Semua Bab Penyesalan Terdalam Suami Arogan: Bab 81 - Bab 90

194 Bab

Kamu Segalanya

Badan Sandra membeku ketika dia merasakan ada sesuatu yang lembut menutup mulutnya saat ini. Bahkan dia tidak bisa lagi protes karena mulutnya kini tiba-tiba terasa basah karena Devan.Pagi hari yang dingin dan ditemani oleh seorang istri yang sangat cantik membuat Devan tidak bisa lagi menyiakan kesempatan untuk sedikit meluapkan rasa rindu yang selama ini menggebu di hatinya. Tanpa membuang waktu lagi, Devan meraup bibir Sandra yang ingin protes kepadanya.Tidak ada pergerakan apa pun dari Sandra saat bibir Devan berkelana untuk mengecap dan melumat bibirnya. Namun ketika Sandra mulai memejamkan matanya, rasa rindu yang selama ini dia tahan dengan selimut keegoisan, pecah begitu saja dan membuat mulutnya terbuka untuk membalas ciuman lembut sang suami.Devan melingkarkan tangannya di pinggang Sandra lalu sedikit menarik tubuh wanita itu agar tubuh mereka bisa semakin dekat. Devan masih belum mau melepaskan momen berharga yang entah kapan bisa dia dapatkan lagi. Devan ingin melepaska
Baca selengkapnya

Siapa Tamunya

“Devan!”Terdengar suara teriakan Diana yang terdengar sedang sangat emosional. Devan sampai menjauhkan ponselnya itu dari telinga, karena teriakan Diana itu berhasil membuat telinganya berdengung saat ini.“Aduuhh. Mulai lagi deh,” ucap Devan sambil melihat ke arah ponselnya.“Urusin aja Mama, Mas. Nathan, kita beli sarapan yuk buat papa. Kita jalan yuk ke warungnya Bu Siti,” ajak Sandra sambil mengulurkan tangannya pada Nathan.Nathan pun langsung menyambut uluran tangan sang mama. Dia juga ingin pergi dengan mamanya, setelah dia mendengar teriakan yang sedikit menakutkan itu. Nathan langsung turun dari atas tempat tidur dan mengajak mamanya pergi tanpa peduli lagi dengan Devan yang masih duduk di tepi tempat tidur sambil memegang ponselnya.“Mama ... itu tadi siapa?” tanya Nathan.“Oh ... itu tadi temennya Papa,” jawab Sandra yang tidak ingin membuat putranya takut pada mama suaminya yang juga nenek putranya.“Kenapa orang itu marah ke papa, Ma? Apa papa udah mukul temennya?” ta
Baca selengkapnya

Penyelidikan Diana

“Mbok, siapa kemaren yang dateng ke sini?” tanya Diana setelah dia meminum teh hangatnya.“Emm ... anu, Bu. Kemaren itu yang dateng katanya pengacaranya Bu Irene,” jawab Mbok Darmi.“Beneran dia pengacaranya? Orangnya gimana?” selidik Diana.“Waktu memperkenalkan diri sih katanya emang pengacaranya Bu Irene, Bu. Soalnya waktu itu kan ada Pak Devan sama Bu Sandra juga, terus orang itu bilang katanya pengacaranya Bu Irene gitu. Tapi anehnya orangnya datang nggak lama setelah Bu Irene diperiksa sama Dokter.”“Maksudnya nggak aneh itu gimana? Kamu kalo cerita yang jelas dong,” tanya Diana yang sedikit bingung dengan cerita dari asisten rumah tangga putranya.“Ya maksudnya tuh gini, Bu. Kan Bu Irene ngeluh sakit nih, habis itu dibawa sama Wati ke kamarnya. Nah pas Bu Irene di kamar, Pak Raka disuruh sama Bu Sandra untuk nyari dokter buat Bu Irene. Setelah dokter itu memeriksa Bu Irene, terus pengacara itu datang. Kayaknya Bu Irene udah nelpon pengacara itu lebih dulu sebelum kejadian
Baca selengkapnya

