All Chapters of Penyesalan Terdalam Suami Arogan: Chapter 61 - Chapter 70

194 Chapters

Papa

“Ada apa ini? Kenapa kayak ada pesta di sini?” tanya seseorang yang masuk ke teras belakang.Mata Irene membulat besar saat dia melihat ada Diana di hadapannya. Dia tidak menyangka wanita paruh baya itu akan datang ke rumah Devan malam ini. Padahal biasanya Diana tidak pernah datang kalau hari sudah malam.Diana melihat ke arah dua teman Irene. Dia juga melihat ke arah makanan dan minuman yang ada di atas meja, yang sejak tadi di suguhkan Wati atas perintah Irene.“Tante ....” Irene bingung dia harus menjawab apa saat ini.“Ada apa ini? Apa kamu bikin pesta di rumah Devan waktu dia lagi gak di rumah?” tanya Diana ketus.“Eem ... anu, Tan. Irene cuma kesepian aja. Iya ... Irene kesepian, jadi panggil temen-temen Irene ke sini,” jawab Irene sedikit gugup.“Manggil temen? Kamu tau ini udah dam berapa, hah?! Apa masih pantes ibu hamil kayak kamu masih nongkrong di luar rumah kayak gini. Apa kamu gak peduliin anak dalam kandungan kamu?” tegur Diana keras. “Anu Tante ... Irene cuma ...
Read more

Devan Terharu

“Nathan,” panggil Devan sambil tersenyum.Nathan melihat ke arah Devan, “Papa!” teriak Nathan.“Papa?” ucap Devan kaget dengan panggilan Nathan kepadanya.“Dia barusan panggil aku papa?” tanya Devan pada Raka karena dia tidak percaya dengan pendengarannya.“Iya, Bos.”Hati Devan terasa hangat saat dia mendengar teriakan Nathan saat memanggilnya. Panggilan yang sudah sangat lama ingin dia dengar, panggilan dari anak-anaknya bersama Sandra.Tanpa terasa juga air mata hangat menggenang di pelupuk matanya. Sudah ada kabut yang mengiasi bola mata cerahnya itu saat dia berjongkok, siap memeluk putra tercintanya.“Papa,” panggil Nathan lagi sambil masuk ke dalam pelukan Devan.“Adduuh ... kenceng banget peluknya,” ucap Devan sedikit mengaduh karena kepalanya terkena sabetan tas bekal Nathan.“Papa udah dateng ya. Papa jemput Nathan?” tanya Nathan dengan suara riang tanpa rasa bersalah setelah dia memukul kepala Devan.“Udah, makanya sekarang bisa jemput Nathan.”Nathan menggerak-gerak
Read more

Memberi Penjelasan

“Mama, Mama,” panggil Nathan saat dia melihat Sandra masuk ke dalam rumah.“Loh Mas, kok kamu udah di sini? Kapan datengnya?” tanya Sandra yang sedikit kaget melihat Devan yang saat ini sedang bermain bersama dengan putranya.“Aku dateng sore tadi. Trus aku langsung jemput Nathan di sekolah,” jawab Devan dengan senyum yang lebar.“Kamu jemput Nathan? Bearti belum pulang dong?” tanya Sandra sambil duduk di kursi makan karena dia hendak minum.“Pulang ke mana? Kan ini rumah aku juga,” jawab Devan sambil tersenyum.Sandra hanya membalas jawaban Devan dengan senyuman sinis. Dia tahu sekali kalau suaminya itu memang sangat ingin tinggal di sini bersama mereka. Tapi Sandra masih tidak mau menerima suaminya itu dulu untuk saat ini.Sandra masuk ke dalam kamar untuk meletakkan semua barang-barangnya. Dia juga akan mengambil baju ganti, karena dia ingin segera mandi sebelum nanti mereka akan makan malam bersama.“Papa, ini gimana pasanganya?” tanya Nathan.“Papa?” ucap Sandra sedikit kage
Read more

