Beranda / Pernikahan / Suami Lupa Diri / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab Suami Lupa Diri: Bab 61 - Bab 70

86 Bab

Membela Anak

Bab 61Pov Nadhifa.Tin ... Tin ... Tin ....Aku menekan klakson dengan kencang, macetnya jalanan seakan menambah sesak di dalam dada yang aku tahan dari tadi."Mi," panggil Alea pelan."Mami sedang mengemudi Le, kalau ingin bicara nanti saja di rumah!" jawabku tanpa menoleh.Kudengar helaan nafas Alea, maafkan Mami Sayang. Mami gak mau kalian menjadi sasaran kemarahan Mami karena emosi, batinku. Kucoba menarik nafas lalu menghembuskan perlahan. Kulakukan berulang kali selama dalam perjalanan.Lumayan efektif, setidaknya rasa sesak di dalam dadaku sedikit berkurang. "Kalian masuk lalu mandi dan jangan lupa shalat Ashar. Nanti Mami ke kamar, kita bicara!" pesanku saat anak-anakku akan turun dari mobil."Iya Mi!" jawab mereka bareng.Alea dan Axel masuk ke dalam rumah, aku kembali menarik nafas dan menghembuskan dengan kasar. Namun rasa kesalku mendadak naik kembali saat melihat sebuah sepeda motor terparkir di tepi halaman rumahku.Aku masuk ke dalam rumah dengan wajah kesal, benar-b
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-05
Baca selengkapnya

Egois

Bab 62"Aku takkan pergi dari sini Dhifa. Aku ingin kembali padamu dan kamu harus mau. Aku tak ingin mendengar penolakan. Kau tahu kan kalau aku sudah berjasa pada orang tuamu? Mereka pasti akan marah kalau kau menolakku! Hahaha!" Mas Fatan tertawa terbahak sambil menunjuk-nunjuk di depanku."Pak Satpam bawa orang ini keluar, jangan biarkan dia masuk tanpa seizin dari aku. Tidak boleh ada yang mengizinkan dia masuk, siapapun itu. Kalau ada yang memaksamu mengizinkan dia masuk, usir juga dia!" "Baik Bu!" Pak Satpam menarik tangan Mas Fatan yang terus memberontak.Namun tenaga Pak Satpam lebih kuat, Mas Fatan sampai terseret-seret langkahnya mengikuti langkah Pak Satpam."Tunggu! Jadi kamu akan mengusir Mama juga kalau mengizinkan dia masuk Fa. Begitu?" tanya mertuaku."Ini rumahku Ma, kalau Mama tak mau mendengarkan laranganku. Aku harus bagaimana menurut Mama" tanyaku balik."Fatan bermaksud baik Fa. Dia ingin berbaikan denganmu!" jawab mertuaku sedih."Sayangnya Dhifa sudah gak mau
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-06
Baca selengkapnya

Berkunjung

Bab 63Ya Allah, permudah jalan hamba, doaku. Hari semakin gelap, adzan maghrib sejak tadi sudah berkumandang. Aku melihat mesjid di depan sana, kuputuskan untuk mampir. Aku menunaikan kewajibanku sekaligus menunggu hujan agak reda. Aku keluar dari mobil yang sudah kuparkirkan dihalaman mesjid. Keluar dari mobil, aku sedikit berlari menuju ke dalam mesjid. Hingga aku tak memperhatikan kalau ada sepasang mata yang mengawasiku semenjak aku turun dari mobil tadi. Selesai shalat sendirian, karena waktu berjamaah telah lewat aku memilih duduk di teras masjid. Aku menyaksikan butiran air hujan yang terus turun membasahi tanah. Tak kusadari kalau sosok yang mengawasiku dari tadi telah ikut duduk di sampingku. "Kalau jam segini kamu masih di luar rumah, anak-anak siapa yang menemani Fa?" Aku terperanjat kaget, menoleh ke asal suara. Hatiku menjadi campur aduk antara kaget, senang, rindu, eh gak. Aku gak rindu dengan dia, tolakku dalam hati."Mas Riko! Kok Mas bisa ada di sini juga?" tan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-06
Baca selengkapnya

