Diaz dan Yamato saling menatap, meski nampak biasa tatapan keduanya sarat akan perselisihan.Karen beranjak dari duduknya lalu mendekati suaminya, duduk disampingnya dan memegang lengannya dengan mesra, Diaz menatap sang istri lalu tersenyum dan menepuk punggung tangannya, menenangkan kegelisahannya."Bagaimana, Kek? Apa Kakek sudah memikirkan hadiah apa yang Kakek inginkan dari kami?" Diaz mengulang pertanyaannya.Yamato tertawa sinis, lalu berkata, "Kamu cukup punya nyali anak muda.""Bagaimana kalau aku meminta perusahaanmu yang tak ada seujung jari dibandingkan dengan Takahashi Company?" tantang Yamato.Diaz cukup terperangah mendengar ucapan Yamato, begitu juga dengan Karen, Rain, dan Arashi.Karen bahkan tak habis pikir, untuk apa kakeknya hal seperti itu, sangat di luar nalarnya."Kakek…""Diam, Karen Esme, ini urusan laki-laki," Yamato memotong kalimat Karen.Diaz kembali menepuk punggung tangan istrinya, seraya berpikir apa yang harus dia
Read more