Home / CEO / Kembalinya Istri Kaya sang CEO / Chapter 151 - Chapter 160

All Chapters of Kembalinya Istri Kaya sang CEO: Chapter 151 - Chapter 160

173 Chapters

Bab 151 Rain Kalah

Ratna menyambut kepulangan Rain dengan senyum dan pelukan hangat. Wanita paruh baya itu memindai seluruh tubuh anaknya."Apa kamu baik-baik saja?" tanya Ratna, sembari memegang tangan anaknya.Rain menggeleng, "Aku tidak baik-baik saja, Mi." Bruuukk!!!Tubuh tinggi Rain terjatuh lemah ke lantai bersama dengan Ratna yang tak kuat menopang berat tubuhnya."Rain!" Ratna tanpa sadar berseru cukup keras. Suaranya terdengar hingga luar. Ratna coba memindahkan bobot tubuhnya yang tertindih oleh anaknya."Mami, ada a-pa…?" suara Karen terjeda, "astaga, Rain!"Karen memeriksa suhu tubuh saudara kembarnya, panas."Demam!" gumam Karen."Pantas dia seperti ular hibernasi," ucap Diaz. Dalam keadaan seperti itu dia masih bisa bercanda.Diaz membantu Karen untuk memindahkan tubuh Rain, beruntung Jun dan dua orang lainnya segera datang, hingga mereka bisa membantu Diaz membawa Rain ke kamarnya.Karen segera menyiapkan air untuk mengompres tubuh Rain, sed
Read more

Bab 152 Kembali Damai

"Lepaskan! Keluarkan aku dari sini! Kalian pikir aku gila, hah?" Julian terus berteriak dari kamar khusus dengan teralis besi di pintu dan jendelanya.Berdasarkan hasil serangkaian tes Dan pemeriksaan, Julian telah dinyatakan mengalami gangguan mental."Kalian brengsek! Aku hanya ingin bertemu dengan Karen Esme, kenapa kalian mengurungku?" racau Julian.Hampir setiap hari Julian menyebut namanya Karen.Julian sering kali ingin mencoba bunuh diri. Terkadang dia juga memiliki kekuatan berlebih, dia bisa mematahkan teralis besi pada jendela. Kondisinya belum kondusif untuk dibawa kembali ke Surabaya.Melihat anaknya yang terus meracau tentang Karen, Tuan Anggara mencoba menemui Rain. Tuan Anggara seperti menutup mata tentang keadaan anaknya dan berusaha memberikan yang terbaik untuknya."Boleh kami meminta tolong sekali lagi, tuan Rain?" ucap tuan Anggara tanpa basa-basi."Katakan saja, aku akan mempertimbangkannya. Kalau aku bisa akan ku lakukan."
Read more

Bab 153 Bersitegang dengan Kakek Yamato

Tokyo, Jepang.Keluarga Wijaya baru saja mendarat di Tokyo, Jepang. Mereka akan menghadiri pernikahan Arashi dan Yuki yang akan dilaksanakan tiga hari lagi.Kejadian yang menimpa Karen dan kondisi kesehatan Rain yang sedikit lambat pemulihannya membuat mereka nyaris membatalkan kedatangannya ke Jepang. Karen langsung berlari dan memeluk Arashi setelah melihat pria itu melambaikan tangan ketika menjemput mereka di bandara. Disusul Ken yang juga sangat merindukanmu ayah yang telah menemaninya selama dia berada di Jepang."Aku merindukanmu, Kak!" seru Karen yang memeluk erat Arashi.Arashi membalas pelukan itu Karen tak kalah erat.
Read more

