Beranda / Urban / Hasrat sang PEBINOR / Bab 31 - Bab 40

Semua Bab Hasrat sang PEBINOR: Bab 31 - Bab 40

125 Bab

Pergi untuk Selamanya

"Papa?" Rochman merasa heran, dia seolah tidak lagi mendengar deru napas sang ayah. Begitu pun dengan Ibunda Rochman.Karena panik, Rochman berlari keluar memanggil sang dokter. Tak lama, dokter masuk dan segera memeriksa kondisi Ayah Rochman.Selang beberapa menit, dokter menatap Rochman dan ibunya, kemudian menggelengkan kepala."Maaf, Mas, ayah anda sudah meninggal dunia akibat gegar otak yang dialaminya dan jantungnya juga bengkak." Dokter berbicara kepada Rochman.Rochman terbelalak, seketika sekujur tubuhnya lemas dan gemetar. "Tidak, Dok. Dokter becanda, kan?"Belum sempat dokter berbicara, Ibunda Rochman ikut terkejut, wanita itu mendadak pingsan. Dokter dan Rochman pun menggotong wanita itu, dan membaringkannya di atas brankar."Pa, bangun!" seru Rochman.Sang dokter merasa prihatin dengan Rochman. Dokter tahu, bahwa pria tersebut pasti tidak siap menerima kematian ayahnya."Maaf, Mas, saya juga sudah berusaha semaksimal mungkin menangani ayah anda, tapi Tuhan berkehendak lain
Baca selengkapnya

Rencana Busuk

Rochman pun terkesiap, 'eh, tidak apa-apa, Ma.""Man, kamu tidur di sini saja. Atau kamu mau pulang dulu? Terus besok mama ke rumah kamu, mama ingin sekali bertemu dengan Jhulie," kata Ibunda Rochman.Rochman terkesiap mendengar ucapan ibundanya, 'duh, gimana ya ... apa aku bilang saja yang sebenarnya. Kalau ditunda, nanti malah mama tambah syok,' batinnya."Man!" Ibunda Rochman berseru memanggil anaknya, membuat lamunan Rochman buyar."Eh, i-iya, Ma. Aku ingin bicara, tapi Mama janji jangan marah, ya?" lirih Rochman."Lho, kok marah? Kenapa harus marah?" heran Ibunda Rochman.Rochman pun meringis, dia mulai bercerita tentang permasalahan rumah tangganya kepada sang ibunda.****Di tempat lain ....Antonio baru saja pulang dari sebuah perusahaan, membahas bisnisnya. Dia duduk di ruang tamu, kemudian menghidupkan televisi.Kriiing ....Tak lama ponselnya berdering, ada panggilan masuk dari Nayla. Pria itu pun mengeluarkan ponselnya dari saku celananya."Nayla ... ada apa, ya?" gumamnya
Baca selengkapnya

Hari Sial

Siang hari, Antonio menelpon Jhulie, dan menyuruhnya datang ke rumah. Satu jam kemudian, Jhulie tiba di rumah Antonio."Ada apa, sayang? Tumben menyuruhku kesini," ujar Jhulie."Aku mau kasih kamu kejutan. Bukan, bukan kejutan. Apa ya? Gini lho, aku akan memasak sup istimewa untuk kamu. Aku dengar, orang hamil itu harus banyak makan makanan berkuah," tutur Antonio.Jhulie pun merasa heran, 'sejak kapan dia suka masak? Biasanya selalu beli di restoran,' batinnya."Hey, kenapa malah melamun?" tegur Antonio membuyarkan lamunan Jhulie.Jhulie pun terkesiap. "Eh, iya, sayang. Aku akan menunggu sup itu matang, dan kita makan sama-sama, kan?" harap Jhulie."Iya," angguk Antonio kemudian berjalan ke dapur.Di dapur, Antonio mulai berkutat dengan peralatan memasak. Dengan berbekal ilmu dari google, Antonio dengan lincahnya mengolah makanan. Dia memakai bahan yang sudah dia beli satu hari yang lalu, kemudian dia taruh di dalam kulkas.Sementara itu, Jhulie merasa senang, dia mengira bahwa Anton
Baca selengkapnya

