Bab 43"Iya Ma," jawabku mewakili Dhifa."Oala, ternyata aslinya cantik banget, bukan-bukan cuma cantik tapi manis," puji mamaku.Nah benarkan, Mama juga sama penilaiannya denganku."Ah Tante bisa aja, kenyataannya aku malah ditinggal kok Tante," tukas Dhifa dengan wajah menunduk malu. "Itu mantan suami kamu aja yang gak bersyukur, oh iya kok malah ngobrol terus. Sebentar ya, Tante buatin minuman dulu!" "Iya Tante."Aku masih tersenyum melihat Dhifa yang kelihatan duduk santai di depanku."Adik kamu mana, Mas?" tanya Dhifa."Di kamar, mau ketemu sekarang?" Dhifa mengangguk, aku membawanya ke kamar adikku. Rupanya adikku sedang mengganti popok bayinya."Rini, ini teman Mas datang menjenguk kamu. Fa ini adikku, Rini!" Mereka saling berjabat tangan berkenalan. "Jadi ini Mbak Dhifa, terima kasih lho Mbak mau datang kemari," ucap Rini senang.Mama dan Rini adikku memang pernah mendengar nama Dhifa disebut-sebut sebagai salah seorang klienku."Kamu suka nggosipin aku di rumah sini ya
Terakhir Diperbarui : 2023-06-30 Baca selengkapnya