Home / Romansa / Wanita Penghibur sang Presdir / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Wanita Penghibur sang Presdir: Chapter 71 - Chapter 80

113 Chapters

BAB 71 | Menculik Geisha

Di ruangan luas dengan interior artistik itu, seorang pria duduk di sebuah sofa single. Matanya menatap keluar jendela ruangan di lantai dua tersebut, hingga sosok lain mendekati dirinya."Nona Geisha berencana membongkar makam Tuan Ganesha," ucap pria berpakaian serba hitam tersebut.Sagara. Pria yang lebih dulu ada di dalam ruangan itu pun sontak berdecak mendengar ucapan dari salah seorang pengawalnya. Ia pun mengalihkan tatapannya pada pria tersebut. "Bawa Geisha kemari. Bagaimanapun caranya.""Baik, Tuan." Setelah itu, sang pengawal berpamit untuk keluar dan bergegas melaksanakan perintah dari tuannya.Sudah beberapa hari ini Gara memutuskan untuk tidak menemui Geisha. Bahkan, ia juga sengaja tidak pergi ke kantor demi menghindari wanita itu. Kejadian malam di mana ia terakhir kali berkunjung di rumah Geisha membuat dirinya ingin sedikit membuat jarak dengan wanita itu.Malam ini, pengawalnya justru mengabarkan kepada Gara bahwa Geisha berniat untuk membongkar makam Ganesha. Maka
last updateLast Updated : 2023-10-02
Read more

BAB 72 | Yang Sebenarnya

Seusai pemakaman Nyonya Clarissa, Ganesha segera pergi meninggalkan area makam begitu berpamit kepada sang adik, Samuel. Pria itu harus segera pulang ke flat tempatnya tinggal bersama Geisha belakangan ini. Di tengah perjalanan, Ganesha mendapati mobil yang terlihat mencurigakan sebab seperti membuntuti dirinya."Sial," umpat Ganesha pelan. Pria itu menambah kecepatan laju mobilnya. Ia sesekali melirik pada kaca spionnya. Lalu, ekor matanya tak sengaja menangkap sebuah objek aneh yang meringkuk di bawah jok belakang.Tanpa mengabaikan objek tersebut, Ganesha memutar kemudi dan memasuki area jalan tol. Pria itu terus melaju kencang, menyalib beberapa mobil di depannya. Namun sial, tetesan oli yang bercecer di jalanan membuat ban mobilnya tergelincir, lalu ia mulai kehilangan keseimbangan."Tidak, tidak," gumam Ganesha dengan jantung yang seakan mencelos keluar dari rongga dada, kala ia benar-benar kehilangan kendali atas kendaraannya yang mulai bergerak secara zig-zag. Dirinya berusaha
last updateLast Updated : 2023-10-03
Read more

BAB 73 | Menjawab Lamaran

"Selamat datang, Tuan," ucap beberapa pelayan secara kompak, menyambut kedatangan Samuel yang baru saja menapakkan kaki di ruang foyer."Di mana Geisha?" tanya pria itu seraya melepaskan mantelnya, lalu menyerahkan benda tersebut kepada salah seorang pelayan yang mengiringi langkahnya untuk masuk ke dalam."Nyonya pergi semalam dan belum kembali, Tuan," jawab salah seorang pelayan.Samuel menghentikan langkahnya. Membuat pelayan yang mengikutinya itu ikut berhenti. Ia menoleh sejenak, sebelum akhirnya kembali melangkah. "Di mana Gabriel?""Tuan Muda sedang tidur siang di kamarnya, Tuan."Samuel tak lagi menyahut. Pria itu lantas mengayun langkahnya menuju kamar Gabriel. Begitu membuka pintu, pria itu tersenyum melihat sosok bocah laki-laki yang tidur di atas ranjang tersebut. Ia pun mendekat, dan mendudukkan diri di tepi ranjang bocah itu. Tangannya terulur mengusap pelan kepala Gabriel. Tiba-tiba saja, gerakannya terhenti begitu dirinya mengingat akan ucapan Geisha beberapa hari yang
last updateLast Updated : 2023-10-04
Read more

