Share

Mengemis

Penulis: Nur Meyda
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-01 21:18:40

Bab 48

Pov Nadhifa.

Kuregangkan pinggang yang terasa sedikit pegal. Pundak ini juga terasa kaku, akibat menunduk terus dari tadi. Kulihat jam di tanganku, ternyata sudah sore.

Sebentar lagi waktu pulang kantor, kubereskan barang-barang yang masih berserakan di atas meja. Wita, sekretaris ku datang mendekat.

"Bu, sudah nonton video yang sedang viral hari ini?" tanya Wita.

"Video apa?" balasku cuek sambil terus merapikan mejaku sendiri.

Aku memang kurang tertarik dengan video-video unfaedah yang berseliweran di dumay.

"Coba deh Ibu tonton!" Wita menyodorkan ponselnya.

"Apa itu, Wit? Ibu malas kalau video gak ada gunanya," kataku seraya menggeleng.

"Tonton aja, Bu. Ini tentang Pak Fatan dan istrinya," jawab Wita kemudian.

Dengan malas aku menerima ponsel Wita, dan aku melotot tak percaya melihat video yang sedang diputar

Irene sedang ribut dengan seorang wanita. Dan Mas Fatan juga ada di situ, aku menggeleng kesal. Tak habis-habisnya mereka membuat sensasi yang memalukan.

Aku ters
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Suami Lupa Diri   Siapa Dia

    Bab 49"Maaf Mas aku tak bisa membantu kali ini. Selesaikanlah masalahmu sendiri!" tolakku. Aku berdiri, percuma berlama-lama menghadapi Mas Fatan. Dia tidak akan menyerah semudah itu. "Tolonglah Fa, Mas gak tau mau minta tolong dengan siapa lagi. Hikss!" See, benarkan! Sekarang dia berakting berlutut di depanku. Dengan berurai air mata dia memohon pertolonganku."Apa-apaan kamu Mas. Gak malu kamu dilihat orang. Berdirilah!" perintahku.Namun dia tak bergerak sedikit pun. Muak aku melihat aktingmu Mas, kali ini aku takkan tertipu lagi bujuk rayumu."Fa tolonglah, kalau aku tak memenuhi tuntutan Mira bisa-bisa Irene membusuk dipenjara Fa. Apa kau tak kasihan?" ibanya.Mira, jadi wanita di video itu namanya Mira. Aku semakin yakin kalau pernah mengenal si Mira ini. "Apa peduliku Mas, mulai sekarang jangan ganggu aku dengan masalahmu. Oh iya, besok kamu harus masuk kerja. Kalau sampai kamu bolos, kamu akan kupecat! Dan jangan tampakkan lagi wajahmu di kantor ini untuk selamanya" ucap

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Suami Lupa Diri   Ternyata Dia

    Bab 50Pov Faisal."Pa, sudah selesai belum. Nanti kita telat lho!" teriak Melisa istriku."Iya sayang, sabar dong.""Papa ini aneh, harusnya tuh Mama yang lama dandannya. Ini malah kebalik," gerutu Melisa."Perut Papa mendadak mules tadi Ma. Ya sudah kita berangkat!" Aku menggandeng istriku keluar rumah. Hari ini kami akan menghadiri pembukaan gerai makanan milik anak sahabatku.Aku melirik Melisa yang duduk di sampingku. Dia kelihatan sangat cantik hari ini. Wajahnya yang selalu tersenyum itu membuat aku selalu dihantui rasa bersalah. Aku pernah membuat senyum itu menghilang dari wajahnya. "Kalau nyetir jangan sambil lirik-lirik Pa. Bahaya!" ingatnya sambil tetap tersenyum."Habis Mama cantik banget hari ini!" rayuku."Ishh gombal, malu Pa sama umur," ucap Melisa.Dicubitnya lenganku pelan, kemudian diusapnya berulang kali."Gombal sama istri sendiri ya gak apa-apa, Ma!" balasku.Dia mendadak terdiam, ya ampun aku salah ucap. Pasti dia teringat lagi hal itu."Maafin Papa Ma, Papa

