Share

Lamaran

Aku menyusuri jalan terotoar dengan tergesa, entah kenapa sepanjang aku berjalan aku merasa di awasi. Meski hati remuk dan jiwa berkecamuk aku harus tetap waspada pada malam hari.

Sesekali aku menengok ke belakang, tapi kosong. Agh, sudahlah! Mungkin perasaanku saja.

Aku menghela napas, mungkin karena kejadian buruk akhir-akhir ini, psikisku terpengaruh. Lagian tak mungkin ada hantu meskipun aku tak tahu ini jam berapa.

Aku kembali berjalan menenteng high heels. Sejak tadi aku memang memilih berjalan tanpa alas kaki karena tak terbiasa pakai sepatu tinggi.

Seraya berjalan, mataku berkali-kali mencari ke kanan dan ke kiri, tak ada satupun kendaraan umum yang lewat. Dalam kondisi ini, aku menyesalkan hapeku yang mati total.

"Dasar bodoh!"

Aku mengumpat bete. Dalam hati aku merutuk karena telah berani mengambil jalan yang asing. Maklum, selama di Jakarta kerjaanku ya bekerja dan sudah lama tidak berkeliling Jakarta. Apalagi Jakarta itu luas, aku takut kesasar.

Andai aku tadi menerima t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Tiraya
kayae aku pernah baca dech... tapi lupaa... beneran dech... aduuuh jadi pikun
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status