Dari kejauhan Diaz melihat adanya kerumunan, entah mengapa perasaannya menjadi tidak enak. Apalagi sejak tadi Glen dan adikknya tak juga menyusul bahkan hingga dirinya mendapat satu putaran. “Rai, tolong jaga Ken, aku akan ke sana lebih dulu.” Diaz menunjuk kerumunan yang berada di depan sana, tak jauh dari mereka. “Ok!” balas Rain. “Tante bebek dan paman Glen mana ya, pi?” Ken seakan tahu kegelisahaan ayahnya. “Entahlah, mari kita susul daddy-mu.” Diaz turun dari sepedanya lalu membelah kerumunan tersebut. “Ada apa ini?” tanya Diaz sembari memasuki kerumunan. “Ada yang jatuh dari sepeda mas, tapi sepertinya tidak apa-apa,” jawawb salah seorang yang ikut berkerumun. Perlahan kerumunan itu mulai berkurang, terlihat Ellen sudah berdiri dan membersihkan dirinya. Diaz menatap tajam kepada keduanya. “Apa yang kamu lakukan pada adikku, Glen?” hardik Diaz, matanya seperti elang yang ingin menerkam mangsanya. “Aku tidak apa-apa, bang. Tidak perlu berlebihan seperti itu,” ucap Ellen
Baca selengkapnya