Menolak Mantan

"Ya aku sangat yakin," jawab Antonio tenang."Kamu tega, Mas," kata Jhulie. Wanita itu sangat menyayangkan sikap Antonio."Sama saja, kamu juga tega kan berselingkuh dengan ku dan mengkhianati suami kamu dulu?" Antonio tersenyum evil.Jhulie menatap lekat wajah Antonio sesekali dia meringis kesakitan. 'Ya Tuhan, apakah ini karma untukku?' batinnya."Ya sudah, aku akan membayar biaya pengobatan kamu, dan ini ada sedikit uang, pakailah untuk perawatan kesehatan kamu. Dan maaf aku pulang, kamu bisa pulang naik taxi besok. Karna mungkin hari ini kamu membutuhkan perawatan intens." Antonio berbicara seolah tidak merasa berdosa, seraya mengeluarkan selembar kertas cek yang sudah tertuliskan sejumlah uang. Kemudian pria itu pergi begitu saja.Tangis Jhulie pecah, namun dia berusaha menahannya karena malu jika didengar oleh sang dokter.'Keterlaluan kamu, Mas. Awas saja kamu.'Jhulie membatin namun seketika dia teringat akan perlakuannya terhadap Rochman, mantan suaminya itu. Wanita itu benar
Baca selengkapnya

Bermain Api

"Maaf, kejadiannya tidak sengaja bersamaan. Waktu itu, setelah anda menelpon saya, ibu saya juga menelpon memberitahukan bahwa ayah saya meninggal karna kecelakaan. Dan hape memang sengaja saya non aktifkan," papar Rochman dengan pandangan tertunduk.Sidney terperanjat mendengar ucapan Rochman, seketika dia merasa bersalah. "Maaf, saya tidak tahu, turut berduka cita."Rochman melebarkan senyumnya, "tidak masalah."Tak lama kedua insan itu telah menghabiskan hidangannya. Kemudian Sidney membayar semuanya dan mengajak Rochman ke hotel.Kini mereka berdua telah berada di dalam kamar ...."Kenapa anda mengajak saya kesini?" heran Rochman. Rasa penasaran menguasai hatinya, mengapa Sidney berselingkuh dengan dirinya padahal banyak pria di luaran sana yang lebih segalanya.Sidney memegang kedua tangan Rochman, dia mendongak menatap wajah Rochman yang sudah membuatnya gila."Saya kesepian, Man. Dan suami saya tidak bisa memberi saya kepuasan, dan saya rasa saya sudah bilang hal ini kepada and
Baca selengkapnya

Tidak Tertarik

Namun Rochman menggeleng. Seketika pria itu merasa kalau Sidney bukan target yang menantang lagi baginya. Karena dia merasa dirinya telah menggoda istri orang yang tengah kesepian.Dalam sekejap kelakian Rochman pun menjadi lemas, dan hasratnya mengendur seketika. Dia berubah dingin!'Kenapa aku jadi seperti ini? Bukankah aku masih normal. Saat ini yang sedang bersamaku perempuan cantik dan seksi, tapi kenapa aku tiba-tiba tidak bergairah,' batin Rochman."Man, kamu melamun apa? Ayo kita lanjutkan, kenapa jadi berhenti? Kita sudah setengah main ...." Sidney terus merengek sembari menempelkan tubuhnya pada tubuh Rochman.Namun Rochman merasa bahwa wanita di hadapannya itu sudah tidak asik lagi.Merasa geram karena Rochman menghentikan aktifitasnya, Sidney pun meraih jemari Rochman, dan dia selipkan dalam pakaian dalam bagian bawahnya.Rochman hanya pasrah dan mematung saat Sidney mengusapkan jari Rochman pada area sensitif miliknya. Hingga Sidney mencapai kepuasan hanya dengan menggesek
Baca selengkapnya

Warisan Dadakan

Kini Rochman telah berada dalam mobilnya. Dia menggerakkan stang bundar perlahan.Beberapa jam kemudian, dia tiba di rumah Mitha. Setelah memarkirkan mobilnya, Rochman mengetuk pintu rumah tersebut.Namun tidak ada jawaban. "Kok sepi sekali rumahnya. Mbak Mitha kemana, ya? Tadi menyuruhku kesini," lirihnya."Uhuk ... uhuk ....!"Tiba-tiba terdengar suara batuk dari dalam rumah.Tok ... tok ... tok ...."Mbak Mitha? Apakah anda di dalam?" tanya Rochman sambil mengetuk pintu."Masuk saja, Mas." Terdengar lagi suara Mitha dari dalam.Rochman pun memutar kenop pintu, dan pintu terbuka karena ternyata tidak dikunci. Rochman melangkah menuju salah setu kamar. Pria itu kembali mengetuk pintu. "Mbak?""Masuk saja, pintunya tidak dikunci," sahut Mitha dari dalam kamarnya.Rochman pun membuka pintu dan melangkah masuk. Dia terperanjat melihat Mitha terbaring lemas tak berdaya."Mbak sakit?" tanya Rochman ikut merasa cemas. "Uhuk ... dada ayah sesak, Mas," rintih Mitha."Duh, kenapa Mbak tidak m
Baca selengkapnya

