Semua Bab SISTEM HAREM : Penakluk Wanita: Bab 1 - Bab 10

149 Bab

Bab 1 - Pesan Dari Dewi Cinta

[“Dewi Cinta Lexia memberimu Sistem Harem untuk menaklukan dunia. Bersediakah kamu menerimanya?”] Sebuah pesan aneh tiba-tiba masuk ke ponsel seorang pemuda bernama Edward Lewis. Pemuda yang sedang duduk di kursi taman itu langsung terkejut setelah membaca pesan tersebut.“Apa maksudnya?” Gumam Edward bertanya-tanya di dalam benaknya.“Ah, pasti pesan penipuan atau pesan dari orang tidak punya kerjaan,” lanjutnya menerka-nerka.Dia lalu mengabaikan pesan itu dan kembali fokus mengejarkan tugas kuliahnya.[“Dewi Cinta Lexia telah memilihmu untuk menjadi Raja Harem. Apakah kamu ingin menerimanya?”] pesan itu masuk lagi ke ponsel Edward.[“Silakan balas pesan ini jika kamu ingin menerima tawaran Dewi Lexia. Kesempatan ini hanya datang satu kali. Jangan sampai kamu melewatkannya.”] pesan tambahan menyusul kemudian.Edward menggeleng pelan usai membaca pesan-pesan tersebut. Tidak peduli sama sekali dan masih fokus mengerjakan tugas kuliahnya.Lagi pula, dia sudah kehabisan waktu untuk men
Baca selengkapnya

Bab 2 - Mahasiswa Stres

Edward tersentak setelah mendengar suara Irene. ‘Bukankah sistem ini terlalu canggih untuk sebuah Smartphone? Dia sudah seperti gadis sungguhan, saja,’ batinnya.“Saya akan memberikan panduan singkat kepada Master. Pertama, silakan lihat menu profil untuk mengetahui status Master,” ujar Irene, membuka profil Edward pada Sistem tersebut.Seketika terpampang tampilan profil Edward secara lengkap.Nama : Edward LewisRas : Manusia (Pria)Usia : 24 tahunLevel : 1Status : Pemilik Sitstem Harem versi 1.0Jumlah wanita: 0Jumlah point : 0Saldo : 1000 Colt“Dewi Lexia juga memberikan saldo awal sebanyak 1000 Colt sebagai modal awal. 1 Colt setara dengan 100 ribu Dallant,” jelas Irene.Edward kembali tersentak, pasalnya modal yang diberikan sangatlah besar menurutnya. Dia sendiri biasanya akan menghabiskan satu juta Dallant dalam sebulan, sudah termasuk uang kost dan biaya hidupnya.Sedangkan sekarang Edward langsung menerima modal sebanyak 1000 Colt. Yang artinya ia memiliki seratus juta D
Baca selengkapnya

Bab 3 - Kakek Misterius

Seminggu kemudian.Di sebuah jalan yang terletak di pinggiran sungai Marco, sungai terbesar di kota Noxus.“Tinggal sepuluh kali lagi,” ucap Edward sambil melakukan squat jump. Pemuda itu tampak lebih bersemangat ketika menjalankan misi harian hari ini.Pasalnya, Edward akan memperoleh 10 point setiap kali menyelesaikan misi harian. Point itu guna menambah status pada tubuhnya. Selain itu, ada juga hadiah Experience untuk menaikan levelnya.Secara konsep, Sistem Harem ini sudah seperti sistem pada game MMORPG, yang di mana karakter akan tumbuh semakin kuat setiap kali naik level dan mendapatkan point.Karena itu, Edward menjadi semakin giat menjalankan misi harian. Misi yang awalnya terasa sangat berat, perlahan berubah menjadi misi yang terasa sangat menyenangkan karena sudah terbiasa.“…. Sembilan puluh enam … Sembilan puluh tujuh … Sembilan puluh delapan … Sembilan puluh sembilan … Seratus. Huh, akhirnya selesai juga,” ucap Edward sambil membuang nafas, meregangkan tubuhnya kemudia
Baca selengkapnya

