All Chapters of Penyesalan Terdalam Suami Arogan: Chapter 31 - Chapter 40

194 Chapters

Sebuah Tawaran

Perasaan Sandra pagi ini sedang tidak begitu baik. Keberadaan Nathan kini sudah diketahui oleh Devan, padahal selama ini dia mati-matian untuk menyembunyikan keberadaan putranya itu dari sang suami.Sandra masih menyimpan rasa kecewa dan sakit hati pada Devan yang lebih memilih kekasihnya saat itu padahal dia sedang hamil. Hal itu otomatis memupuk kebencian Sandra pada Devan meski saat dia sedang hamil dulu, Sandra sering mengingat Devan.“Sandra ... San, kamu nggak apa-apa,” panggil Tata ketika melihat sahabatnya itu sedang melamun di depan meja kerjanya.Sandra menoleh ke arah Tata, “Eh iya, kenapa, Ta,” jawab Sandra sedikit gelagapan.“Kamu kenapa? Aku perhatiin kayaknya kamu banyak ngelamun dari pagi,” ucap Tata sedikit mengkhawatirkan tentang sahabat sekaligus atasannya itu.“Aku nggak papa kok, mungkin cuma agak kecapean aja dikit,” jawab Sandra tidak ingin membuat Tata khawatir dengan dirinya.“Beneran kamu nggak papa? Kalau emang ada yang bisa aku bantu, kamu nggak perlu s
Read more

Kejutan Di Lobi

“Mau ngapain lagi sih dia?” gumam Sandra pelan sambil menyandarkan punggungnya di kursi kerjanya. Sandra meluruskan kakinya dan bersandar santai untuk sedikit mengistirahatkan badannya. Tangan kanannya memegang ponsel untuk mengetahui isi pesan yang dikirimkan Devan kepadanya. “Pulang kantor aku jemput. Aku mau ajak kamu pergi.” Isi pesan Devan. “Dih! Mau ngapain sih nih orang.” Sandra menggerutu sambil memonyongkan bibirnya. “Gak mau. Aku sibuk,” ucap Sandra sambil menulis di layar ponselnya. Baru saja Sandra hendak meletakkan ponselnya, tapi ponsel itu sudah kembali bergetar. Kali ini bukan lagi pesan yang masuk, tapi telepon dari Devan yang langsung membuat Sandra kaget. “Mau maksain lagi nih pasti,” gerutu Sandra sebelum dia menerima panggilan Devan. “Halo, mau ....” “Mau ngapain kamu abis jam kantor?” tanya Devan memotong ucapan Sandra. “Aku udah ada janji, aku gak bisa,” jelas Sandra agar Devan tidak marah. “Batalin!” perintah Devan dengan arogansinya. “Eeh ... gak bi
Read more

Bersandiwara

Sandra membuka pintu mobil dan melangkah turun. Dia berdiri di depan sebuah pintu di mana di sisi kanan dan kiri pintu itu ada penjaga yang sedang melihat ke arahnya.“Loh, kok di sini?” ucap Sandra sedikit kaget.Sandra menoleh ke kanan dan ke kiri. Dia baru sadar kalau ini bukanlah tempat yang di beritahu oleh Devan tadi di pesan chat-nya. Sandra kembali ke mobil yang masih di belakangnya lalu mengetuk kaca pintu depan.“Iya Bu, ada apa?” tanya sopir itu.“Pak, kok di hotel. Kayaknya Devan gak ngajak saya ketemuan di sini deh. Bapak gak salah tempat kan?” tanya Sandra.“Enggak kok, Bu. Saya di suruh Pak Devan nganter Ibu ke sini. Nah tuh ada Pak Raka, Bu,” jawab sopir sambil menunjuk ke arah belakang Sandra.Mendengar nama Raka di sebut oleh si sopir, Sandra pun segera menoleh. Dia mendapati asisten pribadi suaminya itu tengah berjalan ke arahnya.“Selamat sore, Bu Sandra. Pak Devan sudah menunggu di dalam,” sapa Raka sopan pada istri atasannya itu.“Devan di dalem? Katanya tadi
Read more