Kisah Masa Lalu

Bab 64Drrttt ....Ponselku bergetar, rupanya mamaku yang menelpon."Assalamualaikum, ada apa Ma?" "Waalaikumsalam. Kamu di mana Ko, Mama ke rumah lho ini. Kamu malah belum pulang," omel mamaku di telpon."Riko sedang di rumah Dhifa Ma, baru aja nyampe.""Owh ya sudah, salam sama Dhifa ya. Mama tunggu kamu di rumah. Assalamualaikum." "Waalaikumsalam," jawabku."Telpon dari Tante ya Mas?" tanya Dhifa.Ah aku sampai tak sadar kalau Shifa sudah ada di depanku."Iya Fa, Mama kirim salam." Aku menatap Dhifa dengan kagum. Ternyata tanpa riasanpun wajah Dhifa tetap cantik dan manis."Ehm, Mas mau ngomong apa?" "Oh, eh itu Fa. Soal Vanessa kemarin. Mas harap kamu jangan masukkan kehati!""Tadi Dhifa sudah bilang kalau mau membahas soal itu, aku gak mau Mas!" tukas Dhifa kesal."Tunggu dulu Fa, ini penting. Mas gak mau kamu salah sangka. Vanessa sudah keterlalaun. Mas sudah memberinya peringatan kemarin!" Aku berusaha meyakinkan Dhifa.Flasback on."Kamu keterlaluan Nessa, apa hak kamu men
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-06
Baca selengkapnya

Kau Tak Menyukaiku

Bab 65"Diminum dulu Mas!" Suara Dhifa membuatku tersadar."Terima kasih Fa." Kuteguk kopi yang disuguhkan Dhifa."Manis, semanis yang membuatnya," pujiku.Bukannya senang Dhifa malah mengerucutkan bibirnya. Aku tersenyum melihatnya, Dhifa kelihatan semakin menggemaskan kalau begitu.Aku berdehem kecil berusaha menetralkan debaran jantungku yang mendadak berubah menjadi bar-bar."Fa, sebenarnya sudah sejak kemarin Mas ingin mengatakan hal ini padamu. Tapi Mas rasa sekaranglah saat yang tepat." Aku mengambil posisi berlutut didepan Dhifa. Dia kelihatan kaget saat aku menggenggam kedua tangannya."Dhifa, will you marry me?" ucapku yakin.Dhifa kelihatan kaget dengan perlakuanku. Dia berusaha melepaskan genggamanku. "Mas apa-apaan sih ini?" tanyanya marah."Aku mencintai kamu Fa, aku ingin menikah denganmu!" "Mas Riko, aku baru sebulan lebih bercerai. Bagaimana bisa aku menikah secepat ini?" "Mas gak minta kita menikah secepatnya Fa, Mas hanya ingin kamu menerima Mas dulu. Mas akan m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-06
Baca selengkapnya

Mama Koma

Bab 66"Selamat pagi Dokter, pagi Om!" sapaku begitu tiba di rumah sakit."Selamat pagi, kita tunggu pihak kepolisian yang akan memeriksanya ya!" kata Om Faisal.Aku mengangguk mengerti, memilih duduk di kursi yang ada didepan taman ruang ICU. "Selamat pagi Pak, silahkan masuk kedalam. Pasien sudah cukup stabil untuk ditanyai!" Aku menoleh kebelakang, ternyata Pak polisinya sudah datang. Dua orang berpakaian polisi dan seorang berpakaian biasa berdiri membelakangiku.Tunggu dulu, yang berpakaian biasa itu bukannya ... Mas Riko! Aku masih termangu memandang orang itu dari kursiku.Dua orang polisi beserta Dokter dan Om Faisal masuk kedalam ruangan ICU. Tinggal pria itu sendirian, saat dia berbalik senyumku langsung merekah. Benarkan, dia Mas Riko.Aih kenapa hatiku jadi berdebar-debar sih? Mas Riko mendekatiku, ikut duduk di sampingku. "Sudah sarapan?" tanyanya pendek. "Sudah Mas, apa Mas Riko belum sarapan?" tanyaku balik."Belum," jawabnya singkat. Mas Riko mengambil ponsel dari
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-06
Baca selengkapnya

Kambing Hitam

Bab 67"Ini semua salah kamu Fa. Kalau saja kamu setuju kita rujuk kembali, pasti Mama gak akan mengalami hal ini!" tuduhnya dengan licik."Kok Mas jadi nyalahin aku. Harusnya Mas itu yang introspeksi diri, bukannya nyalahi aku seenaknya begini!" balasku kesal."Aku beneran sudah tobat Fa. Kamu lihat sendiri kan seminggu ini aku diam, aku memberi kamu kesempatan untuk berpikir. Sekarang aku yakin, kamu pasti merasa kehilangan perhatian aku kan. Kamu merasa kesepian karena aku cuekin seminggu ini. Ngaku aja kamu Fa!" bentaknya lagi. Aku hanya menggeleng kesal sekaligus tak mengerti. Apa ada orang yang ingin rujuk malah marah-marah dengan mantan pasangannya?"Kami harus mau kembali rujuk denganku, Fa!" sambungnya kemudian. Ya Allah, ini orang gak sadar juga ternyata. Kadar kepedeannya masih maksimal."Mama kamu sedang sakit malah ngomong gak jelas gitu Mas. Aku pamit kalau begitu. Malas meladeni kegilaan kamu!" ujarku kesal mengingatkannya."Pergi sana Fa, jika terjadi sesuatu pada ma
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-12
Baca selengkapnya