Makasih Sayang

“Eeh, apa ini?” ucap Devan yang melihat ada sebuah map di dalam laci di dalam lemari Sandra.Devan meletakkan kotak beludru yang tadi dia bawa itu di atas tumpukan baju Sandra. Dia kemudian mengambil map berwarna biru terang yang ada di dalam laci itu.Devan duduk di atas tempat tidur Sandra lalu membaca surat berharga yang ada di dalam map tersebut. Bibir Devan sedikit tersenyum ketika dia melihat ada namanya di dalam surat berharga itu.“Ternyata dia nggak lupa siapa bapak anaknya,” ucap Devan sedang melihat akte lahir milik Nathan.“Mas, kamu ngapain?” tanya Sandra yang sedikit kaget melihat suaminya sedang membaca akte kelahiran milik putra mereka.“Oh ... ini aku tadi nggak sengaja nemuin ini di lemari kamu. Makasih ya,” ucap Devan sambil tersenyum lebar.“Makasih?”“Iya, makasih. Makasih karena kamu nggak melupakan siapa bapak dari anak kita. Tadinya aku sempet mikir kalau kamu belum mendaftarkan kelahiran anak kita, makanya kemarin pas Nathan mau sekolah pengen aku tanyain.
Read more

Gelang itu Milikku!

Mata Irene melotot melihat ke arah Wati. Dia sedang kesal karena dia tidak menemukan gelang milik Sandra yang juga merupakan gelang favoritnya.“Bu, bukannya kemaren Pak Devan masuk sini ya? Mungkin Pak Devan yang ambil,” ucap Wati menjawab pertanyaan Irene.“Gak mungkin. Lagian Devan ke sini Cuma buat marah-marah doang kok. Dia gak ambil apa-apa. Dan pas Devan pergi, barang itu masih ada. Tapi kenapa sekarang barang itu malah gak ada,” tampik Irene.Irene maju mendekati Wati, “Kamu yang ambil ya? Kamu yang ambil trus kamu kasih ke Devan ya?” tuduh Irene sambil menatap tajam ke arah Wati.“Enggak, Bu. Sumpah demi Tuhan saya gak ambil,” bantah Wati.“Kalo kamu gak ambil, trus siapa yang ambil? Pasti kamu yang ambil! Karena yang biasanya masuk kamar ini cuma kamu. Jadi, pasti kemu yang ambil! Ngaku kamu!” paksa Irene.“Sumpah saya gak ambil, Bu. Buat apa juga saya ambil, saya masih butuh kerjaan, Bu.”“Kalo kamu gak ambil, trus siapa yang ambil, hah!”Irene marah besar dan berteri
Read more

Devan Panik

“Pergi sekarang juga dari rumahku! Dasar perempuan ular! Mbok, bereskan semua barang yang ada di kamar tamu. Dan jangan lupa, seret juga sampah besar di depan saya ini keluar rumah!” perintah Sandra dengan tatapan tajam penuh kuasa.Irene tercengang dengan keberanian Sandra mengucapkan kalimat yang seharusnya dia ucapkan untuk Sandra. Wanita yang pernah dia usir dari rumah Devan kini malah berbalik mengusirnya di depan semua pelayan.Tentu saja Irene tidak terima dengan perlakuan Sandra kepadanya. Dia yang merasa memiliki kuasa di rumah ini, tidak akan mudah untuk disingkirkan oleh Sandra begitu saja.Hahaha Apa kamu bilang? Mau ngusir aku dari sini? Ngaca dulu biar jelas Kamu itu siapa di rumah ini cemooh Irene menertawakan Sandra“Aku pemilik rumah ini. Dan selamanya aku menjadi pemilik rumah ini!” tegas Sandra.“Hahaha ... jangan bikin aku ketawa siang-siang, Sandra. Tidurmu terlalu miring, sayang. Asal kamu tau ya ... sejak kamu pergi sari rumah ini, kamu udah bukan lagi pemilik
Read more

Mengambil Keputusan

“Mbok, gimana keadaan Irene?” tanya Sandra sedikit ingin tahu keadaan wanita yang pernah menjadi temannya itu.“Gak tau, Bu. Saya liat dulu ya,” jawab Mbok Darmi yang kemudian segera berjalan menuju ke kamar Irene.“Dia beneran sakit apa cuma pura-pura aja sih.” Sandra melihat ke arah kamar Irene.Ada rasa khawatir juga di dalam diri Sandra saat tadi dia melihat Irene mengaduh kesakitan. Sepertinya, wanita yang tadi sempat berseteru dengannya itu benar-benar merasa kesakitan. Sandra pernah merasakan posisi Irene. Saat hamil dan banyak pikiran, maka itu akan membuat perut menjadi kencang dan kram.“Ya udahlah, biar di urus ama Mbok Darmi aja. Aku dah males di sini,” ucap Sandra yang kemudian segera meraih jus jeruk buatan Mbok Darmi.Sandra meminum sebagian jus jeruk yang dulu hampir setiap hari disajikan Mbok Darmi untuknya. Setelah merasa tenggorokannya sudah mulai basah, Sandra meletakkan jus itu kembali ke atas meja dan segera melaksanakan tujuannya datang ke rumah ini.Sandra m
Read more

