“Oh, ini? Ng … ini dibeliin sama Pak GM, San. Tapi aku bayar ke dia lagi nyicil, kok. Dipotong gaji,” gagapku berbohong pada Sandra.Wajah Sandra yang semula tegang dan seperti orang yang mau marah itu, langsung berubah tersenyum.“Oh, aku kirain Pak GM beliin cuma-cuma buat hadiah ke kamu gitu. Tapi, enak juga kalau dibeliin kaya gitu bisa potong gaji, Ag. Reward apa gimana, Ag?” tanya Sandra masih kelihatan penasaran.“Iya, San. Reward karena udah stay delapan tahun kerja di perusahaan.”Huhft! Sumpah, ini rasanya sangat menegangkan. Yang aku bingung, kenapa juga aku harus berbohong kepada sahabatku sendiri? Tapi, yang lebih membingungkan lagi, kenapa juga Sandra harus pasang wajah tak terima saat memergoki Pak GM mengantar dan membelikanku sebuah tas mahal? Sungguh, masih menjadi misteri besar di kepalaku.“Keren! Aku ikut seneng, Ag. Ayo, naik! Kita masuk ke dalam,” ajak Sandra sambil menyuruhku naik ke atas motornya.Aku pun membonceng di belakang dengan seabrek barang di
Baca selengkapnya