Keputusan Diana

Diana yang sudah kesal dan kecewa pada Irene segera beranjak dari tempat duduknya untuk menuju ke kamar Irene lagi. Dia ingin menanyakan kebenaran tentang apa yang baru saja diceritakan oleh Mbok Darmi dan Wati kepadanya.Melihat ibu dari majikannya tengah berjalan menuju ke kamar Irene, Mbok Darmi dan Wati menjadi panik. Mereka segera menyusul langkah kaki Diana untuk menghentikan niatan Diana melabrak Irene.“Ibu, jangan Bu. Jangan bilang ke Bu Irene soal ini, Bu,” cegah Mbok Darmi yang langsung berdiri di hadapan Diana.“Minggir,” ucap Diana sambil melotot ke arah Mbok Darmi.“Tolong, Bu. Nanti kalau Ibu ngomong ke Bu Irene, pasti yang kena marah kami. Tolonglah Bu, jangan persulit hidup kami di sini.” Mbok Darmi setengah memohon pada Diana.“Tapi ini udah keterlaluan, Mbok. Saya emang pernah bilang kalau semua yang ada di rumah ini boleh dipakai oleh Irene, tapi saya tidak pernah berpikir kalau dia akan mengartikan ucapan saya itu sejauh itu. Itu barang-barang punya Sandra, mes
Baca selengkapnya

Kamu Mau Beli Apa?

Sandra melihat ke arah ponselnya yang kini bertuliskan sebuah nama. Dia melihat ke arah papa sebelum menerima panggilan dari orang tersebut. Sandra sedikit menggeser kursinya agar ya membuat jarak sedikit jauh dengan tata.“Halo,” sapa Sandra.“Ok, atur aja.” Sandra menjawab singkat.“Ok!”Sandra hanya menjawab singkat tanpa bertanya apa pun. Dia seolah hanya menerima sebuah perintah dari seseorang yang menghubunginya itu.Tentu saja hal itu menarik perhatian Tata. Dia melihat ke arah Sandra yang tampak sedikit mencurigakan. Menerima telepon dengan jarak cukup jauh, selain itu tidak ada percakapan panjang di sana.“San, teleponan sama siapa sih?” tanya Tata saat Sandra selesai menerima telepon.“Ada aja. Kepo banget jadi orang,” jawab Sandra sambil menggeser lagi kursinya ke depan meja kerjanya.“Habisnya cara teleponnya tuh mencurigakan tau. Masa iya ampe bisik-bisik gitu. Udah gitu cuma bilang iya enggak iya enggak oke. Apaan tuh kayak gitu. Udah kayak film agen rahasia aja tau
Baca selengkapnya

Kebiasaan Tak Biasa

“Bu, kita mampir sana dulu ya bentar,” ucap Sandra sambil menunjuk ke arah sebuah toko dengan tulisan nama brand mahal asal Perancis terpajang di depan.“Kamu mau beli apa, San?” tanya Siska.“Ada aja. Yuk ah kita ke sana.”Sandra segera menggandeng Nathan untuk pergi bersama ke sebuah toko yang terkenal dengan brand mahal itu untuk membeli sesuatu. Dia ingin melihat koleksi dari toko yang dulu seringkali dia kunjungi dengan Devan, tentu saja hal itu atas paksaan Devan.Siska merasa sedikit aneh dengan putrinya malam ini. Padahal biasanya Sandra tidak pernah menginginkan untuk berbelanja pakaian mahal, kalau tidak dipaksa oleh Devan. Tapi kenapa sekarang Sandra malah ingin berbelanja sendiri di toko mahal itu, bahkan tanpa Devan.“San, kamu nggak ngomong sama Devan dulu mau belanja di situ? Barang yang ada di situ kan mahal, Ibu dengar bahkan harganya bisa sampai ratusan juta untuk sebuah baju,” ucap Siska berusaha untuk mengingatkan putrinya.“Nggak papa Bu, lagian kan kartunya Ma
Baca selengkapnya

Barang 1 Milyar

Devan menatap ke arah Sandra, “Tumben kamu belanja barang brand, mau dipake ke mana?” tanya Devan.“Eemm anu ... mau di pake ke ....”Sandra menghentikan ucapannya. Dia kemudian sedikit memiringkan badannya agar bisa berhadapan dengan sang suami.“Mas Devan keberatan aku belanja banyak dan dari barang brand?” tanya Sandra dengan nada yang sedikit serius.“Loh kok jadi ngomong gitu sih. Aku nggak marah kok dan nggak apa-apa kamu belanja barang brand. Tapi aku cuma nanya doang ini tadi, soalnya nggak biasanya juga kamu belanja sampai habis sebanyak itu cuma buat kamu doang. Selama kita nikah, aku tau ini bukan kebiasaan kamu, sayang. Belanja sampai habis Hampir menyentuh angka 1 miliar, bukan gaya kamu banget,” papar Devan ingin menjelaskan pada sang istri agar tidak terjadi salah paham.“Ya kalau Mas Devan gak ngelarang, kenapa nanyanya kayak gitu. Kesannya tuh mas Devan nggak suka aku pakai uang Mas Devan buat belanja. Tadi aku lagi pengen aja beli baju baru, udah lama juga kan aku
Baca selengkapnya

