Home / Romansa / Anak Kembar Sang Presdir / Chapter 281 - Chapter 290

All Chapters of Anak Kembar Sang Presdir : Chapter 281 - Chapter 290

310 Chapters

Orang-orang Baik

Semua orang bahagia melihat Renata di sana. Sampai-sampai mereka tidak memperhatikan perut Renata yang besar, apalagi wanita itu memakai pakaian over size karena lebih nyaman.“Re, dia siapa?” tanya salah satu ibu.Renata menoleh Evan, melihat suaminya itu mengangguk sopan untuk memberi hormat ke wanita-wanita paruh baya itu.“Itu suamiku, Bi. Lihat ini.” Renata memperlihatkan perutnya yang besar.“Oh … astaga, kenapa kami tidak sadar karena terlalu senang.” Ibu-ibu itu terkejut bersamaan tapi juga senang.Renata memberi isyarat agar Evan mendekat. Dia memperkenalkan suaminya itu.“Ya ampun, suamimu tampan sekali. Kok mirip Dharu, ya?” Salah satu ibu itu menyadari kemiripan Evan dan Dharu.Renata menahan tawa, lantas menoleh Evan yang salah tingkah.“Dia ayah kandung Dhira dan Dharu, Bi.” Renata menjelaskan dan semua para wanita itu terkejut.“Nanti kujelaskan, sekarang aku capek, Bi. Kakiku pegal.” Renata mengeluh manja ke para wanita yang sangat baik kepadanya itu.“Ya Gusti, kita i
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more

Suasana Malam di Kampung

Malam itu, depan rumah yang ditempati Renata dan Evan cukup ramai. Para warga berkumpul di sana untuk menyambut kedatangan Evan dan Renata. Mereka berkumpul sambil membakar jagung, singkong, bahkan ikan hasil tangkapan dari sungai.“Apa di kota masih ngajar biola?” tanya salah satu warga sambil memberikan jagung bakar ke Renata.“Sudah tidak,” jawab Renata.“Oh … suamimu kerja apa?” tanya wanita itu kemudian.Renata menoleh Evan, melihat suaminya yang sedang membaur dengan para pria yang berkumpul di sana. Meski Evan sulit berbaur dengan orang banyak, tapi Renata bangga karena Evan mau berusaha agar tidak menyinggung warga.“Dia mengelola sebuah bisnis, Bi.” Renata menjawab kemudian memakan jagung bakar yang tadi diberi wanita itu.“Bisnis apa? Kalau dilihat-lihat, sepertinya dia juga bukan orang biasa,” ujar wanita lain.“Betul, penampilannya saja sudah beda ga kayak kita,” timpal yang lain.Renata mengulum senyum dan kembali menoleh Evan, sebelum akhirnya menatap para ibu yang bersa
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Hari yang Sempurna

Evan masih memeluk selimut. Udara pagi semakin dingin, semalam tidur terlambat membuatnya enggan bangun di pagi hari.Suara berisik di luar rumah terdengar, Evan semakin memeluk selimut sambil meringkuk untuk menghindari hawa dingin semakin menusuk kulit.“Re.” Evan meraba sisi ranjang, tapi tidak mendapati Renata di sisinya.Dia mencoba membuka kelopak mata meski rasanya berat. Evan tak melihat Renata di ranjang, membuatnya bangun dan mengedarkan pandangan di seluruh ruangan.“Re.” Evan kembali memanggil tapi tak mendengar balasan dari Renata.Evan pun mencoba bangun meski rasanya berat karena hawa dingin yang membuatnya mengantuk. Namun, dia tidak bisa tidur jika tak tahu istrinya di mana.Dia keluar kamar, lantas masuk kamar anak-anak. Evan tidak mendapati anak-anak di kamarnya, menandakan jika Renata dan yang lain sudah bangun lebih awal.“Eh … kamu sudah bangun. Mau kopi?” Renata baru saja datang bersama Dhira dan Dharu. Dia melihat Evan yang sedang menengok ke kamar anak-anak.“
last updateLast Updated : 2023-11-20
Read more