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-01
  • Suami Lupa Diri   Tertangkapnya Mira

    Bab 51Pov Fatan."Yesss!" teriakku senang.Aku tak menyangka kalau Om Faisal mau membantuku. Padahal kemarin aku sudah putus asa ketika Dhifa menolak membantuku.Segera kuhubungi Mira, kukatakan kalau aku akan memenuhi tuntutannya. "Datanglah ke kantor polisi sekarang!" Kuakhiri teleponku dengan geram, aku sempat mendengar pekik kegirangan di ujung telpon tadi. Kurang ajar kau Mira, uang 75 juta itu akan menjadi milikmu secara cuma-cuma. Huhh menyesal aku mengenalmu Mira! "Bagaimana, Tan?" tanya ibunya Irena tiba-tiba saja sudah berada di sampingku. "Omya Dhifa mau membantu membebaskan Irena, Bu. Aku harus pergi ke kantor polisi sekarang juga," jawabku senang. "Alhamdulillah, ya udah kamu segera berangkat. Kasihan Irena, dia pasti ketakutan di dalam sana," balas ibunya Irena ikut senang. Aku mengangguk kemudian bersiap dan langsung menuju ke kantor polisi. Aku menunggu kedatangan Mira dan Om Faisal di sana. Tak lama Mira tiba di kantor polisi, dengan anggun dia berjalan memas

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Suami Lupa Diri   Tertangkapnya Mira (2)

    Bab 52"Malu kenapa? Bukankah kau senang karena berhasil mendapatkan uang yang banyak dan sebuah mobil mewah?" "A-aku malu dan trauma, kau tau walau aku memperoleh uang dan mobil itu tak bisa mengobati rasa traumaku!" teriak Mira kesal."Oh ya, apa karena kurang banyak?" tanya Dhifa lagi."Sebenarnya kau siapa? Dari mana kau tahu kejadian itu?" tanya Mira balik."Aku Dhifa, keponakan dari orang yang sudah kau tipu. Orang yang kau tuduh telah memperkosamu. Padahal kenyataannya, kau lah yang memberi sesuatu di minumannya. Lalu kau bawa dia ke dalam kamar hotel, kau berpose seolah-olah kau diperkosa. Lalu kau foto dan rekam kejadian itu, dan kau jadikan alat untuk memeras orang itu. Benar kan?" tutur Dhifa dengan marah."I-itu tidak benar. Dia memang memperkosa aku. Dia jahat, dia pantas mendapatkan hukuman. Tetapi aku berbaik hati mau menerima tawarannya untuk menutup mulut dan tidak melaporkan hal itu pada polisi. Apa aku salah menerima imbalan karena kebaikanku itu?" teriak Mira.Ada

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Suami Lupa Diri   Fatan Menghalu

    Bab 53"Aku tahu Mbak pasti berkata begitu. Mbak sangat baik, aku menyesal telah merebut Mas Fatan dari Mbak. Ji-jika Mbak mau, Mbak boleh memiliki Mas Fatan kembali. Aku ikhlas Mbak!" "Irene, kamu----" ucapanku dipotong oleh Irene."Mas Fatan, aku juga minta maaf. Kembalilah pada Mbak Dhifa, aku gak papa!" Aku memeluk Irene yang harus kembali kedalam selnya. Kamu baik sekali Irene. Kamu tahu aku tak ada teman, kau ikhlaskan aku kembali pada Dhifa. Kalau dipikir-pikir, boleh juga usul Irene tadi. Aku kembali pada Dhifa, dan semua fasilitas serta kemewahan kembali dapat kunikmati.Aku mengejar Dhifa yang telah beranjak keluar."Fa, usul Irene tadi Mas setuju kalau kita rujuk kembali!" ucapku senang."Jangan mimpi Mas, aku tak sudi kembali bersamamu!" balas Dhifa ketus.Oke Dhifa, kau boleh menolakku sekarang. Aku tahu kok kalau kau masih sangat mencintai aku. Kau akan kembali dalam pelukanku, aku yakin itu!🔥🔥🔥🔥🔥Keesokan harinya, aku berangkat kerja dengan semangat. Aku harus