Dibuat Diam

“Kita mau ke mana?” tanya Sandra saat dia dan Devan sudah berada di dalam mobil.“Ke rumah,” jawab Devan singkat sambil menyetir.“Rumah? Rumah mana?” tanya Sandra sambil melihat ke arah Devan.Devan menoleh ke arah Sandra, “Menurut kamu rumah mana?” tanya Devan balik sambil mengedipkan sebelah matanya.Wajah Sandra langsung bereaksi. Dia langsung menampakkan rasa tidak suka dengan apa yang batu saja Devan katakan pada dirinya.“Aku gak mau. Aku pulang aja, turunin aku di sini,” pinta Sandra dengan sedikit memaksa bahkan dia hendak membuka sabuk pengamannya.“Eeh ... kok marah. Becanda, sayang. Aku tau kok kamu pasti gak akan mau, aku beneran cuma becanda doang,” cegah Devan sambil memegang tangan Sandra agar wanita itu tidak jadi melepas sabuk pengamannya.“Apaan sih! Gak usah pegang-pegang.” Sandra menepis tangan Devan.“Iya iya ... sewot aja dari tadi. Kamu makin gemesin tau kalo lagi marah kayak gitu. Pengen nyubit.” Devan segera mencubit pipi kanan Sandra karena gemas pada
Read more

Ingin Bertemu Nathan

Sandra merapikan barang belanjaannya yang cukup banyak itu agar tidak menghalangi pengunjung lain. Dia juga merapikan barang di dekat kursi Devan yang sedang ditinggal pemiliknya pergi ke toilet sejenak.Sandra mengedarkan pandangannya menyapu seluruh sudut restoran yang tidak begitu besar itu. Dia ingin menilai restoran itu apakah sesuai dengan apa yang diceritakan oleh Tata kepadanya. Namun pandangan Sandra terhenti ketika ada seseorang yang kini tengah melihat ke arahnya juga.“Mati aku. Kenapa juga ada Bang Rio di situ,” gumam Sandra pelan lalu melempar senyum canggung pada Rio.“Pura-pura cuek aja deh. Lagian dia kan juga udah tahu kalau Mas Devan itu suami aku. Ya udah deh, biarin aja,” gumam Sandra lagi yang mencoba untuk tidak peduli dengan kehadiran Rio di tempat itu.“Kamu udah pesen belum?” tanya Devan yang langsung duduk di depan Sandra.“Udah kok. Tapi nggak tahu ntar kamu bakalan suka apa nggak.”“Pasti suka, apa sih yang nggak aku suka dari kamu,” goda Devan.Sandra
Read more

Gagal Bertemu

“San,” panggil Devan pelan.“Hmm.” Sandra berdehem menjawab panggilan Devan.“San, aku boleh ketemu Nathan ga?” lanjut Devan lagi.Sandra terdiam mendengar pertanyaan Devan. Dia tadi memang sudah memprediksi kalau Devan pasti akan mengeluarkan pertanyaan mematikan ini pada dirinya. Sandra mengendurkan tubuhnya perlahan dan kembali duduk bersandar. Dia sedang merangkai kata yang tepat, yang sekiranya kata-kata itu nanti tidak akan menyakiti perasaan Devan.“San, kamu jangan salah paham. Aku ngajak kamu belanja sebanyak ini bukan dengan alasan pengen di tuker ama ketemu Nathan. Aku emang niat ngelakuin ini karena aku pengen tanggung jawab ke kamu dan anak kita. Kamu jangan salah paham ya,” ucap Devan mendahului Sandra takut wanita cantik itu akan marah. “Aku ngerti, Mas. Tapi ... aku gak bisa serta merta kenalin kamu ke Nathan sebagai papanya. Aku gak siap dengan banyak pertanyaan dari dia nanti. Dia itu cerewet banget kalo udah nanya, terus aja di kejer. Pokoknya gak ada berentiny
Read more

Pamer

“Hoaaam.” Devan menggeliat dan menguap saat dia bangun tidur. Dia menggerak-gerakkan badannya untuk sekedar mengendurkan otot-ototnya yang kaku. Tadi malam Devan langsung pulang ke rumahnya dengan hati yang sangat gembira. Meski dia gagal bertemu dengan putranya, tapi dia sudah cukup senang karena dia diterima dengan baik di keluarga istrinya dan bisa menghabiskan hari bersama dengan Sandra. “Oh iya Nathan sakit, aku tanya Sandra dulu lah,” ucap Devan yang mengingat keadaan putranya. Devan segera mengambil ponselnya yang semalam dia letakkan di atas nakas yang ada di samping tempat tidurnya titik Devan langsung mencari nomor telepon Sandra untuk menghubungi wanita cantik itu. Namun dua kali Devan melakukan panggilan kepada Sandra, wanita itu tidak juga menjawab panggilan teleponnya tentu saja hal itu membuat emosi Devan tersulut kembali yang membuatnya menjadi geram pada ibu dari anaknya. “Ke mana sih dia, masa iya nggak denger ada telepon,” gerutu geram Devan “Eh dia kirim cha
Read more