Liburan Usai

Setelah beberapa hari berada di kampung tempat Dhira dan Dharu lahir. Renata dan Evan pun memutuskan kembali karena jatah Evan libur sudah habis.“Kalau ada waktu lagi, datang kemari ya, Re.” Nenek pemilik rumah berpamitan dengan Renata.“Iya, pasti akan ke sini lagi,” balas Renata sambil mengusap punggung sang nenek yang sedikit memeluknya.“Jaga kesehatan. Semoga nanti lahirannya lancar seperti Dhira dan Dharu,” ujar salah satu ibu.Renata mengangguk-angguk mendengar setiap doa yang diucapkan para ibu di sana secara bergantian.Selain berpamitan dengan Renata dan Evan, para ibu itu juga merasa berat berpisah dengan Dhira dan Dharu. Bagaimanapun mereka dulu ambil andil dalam menjaga anak kembar itu.“Kalau liburan sekolah main ke sini.”“Iya, terus kalau besok besar juga jangan lupa sama nenek-nenek di sini,” timpal yang lain.Dhira mengangguk mantap mendengarkan ucapan para nenek, sedangkan Dharu mengangguk pelan.“Nenek jangan cemas. Dhira ga akan lupa kok sama nenek semua. Dhira ‘
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

Sugesti

“Evan tidak jemput?” tanya Margaret saat Renata pamit ingin ke rumah sakit untuk kontrol.“Ga, Ma. Dia masih ada pekerjaan, jadi aku pergi sendiri,” jawab Renata yang siap pergi.Hari itu Renata harus kontrol sesuai dengan jadwal. Evan sudah menghubungi jika tidak bisa datang, membuat Renata memutuskan pergi sendiri.“Mau mama antar?” tanya Margaret tidak tega melihat Renata pergi sendiri.“Dhira dan Dharu jam setengah 2 pulang, Ma. Bantu jemput mereka saja, aku bisa kok pergi sendiri. Mama jangan cemas,” jawab Renata yang tak ingin menambah beban sang mama lebih banyak.“Kamu yakin?” tanya Margaret memastikan.“Iya, Ma. Aku ga masalah kok. Mama tenang saja, ya.”Renata pun pergi setelah meyakinkan Margaret. Dia diantar sopir rumah menuju rumah sakit.Sopir mengemudikan mobil dengan hati-hati, sesuai instruksi Evan yang meminta agar menjaga Renata dengan baik dan tidak kebut-kebutan saat menuju ke rumah sakit demi keselamatan.“Pak, bisa mampir beli rujak? Ini masih satu jam lagi, dok
last updateLast Updated : 2023-11-21
Read more

Masih Trauma

Evan benar-benar panik dan takut terjadi sesuatu ke Renata. Dia lantas memilih masuk ke IGD bersama Albert untuk mencari keberadaan Renata.“Di mana dia?” Evan mencari sambil terus berdoa dalam hati agar tidak terjadi apa-apa dengan Renata.Di IGD, hanya ada seorang pria yang sedang diobati bagian kepala. Evan menghentikan langkah, kecemasan merayap di hatinya karena pikiran buruk kembali menguasai kepala.“Maaf, apa ada wanita hamil besar yang jadi korban kecelakaan mobil siang ini?” tanya Albert ke perawat yang baru saja keluar dari ruang pemeriksaan.“Wanita hamil? Tidak ada,” jawab perawat itu.Evan dan Albert terkejut, tapi tentunya senang karena tidak ada wanita hamil yang menjadi korban kecelakaan.“Tapi saya dengar korban wanitanya meninggal,’” ucap Albert mengorek informasi.“Oh … itu. Iya memang ada korban wanita yang meninggal, tapi tidak sedang hamil. Wanita itu mengalami serangan jantung dadakan, lantas menabrak pengemudi lain hingga terjadi tabrakan. Wanita itu meninggal
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

Cowok apa Cewek?

Hari-hari dilalui Renata penuh dengan kesabaran. Usia kandungan yang sudah besar, membuatnya kesulitan melakukan aktivitas seperti biasa. Dia mulai sudah duduk, sekalinya duduk susah berdiri. Bahkan ingin berjalan pun sekarang malas karena mudah lelah. “Mama, kapan dedeknya keluar?” tanya Dhira yang sore itu menemani Renata di halaman samping. Dhira duduk di samping Renata, satu tangan mengelus perut sang mama yang besar. “Bentar lagi. Kak Dhira sudah ga sabar ya mau lihat adek?” tanya Renata setelah menjawab. Dia menggoda putrinya dengan sebutan ‘Kak’. “Iya. ‘kan Dhira mau jadi kakak, biar kayak Dharu. Masa Dharu aja yang jadi kakak.” Dhira masih saja tidak terima jadi adik dan Dharu kakaknya. “Udah, ga usah iri lagi. Nanti kalau adik keluar, jadi kakak juga,” balas Dharu yang ada di samping Renata juga. “Makanya, Dhira ga sabar lihat adik. Biar cepet-cepet dipanggil kakak. Iyakan, Ma?” Dhira menatap Renata sambil mengedip-ngedip manja. Renata tertawa kecil mendengar ucapan Dhi
last updateLast Updated : 2023-11-22
Read more

