"Alhamdullilah!" Aku menepuk perut berulang kali karena terasa lega. Tidak terbayang jika aku sedikit saja terlambat dalam mengeluarkan hajat besar mungkin saat ini aku sudah menahan malu. Heran juga, perutku ini bisa merespon cepat ketika melihat siluman bernama Maura di depanku. Ya, mulai hari ini aku akan menyebutnya siluman soalnya semenjak aku memergokinya ngobrol dengan Andro, aku benar-benar semakin benci padanya. Setelah aku memastikan semua selesai, rapih dan bersih. Aku bersiap membuka kenop pintu, namun tiba-tiba tanganku tiba-tiba seakan dipaku saat suara wanita terdengar menjelek-jelekan kedua nama yang sangat aku kenal. "Iya, Gio itu anak haram kan ya? Kasian Rena, dia punya keponakan hasil dari zinah!" Sebuah suara terdengar sangat pongah menyapa telingaku. "Iya, gak nyangka ya Dewa ganteng-ganteng dulunya ih!" timpal suara lain. Mendengar obrolan mereka, rasanya ingin aku langsung keluar dan menampar mulutnya. Tapi, aku masih tahan diri, menunggu apa yan
Baca selengkapnya