Beranda / Pernikahan / Broken Angel / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Broken Angel: Bab 21 - Bab 30

62 Bab

Berdebat

Kata demi kata yang dituturkan dengan ringan itu membuat Angel termangu hitungan detik lamanya.Apa dirinya tidak salah dengar?Ben memintanya berbuat baik pada Lolita dan jangan membuat perempuan itu tersinggung. Tapi apa Ben tahu kalau yang dilakukan kekasihnya itu jauh membuat Angel tersinggung?Dan tentang berbuat baik, secara tidak langsung Angel sudah menerima kehadiran Lolita dalam kehidupan Ben dan bahkan membiarkan mereka melanjutkan hubungan kasih. Jadi kurang baik apa lagi Angel?Namun, mendengar Ben mengajak Lolita tinggal di apartemen yang mereka tempati dalam waktu yang lama jujur saja membuat Angel terkejut.“Kenapa Lolita harus tinggal dengan kita?” Angel mempertanyakan hal itu setelah bangun dari ketermanguan.“Karena dia kekasihku.” Lelaki itu memberi jawaban singkat, jelas dan lugas.‘Tapi aku istrimu, Ben. Kedudukanku jauh lebih tinggi dari dia.’Sayangnya rangkaian kalimat tersebut hanya mampu Angel lafalkan di dalam hati. Sebab ia tahu percuma menyatakannya. Ia t
Baca selengkapnya

Desahan Di Kamar Sebelah

Angel hanya bisa melongo menyaksikan Lolita mengambil burgernya lalu dengan santai memakannya. Perempuan itu melakukannya dengan begitu ringan. Tanpa izin, tanpa bertanya apa makanan itu memang untuknya.“Enak banget, Ngel, beli di mana sih?” Lolita melirik Angel dan bermaksud mengambil french fries di meja setelah burgernya tandas.“Di drive thru,” jawab Angel lesu. Perutnya semakin keroncongan sedangkan tidak satu pun asupan lolos ke lambungnya malam ini.“Aku bawa ke kamar ya? Ayo, Ben.” Lolita menggamit lengan Ben dan kali ini perempuan itu benar-benar mengambil kentang goreng di meja tanpa menanti jawaban dari Angel.Angel hanya bisa menahan napas menyaksikan kelakuan kekasih suaminya. Ia bertanya-tanya di dalam hati. Sejak kapan teman lamanya itu jadi tidak tahu etika dan sopan santun begini?Ben yang akan bermaksud ke kamar menahan langkah saat mendengar suara Angel.“Ben, bisa nggak kamu bilang ke Lolita lain kali bertanya dulu atau minta izin. Yang tadi tuh makanan aku, tapi
Baca selengkapnya

Nyonya Besar Yang Terhormat

Meski semalam kurang tidur tapi hari ini Angel bangun pagi-pagi sekali. Ia ingin meninggalkan apaartemen secepatnya demi menghindari pertemuan dengan Ben dan Lolita.Angel memutuskan untuk sarapan di kantor saja. Namun, lantaran perutnya terasa begitu perih dan melilit akibat tidak makan semalam, ia putuskan untuk membuat segelas susu.Angel melakukannya dengan terburu-buru. Ia tidak ingin Ben dan Lolita terbangun dan membuat mereka berhadapan muka. Angel benar-benar tidak ingin merusak mood-nya. Masih terlalu pagi untuk mengacaukan suasana hatinya.Perempuan itu baru saja menuangkan air panas ke dalam gelas ketika mendengar suara seseorang.“Jangan lupa buatin untuk Lolita sekalian.”Sontak Angel menoleh dan mendapati Ben sedang berdiri di sana. Perempuan itu menghela napas. Rencananya untuk menghindar dari Ben gagal total. Mau tak mau ia harus berhadapan dengan lelaki itu.“Buatin apa?” tanya Angel merespon.“Susu.”“Memangnya dia nggak bisa buat sendiri?” Lama-lama Angel muak karen
Baca selengkapnya

Berapa Harganya?

