devan. Cuma keinget aja, ternyata dia masih inget vitamin pilihan Sandra,” bohong Sandra yang kemudian segera memasukkan lagi obat itu ke dalam tas Devan.“Oh ... kirain apa. Ya kan emang dia keliatan masih sayang banget sama kamu. Dia keliatan nyesel ama perbuatannya dulu. Dah sana kasih ponselnya ke Devan, dia nungguin tuh.”“Oh iya, Bu.”Sandra melihat ibunya masuk ke dalam kamarnya lagi. Malam ini Nathan tidur cepat dan tadi dia ketiduran di kamar Siska, oleh sebab itu, Siska juga memutuskan langsung tidur sambil menemani Nathan.Sandra berjalan kembali ke depan rumahnya. Ada banyak s
Read more

Tekad Sandra

“Ke rumah? Kamu mau ke rumah?” Devan menjadi gugup.Devan kaget dengan apa yang dikatakan oleh Sandra. Dia bingung harus menjawab apa, karena saat ini ada Irene di rumahnya. Dan tentu saja hal itu akan menimbulkan masalah yang lebih besar lagi jika Sandra mengetahui Irene ada di rumahnya.Namun kalau melarang Sandra untuk datang ke rumahnya, bisa jadi hal itu akan semakin mencurigakan. Karena sejak awal pertemuan mereka dulu, Devan sudah meminta Sandra untuk kembali ke rumah mereka lagi.“Iya Mas, aku pengen ke rumah. Tapi cuma main aja ... pengen lihat suasananya dulu,” ucap Sandra berharap suaminya akan mengatakan yang sejujurnya tentang Irene.“Boleh. Tentu saja boleh kamu ke rumah. Aku bakalan seneng banget ... bahkan Mbok Darmi juga pasti bakalan senang kalau kamu main ke rumah. Kapan kita mau ke sana?” jawab Devan berusaha menyembunyikan kagetnya tadi.“Ntar aja kalau libur. Biar waktunya aman.”“Oke, aku ikut kamu aja. Entar kamu tinggal bilang kapan mau datang ke rumah.” De
Read more

Di antara Dua Pilihan

Devan duduk termenung sambil bersandar di kepala ranjang. Pikirannya berkelana memikirkan apa yang dikatakan oleh Sandra tadi malam.Permintaan Sandra yang tidak biasa itu membuat Devan hampir tidak bisa tidur sepanjang malam. Ada banyak pertanyaan yang datang kepadanya dan juga serangan rasa takut kehilangan istri dan anak, mulai datang untuk menghantui kehidupan Devan.“Sebenernya dia mau pake buat apa uang itu ya? Kenapa baru sekarang dia mau pake uang itu. Padahal dari dulu, bahkan pas dia ngilang dulu, dia juga gak pake uang itu sama sekali. Tapi kenapa sekarang di malah pengen pake uangnya. Buat apa sih sebenernya?” gumam Devan penuh dengan rasa penasaran.Sebenarnya bukan masalah berapa jumlah uangnya yang akan Sandra pakai, tapi yang menjadi pusat rasa penasaran Devan adalah uang itu akan Sandra gunakan untuk apa, itulah yang menjadi puncak penasaran Devan.Apa lagi saat ini dia sudah ada bersama dengan Sandra dan Nathan. Kehidupan orang-orang tercinta Devan itu sudah ditanggu
Read more

Selamat Tinggal Sayang

“Apa? Apa kamu bilang?”Devan kaget dengan apa yang dikatakan Irene kepadanya. Wanita yang mengaku sedang mengandung anaknya itu sepertinya tidak takut akan kehilangan nyawanya pagi ini.Devan berdiri dan berjalan perlahan mendekati Irene. Dia menatap wanita itu dengan sangat tajam, seolah dia sangat sanggup untuk mengantarkan nyawa wanita itu ke akhirat saat ini juga.“Kamu tadi bilang apa?” tanya Devan sambil menggerutukan giginya.Irene memaksa kursinya untuk mundur. Dia menjadi sangat takut pada tatapan Devan yang seperti pedang tajam, yang siap menembus jantungnya saat ini.Tubuh Irene bergetar saat embusan napas Devan mulai terasa menerpa kulit wajahnya. Sangat dingin dan sangat penuh amarah.“Devan! Mau ngapain kamu?!” pekik Diana yang melihat putranya tampak sedang menjepit Irene.“Tante ... Tante, tolong Irene, Tante,” teriak Irene memanfaatkan keberadaan Diana.“Devan!” panggil Diana sambil menarik lengan Devan agar tidak lagi membuat Irene terancam.Melihat posisi Devan s
Read more

