Home / Urban / Hasrat sang PEBINOR / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Hasrat sang PEBINOR: Chapter 41 - Chapter 50

125 Chapters

Sebuah Taruhan

**Apartemen Roki"Mana perempuan-perempuan yang anda maksud?" tanya Rochman sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling ....Roki melebarkan senyumannya. "Tidak ada," jawabnya lantang.Rochman pun mendadak merasa heran, dia tidak mengerti dengan jalan pikiran Roki ....Brakkk!"Rupanya anda sedang mempermainkan saya," ujar Rochman seraya menggebrak meja.Roki masih tetap diam disertai senyuman penuh makna, membuat Rochman hampir emosi.Lama Roki terdiam, akhirnya dia kembali bicara. "Jadi begini, aku akan memberimu taruhan dan kalau kamu berhasil aku tidak akan lagi menghalangi kamu.""Menghalangi saya? Apa maksud anda?" Rochman semakin tidak mengerti dengan yang dimaksud oleh Roki."Kalau kamu berhasil menggoda wanita yang aku targetkan, kamu boleh mendekati adik iparku dan aku tidak akan mengganggu kamu lagi. Tapi dengan catatan, kalau sampai suaminya tahu, kamu tanggung sendiri resikonya.Rochman menatap heran ke arah Roki. "Kenapa anda jadi berubah seperti itu?""Hahaha! Kenapa? Buk
Read more

Taruhan Apa?

Rochman menatap lekat wajah Roki, dia memang tidak melihat ada kebohongan di matanya. Tak terasa hari semakin malam, kedua pria tersebut semakin larut dalam dunia mereka."Cepat katakan, apa rencana anda?" Rochman mulai tidak sabar menghadapi Roki.Roki tersenyum menatap Rochman. Dia pun mengangkat tangannya, menunjuk ke sebuah tempat. Di sana ada ada seorang wanita tengah duduk seorang diri, dan di hadapannya tersaji sebuah gelas berukuran sedang berisi minuman."Kamu lihat perempuan itu. Itu target pertama kamu. Jadi tugasmu, kamu rayu dia dan ajak dia bercinta. Kalau dia mau melayanimu, itu artinya taruhan pertama berhasil, lalu masih ada dua perempuan lagi yang akan jadi taruhan buat kamu."Rochman benar-benar tidak mengerti dengan rencana Roki, yang dianggapnya gila!Rochman terus menatap wanita yang dimaksud, dia benar-benar tidak habis pikir dengan Roki. Entah apa yang ada dalam benaknya.Brakkk!Rochman tersentak ketika meja Roki menggebrak meja. Beruntungnya suasana diskotik s
Read more

Gagal Total

**Kediaman Rumah AntonioKeesokan hari, Antonio baru saja pulang dari sebuah perusahaan menjalankan bisnisnya. Pria itu duduk di ruang tengah seraya menghidupkan televisi.Mendadak Antonio teringat dengan Nia. "Duh, aku harus mulai dari mana, ya?" lirihnya.Dan bertepatan dengan itu, ponsel Antonio berdering, dia mendapat telpon dari sang ibunda."Halo, Ma?" Antonio pun menempelkan ponsel pada telinganya.[Nio, mana janji kamu? Katanya mau mengenalkan calon istri kamu, mama tunggu-tunggu kenapa kamu tidak datang juga?]"Ih Mama, baru saja kemarin Mama ke rumah sekarang sudah nagih saja. Ini aku baru rencana besok minggu aku ke sana."[Baik, mama tunggu. Awas kalau bohong.]Tut ....Panggilan pun berakhir.Antonio beranjak dari duduknya. "Huft, kenapa aku jadi pusing sekali."Kemudian Antonio keluar dari rumahnya, dia pun mengendarai mobilnya perlahan membelah jalanan yang padat.Tak lama mobil yang dikendarai Antonio telah tiba di sebuah gang. Dia pun memarkirkan mobilnya di pinggir ja
Read more