Bab 154 Lulus Ujian

Diaz dan Yamato saling menatap, meski nampak biasa tatapan keduanya sarat akan perselisihan.Karen beranjak dari duduknya lalu mendekati suaminya, duduk disampingnya dan memegang lengannya dengan mesra, Diaz menatap sang istri lalu tersenyum dan menepuk punggung tangannya, menenangkan kegelisahannya."Bagaimana, Kek? Apa Kakek sudah memikirkan hadiah apa yang Kakek inginkan dari kami?" Diaz mengulang pertanyaannya.Yamato tertawa sinis, lalu berkata, "Kamu cukup punya nyali anak muda.""Bagaimana kalau aku meminta perusahaanmu yang tak ada seujung jari dibandingkan dengan Takahashi Company?" tantang Yamato.Diaz cukup terperangah mendengar ucapan Yamato, begitu juga dengan Karen, Rain, dan Arashi.Karen bahkan tak habis pikir, untuk apa kakeknya hal seperti itu, sangat di luar nalarnya."Kakek…""Diam, Karen Esme, ini urusan laki-laki," Yamato memotong kalimat Karen.Diaz kembali menepuk punggung tangan istrinya, seraya berpikir apa yang harus dia
Read more

Bab 155 Bertemu Teman Lama

Glen tiba-tiba terbatuk saat mendengar permintaan Ellen pada sang kakak. Sontak semua mata memandang ke arahnya, tak terkecuali sopir dengan menggunakan spion tengah.Glen menjadi salah tingkah melihat reaksi yang tak terduga itu, lalu nyengir kuda."Kamu kenapa, Bang?" tanya Noah yang heran, tak ada angin dan tak ada hujan pria yang duduk di sampingnya terbatuk."Ah tidak apa-apa, Noe." Noah melirik sembari menunjukkan ekspresi menggoda pada Glen dengan menaik turunkan alisnya."Tancap gas, Bang. Sudah dikasih kode," bisik Noah di telinga Glen.Glen menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, dia bukan tak tahu maksud Noah, tapi hanya menepis agar tidak terlalu terbawa perasaan.Kediaman TakahashiSuara ketukan pintu kamar Karen terdengar ke seluruh penjuru kamar, namun penghuninya seakan tak mendengar. Ketiganya masih larut dalam buaian mimpi indah di sore hari."Karen!" Suara Ratna terdengar dari balik pintu."Karen! Diaz! Ken! Bangun!" Ratna m
Read more

Bab 156 Pesta Pernikahan Arashi

Sebuah pesta pernikahan super mewah  diadakan di sebuah gedung khusus yang sangat luas milik Takahashi Company. Prosesi pernikahannya telah dilaksanakan kemarin, penuh haru dan menguras emosi.Di sebelah gedung tersebut berdiri tegak sebuah hotel bintang lima, yang juga milik Takahashi Company.Suara alunan musik di dalam ruangan yang sudah didekor dengan super mewah itu perlahan berganti, lampu satu per satu mulai meredup, pertanda acara utama akan segera dimulai.Perlahan pintu utama mulai terbuka, sorot lampu dari belakang membuat siluet yang indah dipandang dari dalam ruangan. Lampu sorot, menyoroti sepasang anak manusia dengan pakaian khas pernikahan dengan  dominasi warna peach. Senyum keduanya tak berhenti berkembang.Si pria menggunakan tuxedo mewah karya desainer terkenal di Jepang, sedangkan si wanita menggunakan gaun model ball gown dengan V neck belahan dada rendah, berlengan panjang dilengkapi brokat tipis, tak lupa mahkota berlian nan berkilau bert
Read more

Bab 157 Pertemuan dengan Anna

Diaz mendengar namanya disebut, suara itu sangat tidak asing untuknya, dia menoleh ke sumber suara. Anna!Diaz hanya menampakkan wajah datarnya, sedangkan Anna tersenyum semringah menyambut pria itu."Apa kabar?" sapa Anna. Diaz bergeming, Anna menghela nafas panjang."Ah, aku sungguh kecewa kamu bersikap sedingin ini padaku. Padahal aku sudah menantikan pertemuan ini, aku sangat merindukanmu, Diaz," ujar Anna.Diaz hanya diam tak menanggapi. Keduanya saling menatap."Bisa kita bicara sebentar, Yaz?" pinta Anna."Ikuti aku!" perintah Diaz.Diaz mengajak Anna ke bagian samping lobi, agar tak langsung terlihat dari arah gedung pernikahan maupun dari arah pintu utama hotel.Bukan bermaksud apa-apa, Diaz hanya tak ingin menjadi pusat perhatian, kondisi saat ini sangat riskan. Dia khawatir ada orang menyalahkanku artikan mereka berdua.Setelah beberapa bulan tak bertemu, ingin rasanya Anna menghambur ke dalam pelukan Diaz dan mencurahkan sega
Read more