Si Pembangkang

Devan benar-benar lupa dengan keberadaan Irene di rumahnya. Tadi malam, karena dia begitu bahagia, Devan langsung masuk ke dalam kamarnya tanpa bertanya apa pun pada Mbok Darmi.Kini Devan benar-benar dibuat kaget dengan kehadiran Irene yang masih mengenakan pakaian tidur sambil berjalan santai ke ruang makan.“Mbok, pengen makan. Perutku laper. Kayaknya bayiku pengen makan,” pinta Irene dengan manja.“Kamu ... kamu ngapain masih di sini?!” berang Devan yang geram melihat kehadiran Irene di rumahnya.“Ngapain? Ya jelas aku tinggal di sini lah, kan ini rumah dari Papa anak aku,” jawab Irene cuek berusaha tidak takut lagi dengan ancaman Devan.“Bu Irene, kalau Bu Irene ingin tinggal di tempat yang bagus, saya akan menyediakan satu unit apartemen mewah milik Pak Devan untuk ibu tinggali selama Ibu hamil,” sela Raka yang ingin mencoba untuk memberikan solusi.Irene menoleh ke arah Raka, “Apa kamu bilang? Kamu bilang aku pengen hunian yang bagus? Heh, Raka! Apa kamu ini lupa siapa aku
Read more

Mencari Sekutu

“Tunggu dulu! Tunggu dulu Wati, saya mau minta tolong dikit sama kamu.” “Minta tolong apa, Bu?” Irene menyuruh Wati duduk di kursi yang ada di samping kursi yang dia duduki saat ini. Wanita itu sedikit memaksa Wati agar mau menuruti keinginannya untuk duduk tanpa ragu dan takut. “Wati, kamu kerja ama Devan udah berapa lama?” tanya Irene pada Wati. “Masih baru, Bu. Duku saya di rumah Bu Diana,” jawab Wati polos tidak tahu apa maksud Irene. “Bagus! Wati dengerin saya. Kamu tau kan kalo saya ini ada di rumah ini juga karena Tante Diana, oleh sebab itu saya mau kamu aja yang rawat saya dan ngelayanin saya selama saya ada di sini. Jujur, saya tuh agak nggak percaya sama Mbok Darmi. Bisa aja kan nanti makanan saya dikasih obat yang bisa bikin kandungan saya bermasalah,” ucap Irene mulai sedikit memprovokasi Wati. “Masa sih Bu Mbok Darmi bakal ngelakuin itu ke Bu Irene?! Kayaknya nggak akan mungkin deh, Bu.” Wati meragukan apa yang dikatakan Irene. “Nggak mungkin gimana. Kamu tahu sen
Read more

Canggung

“San, tunggu!” Rio meraih pergelangan tangan Sandra yang membuat Sandra kaget. “San, ....” Sandra membeku saat dia merasa tangannya di raih oleh Rio. Dia melihat pergelangan tangannya yang saat ini di lingkari oleh tangan Rio dengan kuat. Rio melihat ke arah Sandra yang sedang melihat ke arah tangan mereka. Dia merasa sedikit tidak enak pada Sandra lalu melepaskan tangannya secara perlahan. “Sorry, San,” ucap Rio pelan. “Aku pergi dulu, Bang,” pamit Sandra saat Rio sudah melepaskan tanganya. “San,” panggil Rio lagi. Sandra menoleh, “Ada apa, Bang?” “Oh enggak. Ini ponsel kamu ketinggalan,” ucap Rio sambil mengulurkan ponsel milik Sandra. “Oh iya, makasih, Bang,” sahut Sandra sambil mengambil ponselnya di tangan Rio. Setelah dia mendapatkan ponselnya kembali, Sandra pun segera pergi meninggalkan pantry. Dia tidak ingin terlibat pembicaraan berdua saja dengan Rio, yang akan memungkinkan untuk Rio bertanya tentang kehidupan pribadinya. Sandra bukan tipe orang yang suka membagi
Read more
PREV
123456
...
20
DMCA.com Protection Status