**Joseph Sanjaya sempat melirik dengan ekor mata kepada Aldo, yang berada di sampingnya. Dua laki-laki berbeda generasi itu tampak sama-sama menyembunyikan raut gelisah masing-masing. Kekhawatiran yang sama, jika sampai Gavin mendengar percakapan yang barusan. Namun ternyata, putra tunggal Sanjaya itu hanya menunjuk gelas wine yang masih Joseph genggam.“Matahari baru aja terbit dan lo udah ngajakin bokap gue minum-minum, Al?”Tanpa sadar, Aldo menghembuskan napas lega. “Ya kenapa, sih? Emang minum harus pakai jam, kah?”“Kalo buat lo, gue nggak peduli, jir. Tapi ini bokap gue. Orang tua, Al!”“Vin, Papi okay,” sela Joseph akhirnya. Pria paruh baya itu tersenyum samar sebab kekhawatirannya ternyata tidak terjadi. “Papi yang minta sama Aldo, kok. Soalnya semalam kita berdua nggak sempat tidur, iya kan, Al? Jadi we need some booster buat bantu istirahat.”“Lagian ngapain sih nggak langsung istirahat aja, tadi?”“Papi mau pastikan keadaan Aylin. Takut dia kenapa-kenapa. Dia pasti trauma
Read more