Perempuan cantik bernama Angelica Daniel itu menatap nanar pada pemandangan di hadapannya. Lolita memang cantik menggunakan dress tersebut. Namun Angel merasa tidak rela jika baju kesayangannya digunakan perempuan itu.“Cantik banget, Ta, tapi bisa nggak pakai baju yang lain aja?” pinta Angel keberatan. Angel tidak tahu di antara sekian banyak pakaiannya entah mengapa pilihan Lolita jatuh pada dress berwarna coklat muda itu.“Memangnya kenapa kalau baju yang ini?” Lolita membalas tatapan Angel dengan penasaran.“Masalahnya itu baju kesayangan aku, Ta. Bukannya aku nggak mau minjemin kamu, tapi please baju yang lain aja ya?”Angel mengambil dress lain dengan warna yang hampir serupa tapi modelnya berbeda dan berharap Lolita mau menukarnya.“Yang ini juga bagus, Ta. Baju ini jarang aku pakai. Kalau aku nggak salah ingat paling hanya dua atau tiga kali, itu pun nggak lama, jadi bisa dibilang kalau baju ini baru,” ujar Angel sembari memberikannya pada Lolita.Alih-alih akan menerima, Loli
Baca selengkapnya

Tamu Pagi Hari

Seluruh cadangan kata-kata yang Angel miliki seakan tersedot kembali ke dalam tenggorokan setelah mendengar kalimat tajam yang Ben ucapkan. Setiap berhadapan dengan suaminya ini entah mengapa membuat Angel seakan membeku. Entah karena auranya yang begitu kuat sehingga terasa sangat mengintimidasi atau karena pada dasarnya Angel memang tidak akan bisa melawan meski sekuat apa pun ia mencoba karena pada akhirnya Benlah yang akan menang. Ben akan melumpuhkan Angel dengan senjata pamungkasnya yang terus diulang-ulang seperti mantra itu.Menghela napas, Angel menyambar tas di atas tempat tidur lalu bergerak pergi meninggalkan keduanya.Angel meninggalkan apartemen Ben setelah mengambil mobil di basement. Ia mencoba menguatkan hati sekaligus memberi kesadaran pada dirinya sendiri bahwa ia harus merelakan apa pun yang dimilikinya sebagai penebus ‘dosanya’ pada Lolita.Semestinya sejak pertama tadi Angel merelakan baju kesayangannya dipakai Lolita dan mereka tidak perlu perang urat leher. Toh
Baca selengkapnya

Memerhatikan Dari Jauh

Menyaksikan Ben sedang berpagut bibir dengan Lolita membuat Angel berpikir untuk balik kanan memutar tubuhnya ke belakang. Namun ketika ingat tujuan awalnya menemui laki-laki itu, Angel meneruskan niatnya.Ia membuka pintu lebih lebar sembari berdeham agar sepasang sejoli yang sedang asyik bermesraan itu mengetahui kedatangannya.Usaha Angel membuahkan hasil. Keduanya sontak memisahkan diri lantas memandang ke arah pintu. Ben terlihat kesal, sedangkan Lolita tampak salah tingkah atau mungkin bersikap seperti salah tingkah. Lalu perempuan itu menyibukkan diri merapikan buku-buku dan dokumen di dalam lemari kaca yang berada di belakang Ben.“Nggak bisa ketuk pintu dulu sebelum masuk?” tegur Ben jengkel lalu melonggarkan dasinya.“Tadi aku udah ketuk pintu sebelumnya tapi nggak ada sahutan apa-apa makanya aku langsung masuk,” jawab Angel sembari menarik langkah mendekat.“Tahu begitu seharusnya jangan langsung masuk. Siapa tahu nggak ada orang di dalam. Lain kali belajarlah sopan santun.
Baca selengkapnya

Ben Yang Egois

Sebaris senyum miring tercetak di bibir Rendra setelah membaca pesan dari Ben. Sahabatnya itu begitu egois. Dia tidak ingin melihat Angel bersama lelaki lain tapi masih memelihara perempuan lain.Rendra lantas membalas pesan itu.“Mencuri kesempatan gimana maksud lo? Justru sekarang gue pergi sama Angel adalah berhubungan dengan pekerjaan. Kan lo sendiri yang menyerahkan semua ini sama dia. Lo yang minta gue berhubungan langsung sama dia. Giliran gue udah jalanin lo malah mikir yang aneh-aneh. Kalau lo mau kita bisa kok pergi bertiga.”Dua detik, tiga detik Rendra menanti setelah pesannya terkirim. Dan ternyata tidak ada balasan pesan dari Ben. Penuturan panjang Rendra membuat Ben tak berkutik.Deheman yang kemudian terdengar membuat Rendra tersadar ada perempuan yang duduk di sebelahnya dan sedang menunggu untuk berangkat.“Sorry, tadi aku balas pesan dulu, ada yang urgent.” Rendra sengaja berbohong. Ia tidak ingin Angel tahu bahwa barusan chatting dengan Ben.“Nggak apa-apa.” Angel
Baca selengkapnya