Bayi Tampan

“Mama nggak kenapa-kenapa ‘kan, Oma?” Dhira menatap Margaret penuh harap.Dhira dan Dharu merengek ingin ikut ke rumah sakit karena sangat mencemaskan Renata.“Oma juga tidak tahu. Tapi kita berdoa saja agar Mama dan adik baik-baik saja,” ujar Margaret mencoba menenangkan.“Dhira mau lihat Mama.”“Dharu juga.”Margaret kebingungan karena cucu-cucunya ingin melihat Renata yang sekarang sedang menjalani persalinan.“Mama lagi berusaha melahirkan adik. Jadi Dhira dan Dharu yang sabar, ya. Nanti kalau adiknya sudah lahir, baru bisa lihat,” kata Margaret kembali membujuk.Margaret memang mengajak anak-anak ke rumah sakit, tapi dia menjaga Dhira dan Dharu di luar IGD, takut jika anak-anak akan membuat keributan di ruang IGD.Dhira dan Dharu terlihat sedih. Margaret pun berusaha untuk menenangkan keduanya.“Kalian berdoa ya, biar Mama dan adik sehat. Kalian mau segera ketemu adik, kan? Nah, adik juga mau ketemu kalian, makanya sekarang mau keluar. Jadi Dhira dan Dharu harus tenang agar bisa
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

Aldric Candrama Danantya

Edward baru saja mengurus prosedur rumah sakit. Dia sudah mendapatkan informasi dari perawat jika Renata melahirkan dengan lancar.Edward pun pergi menemui Margaret untuk menyampaikan kabar gembira itu, agar istrinya dan anak-anak tidak cemas.“Ma.” Edward berjalan menghampiri Margaret.Margaret dan anak-anak langsung berdiri melihat Edward datang. Dia benar-benar mencemaskan Renata.“Opa, bagaimana kondisi Mama?” tanya Dhira langsung karena mencemaskan sang mama.Edward tersenyum memandang Dhira, kemudian menjawab sambil menatap Margaret.“Papa tadi mendapat info dari perawat kalau persalinannya lancar. Sekarang sedang diurus agar bisa segera dipindah ke ruang inap,” ujar Edward menjelaskan dengan senyum penuh kebahagiaan.Margaret mengucap syukur penuh kelegaan mendengar kabar itu. Dia sampai menangis karena sangat bahagia.Dhira dan Dharu pun ikut senang, mereka bahkan saling memeluk sebagai tanda syukur atas kelahiran adik mereka.“Adiknya Dhira cowok apa cewek?” tanya Dhira yang
last updateLast Updated : 2023-11-23
Read more

Menjaga Bersama

“Dia mau menyusu lagi?” tanya Evan saat melihat Renata memangku Aldric. Evan menengok ke arloji, waktu menunjukkan jam 11 malam. “Iya, memang sudah biasa kalau bayi baru lahir, akan menyusu setiap beberapa jam sekali,” ujar Renata menjelaskan. Renata sudah duduk bersandar headboard, memangku putranya lantas menyusui meski belum ada air susu yang keluar. “Van, tolong buatkan susu formula,” pinta Renata. Renata akan menyusui Aldric seperti biasa meski air susunya tidak keluar, lantas akan memberikan susu formula setelah bayinya itu kesal karena tidak ada air susu yang masuk ke lambungnya. Evan pun mengangguk dan segera melaksanakan apa yang dikatakan Renata. Dia sudah diajari Margaret cara membuat susu formula. Renata memandang bayi mungilnya yang sedang menyusu. Aldric begitu menggemaskan karena pipinya yang gembul. Evan duduk di samping Renata, memandang Aldric yang sedang menyusu sambil memegang botol susu. “Apa dulu Dhira dan Dharu juga seperti ini?” tanya Evan ke Renata. “
last updateLast Updated : 2023-11-24
Read more
PREV
1
...
262728293031
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status