Bab 4 - Menjadi Lebih Tampan

Keesokan harinya.Ting! Ting! Ting!“Cepat bangun, Master. Dewi Lecia sudah memberikan Misi utama dan misi tambahan!” Seru Irene bersamaan dengan suara alarm.“Benarkah? Dewi Lexia sudah memberikan misi padaku?” Edward segera membuka matanya dengan penuh semangat. Ia sudah menantikan misi-misi tersebut sejak tadi malam, bahkan sampai ketiduran.“Benar Master! Silakan Master lihat sendiri.” Irene langsung masuk ke menu misi, menampilkan dua misi baru untuk Edward.[“Misi utama, dapatkan perasaan dari wanita yang akan mewarisi kekayaan keluarga Lee di masa depan. Misi tambahan, rubah penampilanmu menjadi lebih tampan.”]Edward mengerutkan kening setelah membacanya. “Siapa keluarga Lee? Perasaan tidak ada nama keluarga itu di kota Noxus. Terus, apa maksudnya dengan misi menjadi lebih tampan? Memangnya aku masih kurang tampan sekarang?” Tanyanya.“Karena misinya tertulis seperti itu, keluarga Lee sudah pasti ada di kota Noxus. Dan mereka seharusnya bukan keluarga biasa-biasa,” ujar Irene.
Baca selengkapnya

Bab 5 - Bunga Kampus

Saat yang sama di dalam sebuah gudang kosong, gudang yang letaknya tidak jauh dari salon kecantikan milik pria berotot kekar itu.“Tolong jangan lakukan itu, Akira. A-Aku bisa berikan apa saja selama kamu mau melepaskan aku,” pinta seorang gadis cantik, yang kini sedang duduk terikat di sebuah kursi besi. Dia adalah Jesica Lee, salah satu bunga kampus yang terkenal sangat cantik, dingin dan angkuh. Namun semua itu terpaksa sirna ketika ia harus berhadapan dengan seorang pemuda gendut bernama Yoshiko Akira. “Cukup berikan saja keperawananmu, aku janji akan melepaskanmu setelahnya,” balas Akira, menyentuh rambut lurus Jesica dengan lembut. “Singkirkan tanganmu, bajingan. Jangan sampai kesabaranku habis,” ancam Jesica, merasa tak nyaman ketika Akira menyentuh rambutnya.Alih-alih menurut, Akira malah semakin menjadi. Dia tidak hanya menyentuh rambut Jesica kali ini, bahkan mulai berani menyentuh wajahnya, yang konon tidak pernah disentuh pria mana pun. “Dengar baik-baik, Jesica. Situa
Baca selengkapnya

Ban 6 - Alat Getar Yang Menggetarkan Jiwa

“Siapa kau? Kenapa kau berani ikut campur?” Tanya Akira, sebenarnya agak heran ketika melihat Edward masih baik-baik saja setelah terkena tembakan.Tidak peduli apa, orang biasa pasti akan kesakitan jika terkena serangan langsung seperti itu. Minimal akan kesulitan bergerak atau hanya bisa diam di tempat.Namun, pemuda tampan itu tidak terlihat kesakitan sama sekali. Bahkan tidak peduli dengan lukanya sendiri.Akira pun merasa sedikit ketakutan dan memiliki firasat buruk di dalam hatinya.“Kau tidak perlu tahu siapa aku. Intinya, aku tidak pernah memaafkan bajingan yang ingin menyakiti wanitaku,” balas Edward, sengaja bicara seperti itu untuk menggertak Akira.“Wanitamu?” Ulang Akira, jelas tidak percaya.“Apa maksudmu, penipu? Siapa juga yang mau jadi wanitamu?” Sambung Jesica, heran akan gelagat Edward.Edward menghela nafas dalam. “Kamu akan menjadi wanitaku sebentar lagi. Jadi tidak masalah jika aku mengakuinya sekarang,” jelasnya menoleh sedikit dan tersenyum manis ke arah Jesica
Baca selengkapnya

Bab 7 - Lindungi Perasaan Jesica

Sekitar satu jam kemudian.Di dalam sebuah restoran mewah bernama El Pinto, tempat makan yang terkenal akan kelezatan olahan dagingnya.***“Bisakah kamu pergi dari hadapanku sekarang? Sampai kapan kamu mau mengikutiku?” Jesica tampak kesal kepada Edward, yang terus mengikutinya hingga ke dalam restoran ini. Bahkan sampai duduk di meja yang sama.“Tolong jangan salah paham dulu. Sudah tidak ada lagi meja kosong di restoran ini, jadi aku terpaksa satu meja sama kamu karena kita datang bersama-sama. Selain itu, aku tidak berniat mengikutimu. Kebetulan saja kita punya tujuan yang sama,” bohong Edward, aslinya terpaksa mengikuti Jesica karena ada misi lanjutan dari misi utama.Faktanya, misi utama tentang Jesica merupakan misi yang harus diselesaikan secara bertahap. Ada empat tahap hingga misi itu benar-benar berakhir.Pertama, Edward harus mendapatkan perasaan Jesica lebih duu. Misi pun sudah berhasil diselesaikan setelah Edward mengalahkan Akira dan kelompoknya di gudang kosong.Sekara
Baca selengkapnya