Menolak Bercerai

Angel menghela napasnya panjang lalu segera masuk ke mobil Rendra. Meski ponsel sudah dimasukkannya dalam-dalam ke dalam tas, namun pesan dari Ben barusan terus menghiasi ruang matanya.Ben semena-mena memerintahnya. Lelaki itu sangat egois. Apa ada pria di dunia ini yang egoisnya menyamai Ben? Angel rasa tidak. Ben adalah pria paling egois yang dikenalnya.Mobil yang Rendra kendarai meluncur dengan mulus di jalan raya. Mereka langsung menuju restoran pilihan berdua untuk makan siang.Tadinya Angel menyerahkan pilihan pada Rendra. Terserah akan mengajaknya makan di mana saja. Namun Rendra tidak seegois itu untuk memutuskan sendiri. Dia menanyakan pendapat Angel hingga pada akhirnya mereka memutuskan untuk santap siang di sebuah restoran Jepang.Tiba di restoran tersebut suasana ternyata sangat ramai. Entah karena bertepatan dengan jam makan siang atau karena di sana terkenal dengan makanannya yang super lezat.“Di sini yang paling enak ramen-nya,” ucap Rendra saat dirinya dan Angel se
Baca selengkapnya

Mama Baru

Rendra menatap gemas pada Angel yang dengan kalemnya menggelengkan kepala sebagai pernyataan sikapnya bahwa ia tidak ingin berpisah dengan Ben.“Memangnya kamu bikin muka Lolita rusak gimana? Aku lihat dia baik-baik aja tuh.”“Ada bekas luka di pipinya dan itu yang bikin dia nggak bisa ikut beauty pageant. Dulu waktu masih sekolah aku nggak sengaja mengenai mukanya dengan stick golf,” jelas Angel menerangkan.Rendra tahu memang ada bekas luka tersebut di pipi Lolita. Namun, bukan berarti menjadi tanggung jawab Angel sampai harus mengorbankan kebahagiaannya.“Jadi hanya karena scar yang nggak seberapa itu sampai harus mengorbankan diri, kebahagiaan dan pernikahan kamu, begitu?” tanya Rendra menahan nada suaranya agar tidak terdengar tinggi. Angel yang mengalaminya namun entah mengapa dirinya yang tidak bisa terima.“Setiap kali aku memprotes maka Ben pasti menggunakan kesalahanku dulu sebagai senjata. Kalau bukan karena aku maka mungkin sekarang Lolita akan begini, Lolita nggak akan be
Baca selengkapnya

Sedikit Tentang Rendra

Refleks Angel terkejut mendengar celetukan Marsha yang tidak pernah disangka-sangka. Begitu pun dengan Rendra. Sontak saja suasana menjadi canggung. Merasa tidak enak pada Angel dan sebelum kesalahpahaman itu menjadi berlarut-larut, dengan cepat Rendra menjelaskan pada putrinya. “Bukan, Sayang. Tante ini namanya Tante Angel, temannya Papa.” Mendadak binar bahagia yang memenuhi wajah anak itu lenyap saat mendengar jawaban sang ayah. Terlihat jelas kalau dia begitu kecewa. “Ayo kenalan dulu sama Tante Angel.” Marsha mengulurkan tangannya pada Angel yang segera perempuan itu sambut. “Nama aku Marsha, Tante, tapi biasa dipanggil Sasa.” Bibir mungil gadis cilik itu bergerak-gerak lucu yang membuat Angel merasa gemas. “Halo, Sasa, kamu manis banget, Nak.” “Tante juga cantik,” balasnya pada Angel. Meski baru pertama kali ini bertemu dengan Angel, namun Marsha tidak merasa canggung. Malah ia sangat menyukai Angel. “Terima kasih, Sayang.” Angel mengusap kepala anak itu penuh kasih. Ke
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status