Home / Romansa / Wanita Penghibur sang Presdir / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Wanita Penghibur sang Presdir: Chapter 61 - Chapter 70

113 Chapters

BAB 61 | Kematian Selanjutnya

Samuel menanti di depan ruang IGD dengan gelisah. Ibunya baru ditangani di dalam sana. Pria itu begitu kalut memikirkan keadaan sang ibu."Ayah," gumam Samuel dengan kedua tangannya yang sudah terkepal di masing-masing sisi tubuhnya. Dalam hatinya mulai menyimpan dendam apa sosok pria yang selama ini begitu ia sayangi. Namun, tidak lagi jika pria itu sudah menyakiti sang ibu. Bagi Samuel, tidak ada yang lebih ia sayangi di dunia ini selain ibunya."Tuan, kami harus melakukan CT Scan. Menurut kesaksian Tuan tadi, pasien mengalami benturan cukup keras di kepalanya. Kami takut jika ada cedera dalam kepala." Seorang dokter berbicara kepada Samuel. Di samping dokter muda itu berdiri seorang perawat dengan sebuah papan kerani dengan beberapa lembar kertas yang diklip menjadi satu."Lakukan apa saja untuk kebaikan ibuku," tutur Samuel dengan begitu yakin."Silakan tanda tangani surat persetujuan ini. Kemudian, Tuan bisa selesaikan administrasi di loket. Kami akan segera melakukan tindakan se
last updateLast Updated : 2023-09-08
Read more

BAB 62 | Tragedi

"Di mana keparat itu?" tanya Ganesha begitu ia menginjakkan kakinya di rumah mewah yang sudah seminggu lebih ini ia tinggalkan."Tuan Ferdinand melarikan diri, Tuan," jawab salah seorang bodyguard dengan kepala tertunduk.Tangan Ganesha terkepal kuat di samping tubuhnya. "Kerahkan semua orang yang ada di sini untuk mencarinya. Bawa dia kemari, hidup atau mati.""Ba-baik, Tuan."Ganesha segera melangkah masuk ke dalam. Ia pun menghela napas ketika melihat seorang pelayang mendekat ke arahnya."Selamat datang di rumah, Tuan," sambut pelayan itu."Siapkan acara pemakaman untuk ibuku. Aku ingin ini berlangsung secara tertutup. Jangan sampai ada media masa yang meliput, atau polisi akan menemukan keberadaanku.""Baik, Tuan Ganesh."Ganesha menghempaskan tubuh lelahnya di atas sofa ruang tamu rumahnya. Pria itu bersandar dengan kepala menengadah. Sepertinya, masalah baru akan berhenti jika ia sudah masuk penjara.Ganesha menghembuskan napasnya, kemudian merogoh saku jaketnya untuk mengambil
last updateLast Updated : 2023-09-09
Read more

BAB 63 | Lima Tahun Berlalu

"Selamat atas peresmian anak perusahaan Ganesha Indo Global, Bu." Seorang pria setengah baya terlihat menjabat tangan wanita berpakaian formal di hadapannya."Terima kasih. Semoga kerja sama kita bisa berlangsung tanpa kendala," balas wanita itu dengan senyum ramah di bibirnya."Kalau begitu, saya permisi. Masih ada pekerjaan yang menunggu.""Baik, Pak. Sekali lagi, saya ucapkan terima kasih. Mari, saya antar hingga ke lobi." Wanita itu lantas mengantarkan pria tadi menuju lobi kantor. Di belakang mereka, asisten dari kedua pebisnis itu mengikuti."Saya pamit dulu, Bu Geisha. Sampai jumpa di lain kesempatan," pamit pria tadi sebelum akhirnya masuk ke dalam mobil yang sudah menunggu di depan lobi. Kemudian, asisten dari pria yang menjadi rekan bisnis Geisha itu pun menyusul sang atasan untuk masuk ke dalam.Geisha melambaikan tangan dengan senyum yang setia tersungging di bibirnya. Begitu memastikan mobil rekannya sudah tak terlihat, ia pun segera memutar tubuh.Wanita itu berjalan men
last updateLast Updated : 2023-09-11
Read more