CEO plus Supir

"Tidak sama sekali, setahu saya CEO itu kerjanya santai dan pasti ada sekretaris pribadi. Jadi kalau saya keluar, urusan kantor bisa dipasrahkan ke sekretaris," tutur Rochman."Luar biasa sekali anda. Mental anda sangat kuat padahal kakak ipar saya sudah pernah mencari gara-gara dengan anda. Tapi anda bukannya menjauhi saya, justru masih mau membantu saya," puji Puput menatap Rochman."Tidak masalah, bukankah kakak ipar anda jarang kesini," ucap Rochman."Ya memang jarang. Tapi kadang-kadang suka main kesini, apalagi kalau suami saya pulang. Pasti mereka betah sekali mengobrol. Maklum mereka hanya dua bersaudara," papar Puput."Ya sudah tidak perlu dipikirkan," tutup Rochman.Kruyuk ... kruyuk ....Tiba-tiba cacing dalam perut Puput berdemo. Puput terkesiap, wajahnya merona seketika."Mbak lapar?" tanya Rochman sambil menatap wajah Puput."Hehe, iya," jawab Puput malu-malu."Saya ingin mengajak Mbak kuliner, apa Mbak tidak keberatan?" ujar Rochman.'Duh, gimana, ya?' batin Puput yang
Baca selengkapnya

Menguntit

"Siapa sih mereka?""Entahlah, tapi Miss Mitha kan sudah tidak ada. Mungkin mereka saudaranya yang akan menggantikan menjadi CEO di sini.""Yang laki atau yang perempuan?"Begitulah percakapan para karyawan dalam kantor tersebut ....****Kini Rochman dan Puput telah berada di dalam mobil."Apa anda mau langsung pulang, atau kemana dulu biar saya antar?" tanya Rochman sambil melirik ke paha mulus Puput yang duduk di sebelahnya.Saat itu Puput mengenakan dress dengan panjang sebatas lutut. Karenanya sewaktu duduk, roknya tersingkap memperlihatkan pahanya yang putih mulus.Gleg ... Rochman menelan salivanya, netranya tidak berkedip terus menatap paha Puput tanpa menolehkan wajahnya."Sepertinya aku pulang saja, aku akan menjemput anakku di rumah ibuku," kata Puput dengan pandangan tetap lurus ke depan, sehingga wanita itu tidak sadar jika dirinya tengah diperhatikan oleh pria di sebelahnya."Apa mau aku antar sekalian ke tempat ibu anda?" Sekali lagi Rochman menawarkan bantuan."Tidak p
Baca selengkapnya

Menagih Calon Menantu

Kini Mobil yang dikendarai oleh Roki tiba di sebuah apartemen, Roki pun memarkirkan mobilnya di halaman depan rumahnya. Sementara Rochman ikut memarkirkan mobilnya di sebelah mobil Roki.Setelah kedua pria tersebut turun dari kendaraannya masing-masing, Roki mengajak Rochman untuk masuk.****Di tempat lain ....Siang itu Antonio telah berpakaian santai. Dia duduk di ruang televisi dan mengambil remote televisi."Hari ini acara yang bagus apa, ya?" gumamya sambil menekan tombol on.Ting ... tong ....Terdengar bel berbunyi."Siapa, ya?" Antonio bertanya-tanya pada diri sendiri seraya meletakkan remote di atas meja. Kemudian berjalan dan membuka pintu.Antonio terperanjat melihat kedua orang tuanya bersama seorang gadis berpenampilan sederhana dan berwajah biasa."Mama, Papa?" lirih Antonio. Pria itu tampak heran karena biasanya jika kedua orang tuanya akan datang, selalu mengabari satu hari sebelumnya."Kok tumben Mama sama Papa tidak telpon dulu? Biasanya sebelum kesini pasti telpon,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status