Menuntut Penjelasan

Brang!Pyaar.“Mas!” pekik Sandra.Sandra kaget saat Devan tiba-tiba saja memukul lemari kaca yang digunakan untuk menyimpan perhiasan dan aksesoris miliknya dan Devan. Cermin duduk yang ada di atas lemari itu sampai jatuh dan pecah, namun untungnya kaca lemari itu cukup tebal jadi tidak sampai pecah.“Mas ... apa-apaan kamu ini. Sakit kan jadinya tangannya,” ucap Sandra sambil meraih tangan Devan yang tadi digunakan untuk memukul kaca itu.“Biarin ... biarin aja. Sakit juga gak papa. Masih lebih sakit kalo kehilangan kamu dan Nathan lagi,” jawab Devan sambil menarik tangannya dati genggaman Sandra.Sandra melihat ke arah suaminya. Ada rasa senang di hatinya mendengar dan melihat apa yang dilakukan Devan tadi.Jika saja Devan melakukan hal ini sejak dulu, saat dirinya akan pergi dati rumah ini, pasti kejadian ini tidak akan menjadi serumit ini dan menyakiti mereka berdua.Devan balik menatap istrinya. Dia melihat ada senyum mengembang di bibir Sandra sambil terus melihat ke arahnya.
Read more

Rencana Sandra

“Udah buruan! Jelasin apa maksud kamu tadi,” sungut Devan yang sudah mulai emosi kembali.“Sabar dong ah ... baru gini aja udah marah-marah. Gini loh Mas ... jadi maksud aku tuh ....”Tok tok tok.Pintu kamar Devan diketuk seseorang dari luar. Sontak saja ketukan itu membuat Sandra menghentikan ucapannya dan langsung menoleh ke arah pintu.“Ah shit! Siapa sih gangguin aja. Udah cuekin aja.” Devan makin kesal.“Tapi ada orang di depan, Mas,” ucap Sandra sambil menunjuk ke arah pintu.“Udah biarin aja. Kan udah ada Raka juga di depan.”“Kalo sampe ada yang ngetuk pintu, itu bearti perlu banget sama kita. Udah ayo kita keluar dulu,” bantah Sandra yang kemudian segera berdiri dan hendak melangkah ke arah pintu.“Sandra,” panggil Devan sambil meraih tangan Sandra mencegah wanita itu meninggalkannya.Sandra menoleh ke arah Devan, “Bentar aja ya. Yuk keluar barengan,” ajak Sandra.“Tapi aku ....”“Iya, aku ngerti. Aku bakalan jelasin semua abis ini ya. Yuk,” janji Sandra.“Janji ya.
Read more

Rencana Sandra 2

“Trus rumah ini gimana?”Devan ingin tahu apa rencana Sandra atas rumah yang sudah mereka tempati bersama selama ini. Dia tidak akan rela kalau Sandra menyuruhnya untuk memberikan rumah ini pada Irene.Suatu kekonyolan kalau nanti Sandra melakukan hal itu. Devan pasti akan menolak keras.“Rumah ini ... rumah ini mau aku jual aja, Mas. Aku udah masukkan rumah ini ke sebuah agen properti dan mereka akan siap menawarkan rumah ini,” jawab Sandra.“Kamu serius? Kamu beneran udah ke agen properti?” tanya Devan ingin tahu keseriusan Sandra.“Iya ... aku serius, Mas. Bahkan agennya udah ke sini kok tempo hari. Mereka udah survey buat tentukan harga.”“Looh ... kapan itu? Kok aku gak tau sih.” Devan kaget.“Pas lagi gak ada orang di rumah. Waktu itu cuma ada Wati dan Mbok Darmi, aku dah telepon Mbok Darmi dan dia nemenin agen itu keliling rumah. Kamu inget gak waktu aku bilang ke kamu mau ada orang dari kantor aku yang bakalan ke rumah buat ambil pesenan aku ke Mbok Darmi, pesenan makanan
Read more
PREV
1
...
56789
...
20
DMCA.com Protection Status