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Suami Lupa Diri   Tobatnya Pelakor

    Bab 54Pov Irene.Tiga hari sudah aku menginap di tahanan polisi. Mulanya aku merasa takut, panik dan putus asa. Rasanya aku sudah tak ingin hidup lagi.Hari pertama aku di.sini, aku menangis sepanjang hari. Teman satu selku berjumlah empat orang. Mulanya kukira mereka jahat dan kejam pada penghuni baru. Aku takut dijadikan bahan bully-an oleh mereka. Seperti sinetron ikan terbang yang sering kutonton dulu. Namun, ternyata itu hanya ketakutan ku sendiri saja. Ternyata mereka baik dan ramah padaku. Merekalah yang menasihatiku agar tak menangis terus.Percuma kata mereka, tangisanku gak akan merubah keadaan. Lebih baik menikmati hidup selama di dalam penjara untuk membunuh rasa bosan. Mbak Diah, Mbak Yani dan Mbak Bunga memberi semangat padaku. Padahal aku tahu mereka pun sedang galau menunggu putusan pengadilan akan kasus mereka masing-masing. Terutama Mbak Diah yang akan menjalani sidang putusan tiga hari lagi. "Mbak Diah gak takut kah?" tanyaku saat itu. "Namanya manusia pasti ta

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Suami Lupa Diri   Tobatnya Pelakor (2)

    Bab 55"Hmm," gumam Mbak Diah dengan mata terpejam."Apa menurut Mbak, dosa-dosaku bisa diampuni sama Allah?" tanyaku dengan sedih.Mbak Diah membuka matanya, dipandangnya aku dengan lembut. "Kenapa bertanya seperti itu?" tanyanya balik. "Aku merasa sangat berdosa selama ini Mbak. Tapi aku sekarang sudah sadar, hanya saja, apa mungkin dosaku masih bisa dimaafkan?" "Allah itu Maha Pengampun Ren. Kalau kamu bertaubat dan meminta ampunan dengan tulus dan ikhlas, serta berjanji tidak akan mengulanginya lagi. InshaAllah, Dia akan mengampuni dosa-dosamu."Air mataku mengalir mendengar ucapan Mbak Diah."Aku merasa menyesal Mbak, selama ini telah banyak berbuat dosa. Terutama pada mantan istri suamiku Mbak Dhifa," jujurku.Mbak Diah memang telah mendengar kisahku sebelumnya. Aku telah menceritakan semua padanya kemarin."Kamu sudah meminta maaf padanya kan kemarin?" "Iya Mbak, aku sudah minta maaf. Bahkan aku mempersilahkan jika Mbak Dhifa mau kembali pada Mas Fatan. Aku merelakan mereka

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-03
  • Suami Lupa Diri   Raja Ngeyel

    Bab 56 Kami pun berpelukan sambil menangis, merasa menyesal dengan kejahatan yang sudah kami perbuat selama ini. "Maaf Bu, waktunya telah habis!" ingat Ibu penjaga. Aku memeluk Ibuku dan berpesan agar dia menjaga kesehatan. Ibu berpamitan dan meninggalkanku yang juga harus segera masuk ke dalam sel kembali. Aku melangkah dengan ringan, aku optimis kalau hidupku akan lebih baik ke depannya. Meskipun masih merasakan rasa takut di dalam hati, setidaknya aku sudah meminta maaf kepada orang yang sudah aku sakiti. Mbak Dhifa. 🔥🔥🔥🔥🔥 Pov Nadhifa. Pukul 5 sore, aku bersiap untuk pulang. "Fa, boleh ngomong sebentar saja!" Mas Fatan meminta waktuku dengan wajah sok imutnya. Senyum-senyum gak jelas gitu. Cihh aku gak bakal tergoda Mas. "Ada apa Mas?" tanyaku malas. "Gimana kalau ngobrolnya sambil makan Fa!" tawarnya. "Maaf Mas, aku sudah janji sama anak-anak untuk makan di rumah," tolakku. "Ah iya, Mas rindu sama Alea dan Axel. Mas boleh ketemu mereka kan Fa?" "Boleh saja t