BAB 64 | Hotel yang Sama

Geisha mencubit ruang di antara kedua alisnya saat lagi-lagi, kata-kata Samuel kemarin terngiang di kepalanya. Entah sudah berapa kali pria itu melamarnya secara terang-terangan. Jika biasanya ia tak terlalu memikirkannya, maka berbeda dengan kali ini. Ditambah lagi, Gabriel kini sudah mulai masuk taman kanak-kanak. Putranya itu terus menginginkan sosok papa seperti teman-temannya yang lain."Bu, tamu Anda sudah datang," ucap Lucy yang berhasil membuyarkan lamunan Geisha.Wanita yang semula duduk dan menatap kosong pada layar laptop-nya itu pun sontak mengangkat wajahnya untuk melihat sosok tamunya yang baru saja memasuki ruang pertemuan."Selamat pagi, Nona Geisha," sapa tamunya itu. Seorang pria berperawakan tinggi dengan wajah yang cukup rupawan itu berjalan mendekati Geisha yang sudah berdiri dari tempat duduknya."Jadi, Anda Tuan Sagara?" Geisha menjabat tangan pria itu seraya tersenyum ramah."Panggil saja Gara." Bibir tebal pria itu membentuk sebuah lengkungan senyum yang membu
last updateLast Updated : 2023-09-13
Read more

BAB 65 | Kerja Sama

"Nona Geisha, ini aku. Sagara." Pria itu melangkah mendekati Geisha yang sudah berdiri dari posisi duduknya."Ah!" Wanita itu mengeratkan pegangannya pada tas yang ia bawa. "Maafkan saya. Saya pikir ....""Siapa Ganesha? Suami Nona Geisha?" tanya Gara seraya menunjuk sofa yang terletak di ujung kamar, di dekat jendela. Ia mengisyaratkan agar Geisha duduk di sana."B–bukan," jawab wanita itu seraya mendudukkan diri di sofa.Gara mengangguk sekilas. Pria itu lekas meletakkan sebuah laptop di atas meja kaca di depannya. "Saya sudah meminta bagian room service untuk mengantar makanan dan minuman untuk kita. Apa Anda ingin memesan yang lain?""Oh, tidak perlu. Terima kasih," jawab Geisha singkat. Wanita itu mengulas senyum."Baiklah." Gara mengangguk. Pria itu lekas mengutak-atik laptop di hadapannya, kemudian membuka sebuah file berisikan foto desain bangunan."Ini rancangan pembangunan, lokasi, anggaran biaya, dan salinan sertifikat tanah. Anda bisa memeriksanya terlebih dahulu." Gara me
last updateLast Updated : 2023-09-15
Read more

BAB 66 | Papa Gabriel

"Itu dia, Papa!" celetuk Gabriel seraya menunjuk ke arah jauh di belakang Geisha.Wanita yang semula berlutut di hadapan putranya itu lantas berdiri dari posisinya, kemudian mengikuti arah yang ditunjuk oleh sang putra. Geisha terperangah melihat sosok pria yang ia kenal itu berjalan mendekat dengan senyum di bibir tebalnya."Tuan Gara?" gumam Geisha tak percaya."Hei! Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Gara dengan bingung. Namun, ia masih menunjukkan wajah ramahnya. Begitu melihat tangan Geisha dan Gabriel yang bergandengan, ia sontak menyadari sesuatu. "Jangan bilang kau dia ....""Gabriel adalah putraku," sahut Geisha tanpa ragu."Astaga ...." Gara menggaruk tengkuknya yang tak gatal."Papa!" panggil Gabriel seraya menarik-narik tangan Gara.Pria itu menunduk dan tersenyum. Ia mengacak pelan puncak kepala bocah laki-laki tersebut."Gabriel, jangan seperti ini. Dia bukan papamu," peringat Geisha yang lantas menarik putranya untuk sedikit menjauhi Gara."Dia papaku! Papa Gara!" Gab
last updateLast Updated : 2023-09-18
Read more

BAB 67 | Permintaan Gabriel

"Di mana mobilnya? Kau tak membawa sopir?" tanya Samuel begitu mereka tiba di lobi bandara."Aku kemari bersama temanku. Kita naik taksi saja." Baru saja Geisha mengeluarkan ponselnya dari dalam saku blazer untuk memesan taksi online. Akan tetapi, suara Gara sudah lebih dulu menginterupsinya."Kau belum pulang?" tanya Gara yang kini sudah berdiri di hadapan Geisha.Wanita itu tersenyum. Ia menggeleng pelan. "Kau sudah selesai dengan urusanmu?""Ya." Gara mengangguk. Ia kemudian melirik pada pria yang berdiri di sebelah Geisha."Oh! Perkenalkan. Ini Samuel." Wanita itu tersenyum memperkenalkan Samuel pada Gara. "Samuel, ini rekanku. Gara."Kedua pria itu saling berjabat tangan untuk formalitas perkenalan mereka.Samuel tertegun. Pria itu tak mengalihkan tatapannya dari wajah Gara."Aku bisa mengantar kalian untuk mengambil mobil Geisha, jika kalian mau," tawar Gara pada kedua orang di hadapannya.Geisha berniat untuk menolak ajakan tersebut. Namun, Samuel lebih dulu menjawab, "Baiklah.
last updateLast Updated : 2023-09-22
Read more

