Kamar rawat anak tempat Gio berada, tampak sunyi. Hanya ada aku dan Gio yang tertidur di ranjang saat ini. Penyebab Gio kejang, katanya dia terserang syok dan suhu tubuhnya sangat panas. Beruntung, setelah dicek EEG, otak Gio tidak mengalami kerusakan apapun sehingga kami bisa bernafas lega. Terlebih Dewa, sejak tadi Dewa tampak sangat khawatir, berulang kali pria itu mendesah dan berdoa demi kesembuhan Gio yang sudah ia anggap anak sendiri.Aku menutup mushaf kecil yang baru aku baca. Lamat-lamat, aku menatap wajah anak itu, polos dan bening. Melihatnya terbaring lemah, seolah ada kesakitan yang menyeruak di dalam sini. Pandanganku menyapu titik demi titik pahatan wajah Gio, dari mulai alis hingga ke bentuk bibirnya yang mengingatkanku pada seseorang.Aku ingat betul, kalau bibir Gio itu mirip dengan ibunya, Yuli sahabatku yang memendam cinta pada tunanganku dan juga tersiksa akan cintanya. Aku berencana jika Gio sembuh, aku akan membawa anak itu mengunjuki makam ibunya karena ag
Read more