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-04

Bab terbaru

  • Suami Lupa Diri   Bed Rest

    Bab 86POV DhifaSatu Minggu kemudian, setelah dirawat dengan intensif, aku pun diperbolehkan pulang ke rumah. Tentu saja dengan berbagai persyaratan dari Dokter Boy yang sangat memperhatikan kesehatan pasiennya. Aku hanya mengangguk seraya mengucapkan terima kasih. Walau di dalam hati aku masih bingung dengan perusahaan milikku. Siapa yang akan menggantikan diriku selama aku bed rest? Aku juga belum tahu sampai kapan bisa beraktivitas dengan normal kembali. Aku mendesah resah, kehamilan kali ini benar-benar menguras pikiran dan perasaanku. Sangat berbeda dengan saat hamil Alea juga Axel dahulu. Aku masih bisa beraktivitas seperti biasa. Mungkin karena sekarang aku hamil di saat usai sudah lewat tiga kukuh tahu, jadi kondisi dan ketahanan tubuhku juga menurun. "Sayang, kita makan dahulu, ya!" ujar Mama Riko yang baru saja masuk ke kamar dengan membawa satu nampan berisi hidangan makan untukku."Aku belum lapar, Mas," jawabku malas. Memang perutku masih terasa kenyang, belum lapar s

  • Suami Lupa Diri   Tidak Baik-baik Saja

    Bab 85POV RikoTiiinnn!"Astaghfirullah, maaf-maaf," ucapku penuh penyesalan. "Hati-hati, Masih untung saya bisa ngerem tadi!" balas pengemudi motor yang hampir saja aku tabrak. Pengemudi itu pun meninggalkan diriku yang masih termangu di balik kemudi. Mungkin sekarang wajahku sudah seputih mayat saking kagetnya. Aku sedang tidak fokus karena ingin cepat sampai ke rumah sakit. Begitu mendengar kabar yang disampaikan oleh Alea tadi membuat aku terburu-buru mengemudikan mobil hingga hampir saja mencelakai orang lain. Sungguh aku sangat khawatir dengan keadaan Dhifa. Entah apa penyebabnya sehingga dia bisa pingsan. Mana sedang sendirian di rumah, Bik Ijah, sang pembantu sedang pulang ke kampung. Jadi semua urusan rumah tangga dipegang oleh Dhifa. Hanya untuk mencuci dan membersihkan rumah, dia memakai jasa pembantu pengganti yang hanya bekerja dari pagi sampai pukul 4 sore saja. "Ya ampun, kok, malah ngelamun begini, sih. Aku harus secepatnya sampai ke rumah sakit." Begitu tersadar

  • Suami Lupa Diri   Kabar bahagia 2

    Bab 84 "Apa? Mbak Dhifa hamil, Mas. Alhamdulillah," ucap Rini, adiknya Riko bahagia. "Iya, Rin. Ini baru pulang dari dokter kandungan. Alhamdulillah, Mbak kamu tengah hamil sekitar empat minggu," jawab Riko di ujung telepon. Dia melirik Dhifa yang tengah tertidur setelah muntah-muntah saat habis salat Subuh tadi. "Aku senang mendengarnya, Mas. Mama nanti siang kami ke sana, ya," ujar Rini. Mamanya Riko yang tengah menonton televisi pun ikut bahagia mendengar berita yang disampaikan oleh Riko. "Alhamdulillah, ya Allah. Mas, anak sulung kita akhirnya akan punya keturunan. Semoga kamu bahagia di sana, ya," bisik ya lirih. Dia jadi teringat akan almarhum suaminya yang sudah meninggal dunia saat kedua anaknya masih kecil-kecil. Mamanya Riko mengusap air mata yang keluar begitu saja saking bahagianya dia. Selesai berbincang dengan Riko, Rini pun duduk di samping mamanya. "Nanti kita ke rumah Mbak Dhifa, Ma. Katanya hari ini Mbak Dhifa libur," ucap Rini. "Iya, Rin. Aduh, Mama

