Home / Pernikahan / Penyesalan Terdalam Suami Arogan / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Penyesalan Terdalam Suami Arogan: Chapter 91 - Chapter 100

194 Chapters

Kembalinya Sang Nyonya

“Eeh ... itu kan ....”Tampak di depan Devan dan orang-orang yang ada di lobi kantor Pasifik grup saat ini, seorang wanita mengenakan rok berwarna gelap dan kemeja lengan panjang dengan hiasan tali pita di lehernya masuk ke dalam lobi perusahaan. Sebuah tas menggantung di tangan wanita yang berjalan dengan sepatu berhak tinggi yang membuatnya semakin terlihat sangat anggun dan cantik.Wanita itu berjalan dengan sangat percaya diri memasuki area lobby kantor sambil sesekali menyapa orang-orang yang ada di sana lewat senyumannya. Tampak sekali aura berbeda dari wanita cantik itu sehingga membuat Devan sangat terpesona.“Sandra,” gumam Devan pelan.“Pak Devan, itu bukannya Bu Sandra ya?” tanya salah seorang pemegang saham yang sedang berdiri di dekat Devan.“Iya Pak, itu Bu Sandra kan. Bu Sandra istri Bapak kan.”Devan menatap ke arah orang yang bertanya kepadanya, “Iya, itu istri saya. Sandra Wijayac ucap Devan sambil melemparkan pandangannya lagi untuk menyambut kedatangan sang istr
Read more

Adaptasi

Diana datang sedikit terlambat ke rapat umum perusahaan peninggalan mendiang suaminya. Sebelum datang ke rapat ini, Diana harus menghadiri acara yang diadakan oleh yayasan sosial, yang dia dirikan bersama dengan teman-temannya.Diana menyapa beberapa orang yang duduk dekat jalan yang dibuat menuju ke arah podium. Langkahnya sedikit cepat agar rapat yang sempat terjeda itu bisa segera dilanjutkan kembali.Namun langkah kaki Diana terhenti ketika dia melihat ada sosok yang sudah lama tidak dia lihat menghadiri rapat umum pemegang saham Pacific group ini. Langkah Diana jadi lebih melambat sambil melihat ke arah Sandra.“Sandra, kamu ngapain ada di sini?” tanya Diana sambil melihat ke arah menantunya.“Sandra dapat undangan untuk datang, Mah,” jawab Sandra.“Tapi kamu ....”“Ma, udah ya. Ntar aja ngobrolnya,” celetuk Devan berusaha agar mamanya tidak membuat masalah di ruangan ini.“Van, dia ....”“Ma,” ucap Devan lagi sambil menatap Mamanya tegas.Diana tahu kalau saat ini putranya
Read more

Mertua Dingin

“Sandra,” panggil Diana saat Sandra dan Devan sudah berada di dalam lift.Sandra langsung mengangkat pandangannya dan melihat ke arah luar lift. Tampak di sana ada mama mertuanya yang sedang melihat ke arahnya.Diana tidak tampak melihat ke arah Devan sama sekali dan tentu saja hal itu membuat Sandra menjadi sedikit lebih gugup. Sandra hanya mencoba untuk menarik kedua sudut bibirnya itu agar membentuk senyum yang sangat canggung.“Aduh, Mas. Gimana ini?” gumam Sandra pelan saat melihat mertuanya berdiri di hadapannya.“Mama,” sapa Devan berusaha untuk biasa saja.“Mama mau ke atas? Ikut kami makan siang di atas mau nggak, Ma.” Devan menawarkan makan siang bersama dengan mamanya sambil menggenggam erat tangan Sandra.“Boleh, kebetulan Mama tadi juga belum sempat makan.”Diana langsung melangkahkan kakinya masuk ke dalam lift, di mana di sana ada putra dan menantunya serta para sekretaris dari putranya. Dia langsung berdiri di dekat Devan yang sempat beralih posisi dengan Sandra.Sa
Read more