Bab 158 Menikmati Liburan di Jepang

Karen dan Diaz berencana akan tinggal di Jepang seminggu lagi untuk sekedar melepas rindu, terutama Karen. Setidaknya dia ingin menyapa teman-temannya di Centra IT.Ken sendiri berkeinginan untuk menyapa teman-teman sekolahnya.Ellen? Dia akan berlibur, menggunakan waktu satu minggu untuk bersenang-senang menikmati Jepang.Ellen berencana akan pergi ke air terjun Nachi, Kyoto, dan menikmati kota Tokyo. Tentu saja dia tidak sendirian, Ellen mengeluarkan semua jurus untuk memaksa Rain menemaninya sekaligus menjadi tour guide untuknya.Rain sempat menolak karena dia ingin beristirahat, tapi setelah dipikir-pikir ada baiknya juga dia berwisata, apalagi destinasi yang diinginkan Ellen adalah wisata alam. Berguna untuk merefresh otaknya dan menenangkan diri.Ellen memandang takjub pemandangan pegunungan yang asri, terlebih suara gemericik air yang menenangkan.Ellen menarik nafas panjang untuk mengambil sebanyak-banyaknya oksigen guna mengisi rongga dadanya. Udara
Read more

Bab 159 Bersenang-senang Bersama

"Bagaimana Karen-sama?" tanya Karyawan yang lain, karena tak kunjung mendapat jawaban dari Karen.Mendengar pertanyaan itu Karen terkekeh, sebelum akhirnya menjawab."Sepertinya aku tidak perlu menggantikan Arashi, sebab kalian punya manajer yang hebat." Karen justru memuji dan menunjuk pria yang tadi bertanya padanya, pria itu menjadi sedikit salah tingkah."Anda berlebihan, Karen-sama, saya hanya menjalankan tugas semampu saya," balas Manajer tersebut."Kami memang tidak salah memilihmu," ujar Karen.Karen memberi semangat kepada karyawannya, sebelum dirinya benar-benar meninggalkan kantor tersebut."Karen-sama memang luar biasa pesona, apalagi dia sepertinya sedang hamil," ucapan salah satu karyawan setelah Karen meninggalkan kantor tersebut."Sekarang dia justru semakin cantik," balas yang lain."Maafkan aku, Mas. Kalian pasti lama menunggu. Di mana Ken?"Karen tak melihat buah hatinya bersama dengan suaminya.Diaz menunjuk ke arah ya
Read more

Bab 160 Kembali ke Jakarta

Karen, Diaz, Rain, bahkan Ellen serentak mengucapkan kata yang sama, sudah seperti dikomando dengan kompaknya. Sampai-sampai Ken harus menutup telinganya karena suara mereka berempat seperti geledek."Tidak sopan berteriak pada orang tua," protes Yamato."Maaf, Kek," ucap keempatnya dengan kompak."Kakek, kenapa melarang kami untuk kembali ke Jakarta?" protes Karen.Yamato menatap aneh pada cucunya."Siapa yang melarang kalian kembali ke Jakarta? Aku tidak melarang!""Lalu kenapa menyuruh kami membatalkan tiket pesawat?""Dasar anak nakal, kalian ini cucu keluarga Takahashi, kenapa harus repot-repot menggunakan pesawat komersil. Kalian bisa dengan mudah menggunakan jet pribadi Takahashi."Keempatnya melongo tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh kakek tua itu."Kita akan ke Jakarta bersama," suara Arashi memecah suasana."Aku dan Yuki akan bulan madu ke Bali, setidaknya aku bisa mengantar kalian dulu sampai di Jakarta," imbuh pria itu.
Read more
PREV
1
...
131415161718
DMCA.com Protection Status