Taruhan Pertama

"Oh iya, apakah anda mau bersulang bersamaku?" tanya wanita itu membuyarkan lamunan Rochman.Rochman melirik ke arah gelas di hadapannya, sebenarnya pria itu sudah merencanakan sesuatu. "Sepertinya kita belum kenalan." Rochman berusaha mengalihkan pembicaraan."Astaga, anda benar juga." Wanita itu menepuk lembut keningnya."Aku Rochman," ujar Rochman memperkenalkan diri terlebih dahulu."Aku Caca," balas wanita itu.Mereka berdua pun berjabat tangan ...."Em, gimana kalau aku pesankan minuman yang paling enak di sini?" usul Rochman seolah sudah sering singgah di tempat tersebut.Caca menatap Rochman sesaat kemudian seulas senyum tersungging di bibirnya. "Boleh deh," katanya."Okey tunggu sebentar, aku akan ke depan." Rochman segera beranjak dari tempat duduknya dan berlalu meninggalkan Caca. Pria itu menuju ke bar minuman."Mas, saya pesan minuman terenak di sini satu saja," kata Rochman kepada seorang pelayan yang tengah berjaga di bar minuman."Baik, Mas." Pelayan itu segera mengamb
Read more

Membatalkan

"Siapa dia?" Rochman bertanya sambil berbisik di telinga Lexa."Jadi gini, pemilik perusahaan ini sedang ada tugas penting di luar kota, jadi diwakilkan dengan anaknya," jawab Lexa yang juga berbisik."Jadi, dia anak pemilik perusahaan ini?" tanya Rochman lagi dan dijawab dengan anggukan kepala Lexa.Lama Rochman menatap pria itu, wajahnya semakin terpampang jelas. Entah mengapa membuat Rochman benci dengannya. Pria itu adalah Antonio, dia tengah mewakilkan ayahnya meeting dengan perusahaan yang kini dikelola oleh Rochman.Sementara itu Antonio pun sama tengah menatap Rochman, 'itu kan Rochman. Sedang apa dia di sini? Apa dia sekarang kerja di perusahaan Cahaya Terang?' batinnya.Namun Antonio tidak mempedulikan hal itu, dengan penuh percaya diri dia melangkahkan kaki mendekati Rochman. "Halo tetanggaku, apa bisa kita mulai meetingnya?"Rochman menatap sengit kepada Antonio. Dia pun beranjak dari duduknya dan berdiri berhadapan dengan Antonio. "Maaf, saya tidak tertarik bekerja sama d
Read more

Hari yang Menyebalkan

Rochman pun mengepalkan kedua tangannya, 'tunggu saja, aku akan membuat perhitungan denganmu,' batinnya."Kamu akan membayar semua yang sudah kamu lakukan," ucap Rochman kemudian segera berlalu dari hadapan Antonio.Sementara Antonio tersenyum smirk menatap kepergian Rochman, 'dasar laki-laki miskin, bisa apa kamu,' batinnya kemudian menutup pintu rumah.****Rochman kini telah berada dalam rumahnya. Dia pun menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Pria itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Mendadak saja netranya tertuju pada sebuah bingkai foto yang di dalamnya terdapat foto Jhulie. Benda tersebut terletak di sebelah televisi.Rochman pun beranjak dari duduknya menuju televisi, dan mengambil benda itu, "kenapa aku baru sadar kalau masih ada barangnya dia,' lirihnya.Kemudian Rochman berjalan menuju gudang, dia membuka pintu gudang kemudian melempar benda itu ke dalam gudang dan menutup kembali pintu gudang."Aku tidak ingin menyimpan apa-apa yang berbau dia. Sebenarnya foto itu juga
Read more

Hilang Semangat

Roki tertawa kecil. "Dia itu mantan istriku," ucapnya spontan."Apa? Mantan istri anda? Tapi kenapa anda buat sebagai taruhan untuk saya?" heran Rochman."Namanya taruhan ya siapa pun boleh, lagian dia sudah menjadi mantan," ucap Roki."Maaf, saya dengar dari Puput kalau mantan anda selingkuh dengan teman anda sendiri," kata Rochman sambil menuangkan minuman ke dalam sloki."Ya, tapi teman saya juga sudah punya istri, dan akhirnya mereka ketahuan istrinya. Ya sekarang bubar deh," papar Roki.Rochman pun terdiam, dia tidak tahu hendak berbicara apa lagi. Mereka berdua kini telah menghabiskan minumannya, dan hari mulai larut."Saya pulang dulu, besok harus ke kantor lebih awal," pamit Rochman kepada Roki."Silahkan," angguk Roki."Apa anda tidak ngantor besok?" tanya Rochman sebelum beranjak dari duduknya."Aku sudah menyuruh orang untuk mengurus perusahaanku, dan kalau kamu berhasil memenangkan taruhanku, perusahaan itu akan jadi milik kamu seutuhnya dan orang yang aku suruh mengurus p
Read more