Bab 8 - Dia Akan Menjadi Wanitaku

"Terima kasih atas perhatianmu, tapi biarkan aku memastikan sendiri. Apa pun hasilnya, aku pasti akan terima dengan lapang hati," ucap Jesica, melepaskan diri dari pelukan Edward."Berjanjilah," cegah Edward menahan tangan Jesica lagi."Apa?" Jesica membalikan badannya. "Kamu ingin aku berjanji untuk apa?""Jangan menangis jika faktanya tidak sesuai dengan harapanmu," pinta Edward, berharap Jesica tidak terlalu bersedih setelah tahu kebusukan Tomy."Aku mengerti," tanggap Jesica, tersenyum kecil kepada Edward sebelum pergi meninggalkanya.Edward jelas tidak bisa diam begitu saja, mengendap-ngendap mengikut Jesica hingga tiba di balik sebuah pilar. Dia bersembunyi di sana dan memperhatikan setiap adegan yang akan terjadi berikutnya.Tak butuh waktu lama bagi Jesica untuk tiba di depan meja Tomy dan Lena. Dia pun menyapa Tomy dengan akrab layaknya teman biasa."Lama tak jumpa, Tomy. Siapa sangka kita bisa bertemu di tempat ini," ucap Jesica, tersenyum kepada Tomy."J-Jesica ...." Tomy t
Baca selengkapnya

Bab 9 - Dosen Killer, Bu Lisa.

Keesokan harinya. Tampak Edward sedang kebingungan ketika melihat tubuh polosnya di pantulan kaca. Terutama dia sangat bingung saat melihat ukuran burungnya yang semakin bertambah panjang dan besar. “Kok bisa jadi seperti ini sih? Kira-kira bisa masuk ke lubang wanita tidak ya? Aku takut mereka akan kesakitan jika burung ini memasuki sarangnya,” gumam Edward, menyentuh kepunyaannya yang sedang menggantung lemas itu. “Master jangan khawatir, justru wanita akan senang ketika lubang mereka merasakan senjata andalan Master. Saya jamin mereka akan ketagihan,” sahut Irene dari atas nakas. “Benarkah? Wanita akan puas jika ukurannya sebesar dan sepanjang ini?” Edward memastikan. “Tentu saja! Semua wanita di dunia ini menyukai burung yang besar dan panjang!” Seru Irene. “Oh ya, Master. Misi tambahan untuk hari ini sudah keluar. Apa Master ingin mendengarnya?” tambah Irene. “Boleh, tolong bacakan saja,” sahut Edward, kini sedang memakaian pakaian. Irene pun membacakan semua misi yang ter
Baca selengkapnya

Bab 10 - Ayo Berkencan

“Bu Lisa, ini aku Edward. Tolong percayalah!” Seru Edward dari luar kelas.Tok! Tok! Tok!Dia mengetuk-ngetuk pintu karena Lisa bersikeras menolak kehadiannya di dalam kelas tersebut.“Berisik! Kamu mengganggu sekali!” Lisa pun kehilangan kesabaran, memang mudah marah karena kesabarannya setipis tisu.“Aku tidak mau bolos, Bu. Biarkan aku masuk kelas,” pinta Edward.“Lihat! Ini kartu pengenalku, ada juga kartu mahasiswa,” lanjutnya seraya mengeluarkan benda-benda tersebut dari dalam dompet.Lisa mau tak mau membuka kembali pintu kelas. Menatap wajah Edward sekilas, lalu mengambil kedua kartu tanda pengenal itu dari tangan Edward.“Kamu beneran Edward Lewis?” Lisa memastikan.Edward mengangguk berulang kali. “Benar sekali, Bu. Aku Edward Lewis,“ akunya.Lisa mengerutkan kening, kembali menatap kartu pengenal itu untuk waktu cukup lama. “Kenapa tidak mirip ya? Edward seharusnya tidak setampan kamu,” ujarnya jujur sekali.Wajah Edward memerah. “Semua orang bisa berubah, Bu. Termasuk aku,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
15
DMCA.com Protection Status