Aku Harus Pilih Yang Mana

Besok serahkan surat pengunduran diri kamu ke Arta Graha,” ucap Diana tegas.“Apa?!”Sandra dan Devan kaget dengan apa yang dikatakan oleh Diana. Mereka berdua kini sama-sama melihat ke arah Diana yang masih duduk dengan tenangnya.Sandra yang terlalu kaget dengan ucapan mertuanya, kini menatap ke arah Devan seolah meminta pembelaan dari suaminya agar mama mertuanya mau merubah permintaannya tadi. Sandra yang sudah sangat mencintai pekerjaannya itu, tidak ingin kehilangan pekerjaannya karena dia takut akan dianggap sebagai seorang parasit lagi oleh Diana seperti dulu.“Mas,” ucap Sandra pelan.“Iya, sayang. Tenang dulu ya,” ucap Devan sambil beberapa kali menepuk punggung tangan Sandra.“Ma, kenapa Mama tiba-tiba nyuruh Sandra untuk berhenti bekerja? Sandra udah terlalu nyaman dengan pekerjaan itu mah Bahkan dia juga nggak melalaikan tugasnya sebagai seorang ibu. Jadi tidak ada alasan apapun yang membuat Devan menyetujui Apa yang mama katakan,” lanjut Devan mencoba meminta penjelas
Read more

Kepercayaan Devan

Sandra tercengang mendengar ancaman yang dilontarkan Devan secara tiba-tiba. Dia tidak mengerti kenapa Devan juga ikut mengancamnya dan menempatkannya di sudut kebingungan.Sandra hanya mampu menatap suaminya dan mama mertuanya secara bergantian. Tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari mulut Sandra untuk menanggapi permintaan dari dua orang tersebut.“Sandra udah punya keputusan, Ma. Sandra bakal ikut apa kata Devan,” ucap Devan ketika melihat istrinya hanya bisa terdiam setelah dia berhasil mengancam istrinya dengan sesuatu yang paling berharga di hidup Sandra.“Devan! Kamu jangan egois ya, kamu harus memikirkan perusahaan ini. Kalian berdua itu adalah wajah dari perusahaan saat ini. Jangan bikin malu dengan bekerja di tempat orang lain. Mama tetap menentang hal itu!” Diana tetap bersikukuh untuk membuat Sandra mau keluar dari pekerjaannya saat ini.“Kemunculan Sandra di depan publik masih beberapa jam saja, Ma. Kita masih bisa kasih waktu sebentar buat Sandra mikir apa yang
Read more

Sorry, Aku Gak Bisa Janji!

“Mama mama,” teriak makan ketika dia melihat mamanya masuk dari pintu depan rumahnya.“Halo, sayang,” sapa Sandra sambil menerima pelukan dari putra kebanggaannya itu.Nathan melepaskan pelukan mamanya kemudian segera had ke arah belakang Sandra, “Papa mana, Ma?” tanya Nathan sambil menengadahkan kepalanya melihat sang mama.“Papa lagi muter mobil dulu. Kita mau diajak Papa makan malam di luar, mau makan malam di luar nggak?” tanya Sandra sambil tersenyum lebar.“Mau!” Nathan pengen makan nasi goreng kayak kemarin.“Oke, tapi tunggu Papa sama Mama mandi dulu ya. Masih bau nih, kan baru pulang kerja.” Sandra mencubit pipi gembul Nathan.“Iya, Nathan juga mau ganti baju,” ucap bocah itu bersemangat lalu menggandeng mamanya masuk ke dalam rumah.Ruang tengah rumah Sandra yang berukuran kecil itu langsung penuh dengan suara celotehan Nathan. Bocah kecil itu tampak sangat bersemangat memamerkan makanan dan juga hadiah kecil pemberian temannya yang ulang tahun di sekolah tadi. Tidak l
Read more

Tebak-Tebakan

“Apa itu? Apa yang masih belum beres?” tanya Devan yang menjadi penasaran dengan apa yang dikatakan oleh asisten pribadinya itu.“Hmmm ... begini, Bos. Kemaren ....”“Papa!” teriak Nathan yang membuat Devan mengalihkan perhatiannya dari Raka yang sedang bicara di ponselnya.“Ada apa, sayang?” tanya Devan.“Disuruh mama sarapan,” ucap Nathan sambil memegang ujung jari Devan mengajak papanya Itu untuk pergi sarapan bersama.“Tunggu bentar, Sayang. Papa lagi telepon sama Om Raka dulu. Nathan maem dulu sama mama ya, biar nanti nggak telat pergi sekolah. Nanti Papa nyusul ke sana ya,” ucap Devan menyuruh putranya untuk sarapan lebih dulu karena dia ingin menyelesaikan pembicaraannya dengan Raka.Tanpa menjawab ucapan papanya, Nathan langsung saja pergi meninggalkan Devan menuju ke ruang makan. Nathan yang sudah mengenal sosok Raka, sudah tahu kalau pasti papanya akan membicarakan pekerjaan dengan pria muda yang sering datang ke rumahnya untuk menjemput papanya Itu.Devan melihat layar
Read more