Pertemuan tak Disengaja

Di tempat lain ....Sore itu, Jhulie tengah duduk di rumahnya. Tiba-tiba dia teringat dengan Antonio, dan seketika terlintas sebuah rencana jahat dalam benaknya.'Aku harus menghabisi Nio, dia sudah menghancurkan hidupku. Gara-gara dia aku jadi kehilangan calon bayi dalam perutku. Tahu gitu dulu waktu aku hamil aku baik-baikin Rochman saja, pasti kita sekarang ini sudah hidup bahagia bersama si buah hati, karna waktu aku hamil dengan Nio kan aku masih resmi menjadi istri Richman,' batin Jhulie sambil mengepalkan tangannya.'Tapi, gimana caranya? Aku terlalu takut untuk membunuh orang. Tapi aku juga tidak mau kalau Nio hidup berkeliaran memainkan perempuan seenaknya,' lanjut Jhulie dalam hati.Jhulie terus memikirkan cara untuk menyingkirkan Antonio. Tiba-tiba cacing dalam perutnya berdemo. "Duh lapar sekali, makan apa ya enaknya?" lirihnya.Jhulie pun berjalan dan mengintai dari balik tirai jendela rumahnya. "Masih terang, sebaiknya aku cari makan dulu deh sambil menikmati udara sore,
Read more

Rencana diantara Rencana

Di tempat lain, Rochman telah berada di dalam diskotik, pria itu mengedarkan pandangannya ke sekeliling. Namun dia tidak menemukan sesuatu yang dia cari."Mana perempuan itu? Katanya di meja nomer lima, ini kok tidak ada," lirih Rochman sambil terus mengedarkan pandangannya ke sekeliling.Sudah tiga jam Rochman duduk di tempat itu, dan waktu pun sudah menjelang dini hari, namun dia tidak juga menemukan target keduanya.Akhirnya Rochman mengirim pesan kepada Roki, memberitahukan bahwa wanita yang menjadi target berikutnya tidak dia temukan.Tak lama Roki mengirim pesan balasan yang menyuruh Rochman pulang dan datang kembali ke tempat itu pada malam berikutnya.Dengan gontai Rochman menyeret langkahnya keluar dari diskotik dan masuk ke mobilnya dan mengendarai mobilnya dengan malas."Huft, tahu gini aku mending tidur saja di rumah, mana badan capek, sial ...." Rochman mulai menggerutu.******Kediaman Rumah AntonioPagi hari, Jhulie bangun dan berjalan ke kamar mandi dan langsung menggu
Read more

Pesona Sekretaris

Lantaran tak menemukan seseorang yang diharapkan, Jhulie pun akhirnya meninggalkan rumah Rochman.Sementara Rochman kini berada di ruangan kerjanya, dia mulai menghidupkan laptopnya. Tangan pria itu sudah berada di atas keyboard. Saat dia akan mengetik sesuatu, seketika ingatannya kembali tertuju Pada mantan istrinta.'Kenapa aku jadi ingat Jhulie terus?' batinnya.Tok ... tok ... tok ....Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Rochman. Tak lama masuklah Lexa membawa tumpukan berkas-berkas yang harus dicek oleh Rochman. Sekilas Lexa melihat Rochman tampak lesu."Anda sakit, Bos?" tanya Lexa menatap Rochman cemas."Sakit? Siapa, Xa?" Rochman terkesiap."Maksud saya anda. Muka Bos pucat sekali," sahut Lexa."Em tidak, saya baik-baik saja. Mungkin saya kecapean," dalih Rochman."Jaga kesehatan, Bos, sekarang sedang musim pancaroba dan banyak orang sakit," kata Lexa kemudian segera berlalu dari ruangan itu.'Hem, aku harus fokus kerja, tidak boleh mikir yang sudah berlalu,' batin Rochman
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status