Berita Buruk

Bab 68Pov Riko.Aku terbangun karena mendengar suara adzan dari mesjid di kejauhan. Selesai menunaikan kewajibanku, aku keluar dari kamar hotel tempat aku menginap. Hanafi, teman SMAku sedang bermasalah dengan mantan istrinya. Soal hak asuh anak yang dituntut oleh mantan istrinya, sementara kedua anaknya selama ini berada dibawah pengawasan Hanafi.Istrinya kabur dengan lelaki lain, Hanafi menceraikan istrinya sedang hak asuh berada ditangan Hanafi. Setahun kemudian istrinya muncul kembali meminta agar anak-anaknya tinggal bersamanya.Karena Hanafi tak mengizinkannya, mantan istrinya menuntut ke Pengadilan agar hak asuh anak jatuh ke tangannya.Aku sudah membantunya mengurus berkas yang diperlukan untuk sidang yang akan dilaksanakn dua hari lagi. Aku berjalan santai disepanjang lorong kamar hotel. Segelas kopi sepertinya bisa merilekskan pikiranku saat ini.Suasana Cafe yang ada di hotel ini masih sepi. Wajar saja, masih pukul 6 pagi, mungkin para tamu hotel masih terlelap dengan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-12
Baca selengkapnya

Penyesalan Alea

Bab 69Pov Alea.Mataku tak berhenti menatap lalu lalang Suster, Dokter atau keluarga pasien di depanku.Aku begitu syok dengan peristiwa yang baru saja aku alami. Mamiku sedang koma didalam, sedangkan papiku, ah aku tak mau menganggap dia papiku.Dia jahat dan kejam padaku, Axel dan Mami. Sejak aku mulai mengerti dan mengenal kasih sayang orang tua, papiku tak pernah memberikan hal itu padaku.Papi selalu pergi pagi pulang malam, jika pun di rumah hanya ponselnya saja yang bersamanya.Papi seperti orang asing di rumah, dia seolah cuek dan merasa kalau kami hanyalah sebuah hambatan baginya.Entah hambatan apa, aku tak tahu dan tak mengerti. Aku hanya mendengar hal itu saat Papi sedang memarahi Mami.Sejak lama aku sering mencuri dengar jika Mami dan Papi bertengkar. Sebenarnya sih Papi yang sering memarahi Mami. Papi gak suka kalau urusannya dicampuri, terlebih lagi soal perempuan. Mami sering menangis karena ulah papiku.Dan yang paling menyakitkanku saat papi menikah lagi dengan Ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-12
Baca selengkapnya

Alea Sayang Mami

Bab 70Papiku kelihatan kecewa, wajahnya berubah menjadi sedih. Aku jadi gak tega melihatnya. Kasihan papiku, mungkin dia butuh dukungan dari kami. "Biarin aja Mi, kasihan Papi. Mungin dia gak ingin sendirian." Akhirnya nanti aku menyesali ucapanku ini. Mami akhirnya mengizinkan papiku ikut. Ah maafkan Alea ya Mi, karena Alea Mami jadi celaka.Papi masuk lalu duduk di kursi belakang di samping Axel. Sekilas aku melihat senyum aneh papiku.Sesampai di rumah, kami masuk kedalam. "Alea, Axel mandi terus shalat maghrib ya!" suruh mamiku."Iya Mi," jawabku dan Axel. Aku dan Axel naik keatas, sementara Mami dan Papi masih berbincang dibawah. Setelah mandi aku melanjutkan dengan melaksanakan shalat Maghrib. Aku hampir selesai shalat ketika terdengar suara ribut-ribut diluar.Selesai shalat, aku bergegas keluar kamar. Aku melihat Papi mengejar Mami yang sedang naik ke atas. Di anak tangga paling atas Mami berhenti melihat Papi yang sudah berada di tengah tangga. "Sebaiknya kamu pula
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-07-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
456789
DMCA.com Protection Status