  • Suami Lupa Diri   Kabar Bahagia

    Bab 83Riko berlari kencang ke dalam rumah sakit, dia baru saja tiba setelah mendapat telepon dari Wita. Sekretaris istrinya mengatakan kalau Dhifa pingsan dan sekarang sudah berada di ruang IGD rumah sakit. Riko mengatur napasnya setelah sampai di depan ruang IGD. Wita yang melihat kehadirannya Oun bergegas menemui suami bosnya itu. "Pak Riko, Ibu masih ada di dalam. Sedang diperiksa sama dokter," beritahunya sebelum Riko bertanya. "Kenapa dengan istri saya, Wit. Kenapa dia bisa pingsan?" tanya Riko. "Saya juga gak tahu, Pak. Tadi kami habis rapat, Bu Dhifa mengeluh kalau kepalanya pusing. Tiba-tiba pingsan begitu saja."Riko masih belum puas dan ingin bertanya lagi pada Wita. Namun, pintu ruangan IGD terbuka lalu keluarlah seorang suster. "Keluarganya Ibu Nadhifa!" serunya dengan lantang. "Saya Suster. Saya suaminya," jawab Riko kemudian mendekati suster tersebut. "Bapak suaminya Bu Nadhifa? Mari ikut saya menemui dokter di dalam!" Riko pun mengangguk lalu mengikuti suster t

  • Suami Lupa Diri   Dhifa Pingsan

    Bab 82Riko dan Dhifa baru saja kembali dari makan malam di luar. Saat itu sudah hampir larut malam. Setelah makan malam, sebelum kembali, Riko mengajak Dhifa untuk bersantai di taman yang masih ramai meskipun hari telah malam. Mereka berkeliling area taman sambil sesekali mampir di lapak pedagang kaki lima yang menjajakan aneka jenis makanan dan camilan yang enak. Tak terasa sudah hampir dua jam mereka berada di sana. "Enak juga bisa bersantai di tempat seperti ini, ya, Mas?" Dhifa melirik suaminya yang tengah duduk bersandar sambil menatap hamparan bintang di langit malam."Iya, Fa. Rasanya, Mas gak ingin malam ini cepat berlalu."Dhifa tersenyum mendengar jawaban Riko, dia melihat waktu di ponsel pintarnya. Dhifa pun berdiri lalu mengajak Riko untuk pulang. "Sayangnya, kita harus pulang sekarang, Mas. Sudah hampir tengah malam, taman juga sudah sepi."Riko menoleh ke sekitarnya, benar saja. Taman yang tadinya ramai dengan pengunjung, kini sudah mulai sepi. Hanya tinggal beberapa

  • Suami Lupa Diri   Mantan Madu Yang Baik

    Bab 81"Jadi dia nekat datang ke sini tadi?" Riko bertanya dengan heran. Heran dengan keberanian Vanessa mendatangi kediamannya. Riko baru saja pulang dari kantor, Dhifa pun langsung menceritakan tentang kedatangan Vanessa siang tadi. "Iya, Mas. Dan kamu tahu gak, dia sekarang sudah merubah penampilannya. Vanessa sekarang memakai hijab dan tampak anggun sekali, meskipun kelihatannya dia tidak nyaman dengan pakaiannya itu," beritahu Dhifa. "Memakai hijab? Tapi waktu malam itu pakaiannya sangat seksi dan terbuka. Aneh," ujar Riko makin heran. "Entahlah, Mas. Biarkan saja dulu, kita lihat apa yang akan dilakukan Vanessa Selan itu tanya. Lebih baik kamu sekarang mandi, terus kita makan malam di luar. Soalnya, Bik Ijah belum gak ada. Aku juga lagi malas masak.""Malas masak? Tumben?" Riko menggoda istrinya. Biasanya Dhifa akan memasak walaupun baru pulang dari kantor. "Tubuhku rasanya lemas dan tak bertenaga, Mas. Sangat lelah," jawab Dhifa. "Hm, wajah kamu juga sedikit pucat. Apa k