BAB 74 | Lamaran yang Lain

Ganesha memantas dirinya di depan cermin besar yang ada di kamarnya. Dengan stelan jas hitam yang tampak menawan, pria itu menyugar rambutnya. Kemudian, ia berniat untuk keluar kamar. Saat membuka pintu, ia dikejutkan oleh seorang pelayan yang sebelumnya bermaksud mengetuk pintu kamarnya."Ada apa?" tanya pria itu kepada sang pelayan.Pelayan tersebut tak mengucapkan apa pun. Namun, tangannya terjulur dan menyerahkan sesuatu kepada Ganesha, lalu pergi begitu saja setelah membungkuk penuh hormat.Ganesha sempat kebingungan, kemudian menatap pada sebuah benda yang kini ada di tangannya. Benda yang mirip dengan undangan pernikahan.'Save the date,' gumamnya dalam hati, membaca tulisan yang tercetak di sana. 'Geisha Amberlina ....'Jantung Ganesha terasa mencelos keluar dari dalam rongga dadanya begitu membaca nama yang tertulis dalam undangan pernikahan tersebut. Ia tidak salah baca, bukan? Geisha, wanita yang ia cintai sejak lama, meski dirinya tak berani untuk membawa hubungan mereka k
last updateLast Updated : 2023-10-05
Read more

BAB 75 | Persiapan Pernikahan

Geisha terlihat risau di dalam kamar pas. Saat ini, ia berada di sebuah butik ternama di sudut kota. Dirinya pergi bersama Samuel siang ini. Memang sengaja untuk mencoba gaun yang sudah ia pesan minggu lalu, yang mana akan ia gunakan di hari pernikahannya dengan Samuel minggu depan.Wanita itu terlihat menggigit bibir bawahnya lantaran gelisah. Berkali-kali ia melirik pada cermin yang menampilkan pantulan dirinya dengan gaun putih mewah ini. Gaun ini benar-benar cantik membalut tubuh rampingnya. Akan tetapi, ia benar-benar tak ingin melakukan ini. Hatinya bukanlah milik Samuel. Lantas, haruskah ia melanjutkan rencana pernikahan ini?"Nona, sudah selesai. Saya akan membuka tirai agar calon suami Anda bisa melihatnya," ucap seorang wanita yang merupakan pegawai butik itu.Geisha terkesiap, kemudian buru-buru mengangguk. Ia sedikit berdehem untuk mengusir perasaan gundahnya. Sebuah tarikan napas yang dalam mengiringi terbukanya tirai ruangan tersebut. Lalu, wanita muda itu tersenyum tipi
last updateLast Updated : 2023-10-07
Read more

BAB 76 | Hari Pernikahan

"Aku kembali untuk Geisha," ucap Ganesha dengan penuh keyakinan. Tangannya menggenggam lembut tangan Geisha yang baru saja ia pasangkan cincin.Wanita itu terkesiap. Ia menggeleng dengan cepat, lalu menarik tangannya dari genggaman Ganesha. "Aku ...." Bola matanya bergerak ke sana-kemari lantaran merasa gelisah.Geisha menatap nanar ke arah Samuel, lalu beralih kepada Ganesha. Kemudian dengan berat hati, ia melepaskan cincin yang baru saja terpasang di jari manis kirinya itu. "Maaf," katanya seraya mengembalikan benda mengkilat itu kembali ke tangan Ganesha."Apa maksudmu?" tanya Ganesha dengan wajah bingung. Namun, bukannya menjawab pertanyaannya, Geisha justru pergi meninggalkan ruang tengah rumah."Ada apa ini? Apa yang terjadi? Kenapa kau bisa ada di sini?" cecar Samuel tak lama kemudian."Ceritanya panjang. Akan tetapi, bisakah kau batalkan rencana pernikahan kalian?" tanya sang kakak secara gamblang.Samuel mendengus geli. "Datang-datang langsung memintaku untuk membatalkan renc
last updateLast Updated : 2023-10-08
Read more

BAB 77 | Mempelai yang Diganti

Geisha berdiri berdampingan dengan Samuel di hadapan pendeta yang akan memimpin prosesi pemberkatan pernikahannya. Ia merasa cemas dan gugup dalam sekali waktu. Berkali-kali ia melirik gelisah pada sosok pria tampan yang berdiri tegap di sisinya.Samuel terlihat rupawan dalam balutan tuxedo hitam yang tampak begitu pas pada tubuhnya yang cukup atletis.Geisha yang terlena dengan kegundahan hatinya pun sampai tak sadar bila pendeta sudah memulai proses pemberkatan. Ia mendengar Samuel mengucapkan ketersediaannya. Kemudian, begitu pendeta beralih padanya, wanita itu terkesiap. Dirinya menatap pendeta itu dengan wajah ling-lung."Geisha!" tegur Samuel dengan suara berbisik saat mempelai wanitanya itu tak kunjung menjawab pertanyaan sang pendeta.Geisha tercekat. "Ak–aku–""Katakan, apa kau bersedia?" tanya sang pendeta.Geisha melirikkan matanya ke sana-kemari lantaran gelisah. Wanita itu menggigit bibir bawahnya dengan ragu. Hingga pada akhirnya, ia merasakan sebuah tepukan di bahunya.
last updateLast Updated : 2023-10-15
Read more