Perubahan Besar

“San, liat tuh,” bisik Tata. “Apaan?” Sandra menoleh ke arah Tata. “Itu tuh.” Tata menunjuk ke sebuah arah. Sandra melihat ada seorang pria yang berjalan ke arahnya sambil tersenyum. Dia kemudian melihat ke arah pria itu sambil tersenyum canggung dan melihat ke arah Tata. “Selamat pagi Bu Sandra,” sapa Rio yang menemui Sandra ketika mereka hendak menuju ke arah lift. “Bu Sandra? Tumben banget panggila aku kayak gitu, Bang?” tanya Sandra sedikit aneh karena tidak biasanya Rio memanggil dia dengan panggilan seperti itu. “Ya kan sekarang kamu udah mulai dikenal sebagai istri dari seorang pengusaha besar sekelas Devan Wijaya. Jadi mau nggak mau aku harus panggil kamu Bu Sandra dong. ""Enggak bang, aku masih Sandra yang dulu. Di kantor ini aku cuma pegawai biasa, bukan sebagai istri dari pimpinan Pasifik Group." Sandra meluruskan."Tapi kamu nggak bisa menghilangkan jati diri kamu sebagai istri dari Devan. Semua orang pasti akan sedikit segan sama kamu." Rio ingin Sandra tahu kalau p
Read more

Menguping

“Penawaran ... penawaran apa, Pak?”Sandra melihat ke arah Beni. Tampaknya pria yang menjadi atasannya itu sedang ingin bicara serius dengannya. Beni menegakkan badannya lagi dan melipat kedua tangannya di atas meja. Dia melihat ke arah Sandra dengan pandangan yang ramah, agar wanita yang ada di depannya itu tidak tegang.“Begini, Bu. Saya semalam sudah memikirkan tentang apa yang harus saya lakukan,” ucap Beni.“Apa ini tentang status saya sebagai istri Devan Wijaya?” tebak Sandra.“Iya, Bu. Tentu saja ini berhubungan dengan hal ini. Jujur saya merasa tidak enak dengan Pak Devan kalau saya masih mempekerjakan Ibu di sini. Apa lagi posisi Bu Sandra cuma sebagai ketua tim. Maaf Bu, saya benar-benar gak tau waktu itu.”Sandra mencoba untuk memikirkan apa yang sebenarnya akan dikatakan oleh Beni. Ucapan Beni itu penuh arti dan dia tidak boleh asal menebak. Tapi dia juga menjadi sangat penasaran.“Maaf Pak Beni, apa Pak Beni berniat untuk memecat saya?” tanya Sandra dengan suara pelan.
Read more

Irene Murka

“Apa-apaan ini! Apa maksudnya dengan rumah ini mau dijual?” tanya Irene dengan nada emosi setelah dia berhasil menguping pembicaraan antara Mbok Darmi dengan tiga orang yang tidak dia kenal di teras belakang.“Bu Irene,” ucap Mbok Darmi panik melihat Irene tiba-tiba datang.“Rumah ini nggak pernah dijual! Kalian salah rumah, karena saya adalah pemilik rumahnya. Pergi kalian sekarang juga!” usir Irene sambil menunjuk ke arah jalan keluar pada tiga tamu tak diundangnya itu.“Tapi Bu Sandra sudah memasukkan rumah ini ke daftar rumah yang akan dijual, Bu,” ucap perwakilan agen penjualan rumah yang dipercaya oleh Sandra.“Sandra ... jadi Sandra yang ngejual rumah ini?”“Iya, Bu. Bu Sandra sendiri yang datang ke kantor kami dan mendaftarkan rumah ini untuk ditawarkan. Jadi saya datang ke sini membawa calon pembelinya, Bu,” terang pria itu berusaha untuk menjelaskan pada Irene.“Dasar maling! Sandra itu nggak punya hak apapun di rumah ini. Rumah ini punya saya dan dia udah diusir dari
Read more
PREV
1
...
89101112
...
20
DMCA.com Protection Status