  • Suami Lupa Diri   Vanessa dan Irena

    Bab 80"Argh, sial. Sia-sia aku kepanasan pakai hijab ini. Mas Riko nya malah lembur. Huh!"Vanessa melampiaskan kekesalannya di dalam mobil. Dia sudah agak jauh dari kediaman Dhifa. Dia mengemudikan mobil dengan kecewa karena rencananya lagi-lagi berantakan. Padahal dia masih berada di dalam komplek perumahan kediaman Dhifa. Cit!Vanessa mengerem mobilnya dengan tiba-tiba. Karena asyik melamun dia pun menabrak seorang wanita yang akan menyeberang jalan. Ups! Hampir saja. Batin Vanessa kesal. Wanita yang tak lain adalah Irena itu meringis karena terbentur mobil Vanessa. Untung saja Vanessa bisa mengerem tepat waktu sehingga dia tidak terlindas mobilnya. Dengan gugup Vanessa keluar dari dalam mobil untuk melihat keadaan korban Dia menoleh ke sekitar. Untung masih ada di dalam komplek, jadi tidak ada pengendara lain yang lewat, pikirnya senang. "Aduh, kakiku," erang Irena. "Maafkan saya, Mbak. Saya gak sengaja, ayo kita ke rumah sakit saja!" kata Vanessa dengan gugup. "Gak usah,

  • Suami Lupa Diri   Bibit Pelakor Tiba

    Bab 79"Mami, ada tamu!" Alea mengetuk pintu kamar mamanya. Dhifa yang baru selesai mandi pun segera membuka pintu kamar lalu bertanya kepada Alea. "Siap, Le?" "Gak tahu, Mi. Katanya teman Papa," jawab Alea. "Ya, sudah suruh tunggu sebentar. Bilangin kalau Papa belum pulang," kata Dhifa. Alea pun mengangguk kemudian menemui kembali tamu yang sedang menunggu di teras. Alea memang tidak menyuruh tamu itu masuk karena dia tidak mengenalnya. "Sebentar, ya, Tante. Mami masih berpakaian, kalau Papa belum pulang," beritahunya pada sang tamu. "Iya, Sayang. Gak apa-apa, Tante tunggu di sini saja," sahut Vanessa, sang tamu yang dimaksud tadi. Vanessa merapikan hijab yang dipakainya. Sebenarnya dia merasa gerah dan tidak nyaman dengan pakaian tertutup seperti itu. Namun, demi berhasilnya rencana bersama mamanya, terpaksa Vanessa menjalaninya. Karena penampilannya yang sudah berubah, maka Alea pun tidak mengenali Vanessa. Orang yang sudah menghina mama dan adiknya dahulu. Tak lama menung

  • Suami Lupa Diri   Mama Ada Ide

    Bab 78"Kurang ajar! Aku terlambat lagi! Ke apa sih Mas Riko gak sabar menunggu aku! Sebal!"Vanessa melemparkan apa saja yang bisa digapainya di dalam kamar. Suara benda pecah dan dibanting bergantian terdengar dari dalam kamarnya membuat para pembantu ketakutan. Mereka tahu bagaimana kelakuan Vanessa jika sedang marah begitu, dia bisa bersikap kasar dan brutal. Jadi mereka tidak ada yang berani mendekat. Prang!Vanessa melempar cermin di meja riasnya dengan botol parfum. Dia sangat kesal dan marah karena baru tahu kalau Riko, mantan suami kakaknya itu sudah menikah lagi. Sementara itu, Vero, mamanya Vanessa baru saja kembali dari arisan bersama geng sosialitanya merasa heran melihat para pembantu berkumpul di depan kamar Vanessa. "Ada apa ini? Kenapa kalian berkumpul di sini?" "Eh, Nyonya sudah pulang? Itu, Neng Vanessa ngamuk di dalam kamarnya," jawab pembagi paling senior di rumah itu. "Vanessa mengamuk? Kenapa lagi itu anak?" gerutu Vero lalu mengetuk pintu kamar anaknya.

DMCA.com Protection Status