BAB 68 | Mama dan Papa

"Sagara!" gertak Geisha dengan suara keras. Namun, pria itu justru tertawa pelan."Aku bercanda," ucap Gara begitu selesai dengan tawanya. "Kau lucu sekali jika menunjukkan ekspresi wajah sedang marah."Geisha mendengus. Ia tidak ingat seberapa dekat dirinya dengan pria ini, hingga entah bagaimana, Gara berani mengeluarkan lelucon seperti ini."Maaf," sesal Gara pada akhirnya.Geisha hanya bergumam sebagai tanggapan. Wanita itu lantas menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi di belakangnya."Jadi, kita pergi menemui putramu?" Gara menaikkan sebelah alisnya, seakan meminta persetujuan."Biar aku tanyakan pada sekretarisku, apakah aku ada pertemuan atau tidak," kata Geisha seraya beranjak dari tempat duduknya.***"Paman ...," lirih Gabriel terhadap Samuel yang setia menemani di samping bocah itu. Mereka tengah berada di halaman belakang rumah, di mana kolam renang terhampar di sana."Hm ...?" Samuel mengusap pelan kepala Gabriel. Ia memerhatikan wajah murung bocah itu."Sebenarnya,
last updateLast Updated : 2023-09-24
Read more

BAB 69 | Malam Panas

Entah bagaimana, hubungan Geisha dengan Gara semakin erat. Mereka pergi bersama Gabriel, makan malam bersama, berangkat ke kantor bersama, sampai menjemput Gabriel dari sekolah bersama.Geisha merasa lega sebab kini, dirinya memiliki teman baru yang begitu mengerti akan dirinya dan juga bersedia menuruti kemauan putranya. Bahkan, Gara tidak segan untuk mengakui bahwa Gabriel adalah putranya di hadapan para wali murid sekolah bocah itu yang sering menggunjing Geisha.Mereka yang semula menganggap Geisha sebatas pelacur dan wanita simpanan pun dibuat bungkam oleh Gara. Pria itu mengatakan kepada orang-orang, bahwa Geisha adalah kekasihnya di masa lalu, dan Gabriel adalah putra mereka. Karena sebuah kesalahpahaman, mereka terpisah untuk beberapa waktu."Selamat siang, Tuan Gara," sapa seorang wanita yang merupakan wali murid teman Gabriel.Pria yang disapa itupun tersenyum ramah. "Siang, Nyonya.""Tidak biasanya Anda datang seorang diri. Di mana Mama Gabriel?" tanya wanita itu lagi."Mam
last updateLast Updated : 2023-09-25
Read more

BAB 70 | Tato yang Sama

Geisha terperangah begitu melihat pria di atasnya itu menanggalkan kemejanya. Ia bukannya terkesima akan dada bidang serta perut keras berotot milik pria tersebut. Akan tetapi, ada hal lain yang membuatnya kemudian memilih untuk menahan dada pria itu saat akan kembali mencumbu dirinya."Hah .... Kenapa?" tanya Gara dengan suara beratnya, juga napasnya yang sedikit terengah-engah akibat peraduan mereka barusan.Geisha menatap lekat wajah Gara, kemudian melirik pada dada sebelah kiri pria itu. Di sana terdapat sebuah tato berinisial 'G' yang begitu ia kenal sebagai ciri khas yang dimiliki oleh Ganesha. "Ganesha ...?" lirih wanita itu dengan suara yang sedikit bergemetar.Gara tertegun. Kemudian, ia yang menyadari arah pandang Geisha itu lekas mengalihkan perhatiannya pada sesuatu yang tertutup oleh tangan wanita tersebut. Tato miliknya. Pria itu menelan ludahnya dengan kasar, lalu memilih untuk menyingkir dari atas tubuh Geisha. "Kau jangan salah paham. Tato seperti ini banyak yang memi
last updateLast Updated : 2023-10-01
Read more
PREV
1
...
56789
...
12
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status