Kekuatan Sandra

Sudah hampir satu minggu ini Sandra dan Nathan tidak bertemu dengan Devan. Pria muda yang tampan dan menyayangi mereka itu saat ini sedang pergi ke luar negeri untuk melakukan kunjungan kerja.Meski mereka sedang berpisah jarak yang sangat jauh, Devan tetap saja sering melakukan video call dengan keluarga kecilnya. Dia tetap ingin mengecek keadaan istri dan anaknya, terutama Nathan. Lewat Nathan, dia juga mencari informasi apa yang sebenarnya sedang dilakukan oleh Sandra saat ini.“Raka, menurut kamu ... Sandra itu dah tau belum sih kalo Irene ada di rumahku?” tanya Devan pada asisten pribadinya yang sering dia minta pendapatnya.“Saya tidak begitu yakin, Bos. Karena hingga saat ini pun Bu Sandra juga tidak pernah bertanya tentang ini pada saya. Bahkan Bu Sandra juga tidak terlihat datang ke rumah,” lapor Raka.“Hmm ... lalu gimana sama rekeningnya? Apa ada pengeluaran yang gak biasa?” tanya Devan lagi mencoba sedikit mencari tahu.“Belum ada pengeluaran dalam jumlah besar, Bos. Se
Read more

Mengamankan Hak Milik

Rudi segera mengajak Sandra masuk ke ruang kerjanya. Mereka duduk di ruang tamu yang ada di ruang kerja Rudi.Sandra melihat ke arah Rudi lalu tersenyum pada pria itu. Dia sudah sangat yakin akan melakukan ini, setelah menimbang selama beberapa hari ini.“Bagaimana ini, Bu. Apa yang bisa saya bantu, sampai Bu Sandra datang sendiri ke sini,” tanya Rudi yang siap melayani Sandra.“Begini Pak, saya mau ... saya mau membuka brangkas pribadi saya,” ucap Sandra dengan sangat yakin.“Membuka bangkas pribadi? Apa Ibu sudah ijin pada Pak Devan?” tanya Rudi sebagai pemimpin bank yang merupakan salah satu cabang perusahaan milik suaminya.“Apa saya perlu minta ijin ke Mas Devan dulu sekarang kalo mau buka brangkas saya sendiri? Kayaknya dulu gak perlu deh.”“Memang seharusnya tidak perlu, Bu. Karena ini memang brangkas milik Ibu sendiri. Tapi beberapa tahun lalu, bapak pernah bilang sama saya, harus melapor ke bapak dulu kalau ada orang yang ingin dibukakan brangkas milik Ibu,” terang Rudi.
Read more

Mengorek Keterangan

Sandra dan Siska melihat ke sumber suara. Mereka melihat seorang wanita berdiri di sana, mematung dan terus melihat ke arah mereka berdua.Senyum Sandra mulai mengembang perlahan saat dia mulai mengenali sosok wanita paruh baya yang kini wajahnya semakin dipenuhi dengan guratan usia. Sandra mengajak Siska dan Nathan mendekati orang itu bersama-sama.“Bu Sandra,” panggil Mbok Darmi yang mencoba mengenali majikannya.“Iya Mbok, ini saya. Sandra, majikan Mbok dulu,” jawab Sandra dengan senyum makin lebar sampai deretan giginya terlihat.“Sampe sekarang juga masih majikan saya. Ya ampun Bu, saya kangen banget.” Satu titik air mata turun di pipi Mbok Darmi.“Saya juga kangen. Mbok lagi ....”“Mama ... Mama, Nathan laper,” rengek Nathan sambil menarik tangan mamanya.“Oh iya ... kita makan ya. Mbok, ikut yuk. Kita makan sambil ngobrol,” ajak Sandra yang masih ingin melepas rindu pada pelayan yang dulu selalu menjadi teman di rumahnya.“Gak usah, Bu. Saya tadi udah makan,” tolak Mbok D
Read more

Semakin Yakin

“Bu, emang Ibu ada rencana apa?” tanya Mbok Darmi penasaran.Sandra dan ibunya saling berpandangan. Mereka yang sudah beberapa kali berdiskusi berdua untuk menyelesaikan masalah rumah tangga Sandra ini memang sudah memutuskan sebuah cara yang sampai saat ini masih disimpan oleh Sandra dan Siska.Mereka bahkan belum memberitahu Devan karena Sandra ingin Devan bercerita dulu tentang keberadaan Irene di rumah mereka. Namun, Sandra akan tetap melaksanakan rencananya itu, meskipun Devan belum tentu setuju.“Ntar aja lah, Mbok. Mbok ntar pasti tau sendiri apa yang bakalan saya lakukan. Oh ya, boleh minta nomer hp nya Mbok, biar kalo ada apa-apa saya bisa langsung tanya,” pinta Sandra.“Boleh banget, Bu. Tanya apa aja boleh kok,” jawab Mbok Darmi sambil mengambil ponselnya yang ada di dalam tas.“Tapi jangan kasih tau Mas Devan kalo kita dah ketemu ya. Ntar dia pasti nanya ke Mbok Darmi. Saya mau Mas Devan bilang sendiri ke saya tentang Irene.” Sandra memasukkan nomor ponsel Mbok Darmi men
Read more
PREV
1
...
45678
...
20
DMCA.com Protection Status