BAB 78 | Interaksi Mengharukan

"Gabriel ...!" Panggilan Geisha menggema di seluruh penjuru rumah mewah itu. Ia melangkah cepat menaiki anak tangga. Mengabaikan dua pria di belakangnya yang tersenyum karena tingkahnya."Baby ...!" seru Geisha lagi. Wanita itu mempercepat langkahnya begitu tiba di lantai dua rumah. Ia segera mendekat pada pintu kamar putranya yang tertutup. Belum sempat ia meraih gagang pintu, daun pintu itu sudah terbuka lebar. Menampakkan sosok putra kecilnya bersama sang pengasuh."Mama." Gabriel memandang sosok ibunya yang masih mengenakan gaun pengantin, lengkap beserta sepatu kacanya, juga make up yang memoles wajah cantiknya.Geisha lekas berlutut di hadapan bocah laki-laki itu, kemudian memeluknya erat. "Maafkan Mama karena meninggalkanmu sendiri di rumah."Gabriel tak menjawab. Namun, Geisha dapat merasakan pundaknya yang basah. Air mata bocah itu mengalir, menetes dari dagunya ke pundak sang ibu yang tengah memeluknya. Tidak ada isakan yang terdengar, hanya suara lirih bergemetar saja.Seme
last updateLast Updated : 2023-10-16
Read more

BAB 79 | Gabriel dan Ulah Ajaibnya

Malam telah tiba. Ini kedua kalinya bagi Gabriel untuk tidur ditemani Geisha dan Ganesha di sisinya. Bocah itu enggan terpejam, meski kantuk sudah menyapanya sejak beberapa menit yang lalu."Ayo, tidur ...," bujuk Geisha seraya mengusap kepala putranya.Gabriel mengerjap sekilas, kemudian menatap ibunya. "Kalau Gabriel tidur, Mama dan Papa akan pergi seperti dulu. Lalu, Papa tidak akan datang untuk waktu yang sangat lama seperti kemarin dan kemarinnya lagi," ungkap bocah itu.Ganesha yang mendengar ucapan putranya itu lekas tergelak. Pria itu mengubah posisinya menjadi berbaring menyamping, menghadap Gabriel. Sebelah tangannya menyangga kepala. "Tidak akan ada yang pergi. Papa akan selalu di sini. Bersamamu. Mulai hari ini dan seterusnya, Papa tinggal di sini. Kau tenang saja.""Yang benar ...?" tanya Gabriel dengan sedikit ragu. Wajar saja ia merasa ragu. Sejak dulu, dirinya selalu mendamba sosok ayah. Namun, ia baru menemukan pria yang membuatnya nyaman beberapa bulan terakhir ini.
last updateLast Updated : 2023-10-20
Read more

BAB 80 | Menginginkanmu Seterusnya

Dalam posisi berbaring telentang, Geisha menatap langit-langit kamar hotel yang menjadi tempat menginapnya selama dua hari ini bersama Ganesha. Pikiran wanita itu melayang pada sosok putranya yang tertinggal di rumah selama liburannya ke luar negeri bersama Ganesha kali ini.Geisha kembali menghela napas gusar. Entah yang keberap kali, wanita itu mengubah posisi berbaringnya menjadi menyamping. Kini, ia menghadap pada sosok suaminya yang sudah lebih dulu terlelap. Wajah Ganesha yang terlelap itu tak ayal mengingatkannya pada Gabriel. Sepasang ayah dan anak itu memang sangat mirip, baik wajah maupun sifatnya."Kalau kau tidak segera tidur, aku bisa menidurimu sekarang juga," ucap Ganesha yang masih memejamkan mata.Geisha terkesiap mendengar suara suaminya. "Apa aku mengusik tidurmu?""Tidak sama sekali." Ganesha segera memeluk tubuh sang istri. Menarik wanita itu agar semakin menempel padanya. "Kau membuat tidurku lebih nyenyak.""Tidur nyenyak, tapi bisa berbicara?" tanya Geisha deng
last updateLast Updated : 2023-10-21
Read more
PREV
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status