Berusaha Menggoda

Tok tok tok.“Mas, kok di kunci,” panggil Sandra.“Aduh, mati aku!” Devan menjadi panik mendengar suara ketukan di pintu kamar. Dia langsung buru-buru memasukkan kembali kotak belanjaan milik Sandra ke dalam paper bag. Dia kemudian meletakkan kembali paper bag itu di tempatnya dan menata semirip mungkin, agar Sandra tidak curiga.“Mas ... kamu nggak ketiduran kan, Mas.” Sandra mengetuk pintu kamar lagi.“Iya, bentar,” jawab Devan sambil sedikit mengacak rambutnya dan juga sprei tempat tidur.Devan membuka pintu kamar, “Sorry ... kamarnya kekunci ya,” ucap Devan sambil memasang wajah lelah dan mengantuk.“Kamu udah tidur, Mas?” tanya Sandra.“Ketiduran. Tadi padahal pengennya Cuma rebahan aja, tapi kok malah langsung ketiduran.”“Pintunya kenapa dikunci segala? Kamu lagi ngapain di dalam sih.” Sandra menjadi curiga pada suaminya.“Eem anu, ini ... aku tadi pikir kalau aku lagi di kamar aku sendiri di rumah. Soalnya kan biasanya kalau aku masuk kamar bakal langsung aku kunci git
Baca selengkapnya

Proyek Adek Baru

Sandra keluar dari kamar mandi sambil mengeringkan rambutnya. Bibirnya tidak bisa berhenti tersenyum mengiringi setiap langkahnya kembali ke dalam kamar.Dia masih melihat Devan tertidur lelap di balik selimut tebal siap menutupi tubuhnya itu. Tampaknya Devan masih sangat kelelahan setelah semalam beradu kekuatan untuk melepaskan semua kerinduan bersama dengan dirinya.Keringin rambut di luar aja deh, ntar kalau di sini malah Mas Devan bangun ucap Sandra yang segera mengambil hairdryernya lalu dia bawa keluar kamar.Sandra menutup pintu kamarnya lagi agar tidak ada orang yang masuk ke dalam kamarnya dia masih merasa tidak enak kalau nanti ada yang menemukan Devan masih tertidur tanpa pakaian termasuk oleh anaknya.Siska keluar dari kamar sambil membawa sepiring ubi goreng di tangannya. Dia melihat Sandra duduk di sofa Tengah sambil mengeringkan rambut dengan hair dryer Siska pun hanya bisa tersenyum malu-malu dan menghidangkan ubi goreng itu di atas meja yang ada di depan Sandra.Pera
Baca selengkapnya

Vitamin Pagi

“Sayang, kamu beneran nggak pengen datang ke rapat pemegang saham? Sampai sekarang kamu masih salah satu pemegang saham sebagian saham punyaku lho,” ucap Devan berusaha untuk tetap membujuk istrinya.Sandra menggelengkan kepalanya lalu tertunduk sejenak. Dia kemudian mengangkat kepalanya kembali dan melihat ke arah suaminya sambil tersenyum.“Maaf Mas, aku ....”“Sandra ... dicari sama Bu Dewi ini loh,” suara Siska terdengar hingga ke dalam kamar.“Oh iya Bu, suruh tunggu sebentar,” sahut Sandra yang tidak melanjutkan ucapannya tadi untuk menjawab Devan.“Siapa itu Bu Dewi?” tanya Devan ingin tahu.“Tetangga dekat sini, Mas. Aku pesen kue buat anak-anak kantor. Aku tinggal bentar ya, Mas.” Sandra berpamitan pada suaminya.“Oke, santai aja ...nggak papa kok.”Sandra segera keluar dari kamar untuk menemui tamunya. Dia hari ini sengaja memesan kue basah untuk dia bawa ke kantor sebagai penyemangat para anggota timnya untuk bekerja. Saat rapat kemarin, Sandra meminta kepada timnya un
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
20
DMCA.com Protection Status