Home / Urban / Hasrat sang PEBINOR / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Hasrat sang PEBINOR: Chapter 61 - Chapter 70

125 Chapters

Telah Berpulang

Antonio tersenyum penuh makna. "Sudah, Ma," jawabnya."Siapa perempuan itu?" tanya Ayah Antonio penuh selidik."Mama sama Papa sudah kenal, kok," ucap Antonio santai.Kedua orang tua Antonio saling berpandangan, kemudian mereka saling mengangkat bahu masing-masing."Apakah perempuan yang pertama kamu bawa ke sini?" Ayah Antonio menimpali."Sepertinya benar," sahut Antonio yang merasa bahwa ayahnya telah paham dengan wanita yang dimaksud."Jhulie kah?" tanya Ibunda Antonio."Iya, Ma, memang siapa lagi?" sahut Antonio."Terus, bagaimana dengan Nayla?" sambung Ayah Antonio.Antonio menggaruk kepalanya yang tak gatal. "Maaf, aku lupa mengabari kalian, kalau Nayla meninggal dua minggu yang lalu. Dia sakit parah di tempat kerjanya. Aku tahu waktu aku datang ke rumahnya dan orang tuanya yang bilang."Kedua orang tua Antonio terkejut mendengar ucapan anaknya itu. Dan Antonio terpaksa berbohong karena pria itu pun bingung harus berkata apa tentang Nayla kepada orang tuanya."Kamu yang sabar, N
Read more

Sengaja Khilaf

Selang beberapa menit, Roki kembali menuangkan minuman ke dalam sloki dan memberikannya lagi kepada Puput, hingga Puput merasa heran dengan kakak iparnya itu."Mas sendiri kok tidak minum?" heran Puput melihat Roki hanya menuangkan minuman untuk dirinya."Tidak, aku sudah sering sekali minum minuman seperti ini, jadi minuman ini khusus buat kamu dan Rochman. Jadi nanti kalau Rochman datang, kamu tuangkan buat dia juga," ujar Roki.Puput pun mengangguk pasrah, dan dia kembali meneguk minuman tersebut."Ya sudah aku pulang dulu, nanti kalau Rochman datang kamu sambut dia. Dan ingat, jangan bawa-bawa aku dalam obrolan kalian." Beberapa menit kemudian Roki berpamitan pulang. Dia pun memperingatkan Puput supaya tidak menyebut namanya ketika bertemu Rochman.Lagi-lagi Puput hanya mengangguk pasrah, sepertinya wanita itu mulai terpengaruh oleh minuman alkohol itu.Sementara di luar Diskotik, Rochman baru saja tiba di tempat tersebut. Dia melangkah masuk dan langsung mengedarkan pandangannya k
Read more

Tidak Jelas

"Apa saya kurang ajar?" Rochman kembali bertanya kepada Puput. Pria itu nampak salah tingkah.Puput pun diam, perlahan obat perangsang yang menguasai dirinya mulai menghilang, dan alam bawah sadar Puput kembali pada dirinya. Puput mengingat kembali kejadian yang baru saja terjadi bersama Rochman.'Duh kenapa jadi begini sih. Mas Roki sih ada-ada saja,' batin Puput. Wajahnya menghangat."Mbak, Mbak dengar saya bicara, kan?" Rochman pun membuyarkan lamunan Puput."Eh, tidak, Mas tidak ada yang kurang aja, kok," ucap Puput spontan."Beneran?" Rochman berusaha memastikan kebenaran ucapan Puput."Benar kok, Mas," angguk Puput.Akhirnya kedua insan itu pun tidak lagi saling bicara, hingga mereka tiba di rumah Puput."Saya duluan," kata Puput sambil menoleh ke arah Rochman."Ya," ucap Rochman singkat.Puput pun turun dan berjalan masuk ke dalam rumah, sementara Rochman memperhatikan gerak gerik Puput. Setelah itu Rochman kembali mengendarai mobilnya. Pria itu masih terbayang kejadian di dala
Read more

Terjadi Begitu Saja

Dan pagi pun menjelang, langit yang semula gelap kini mulai terang benderang. Saat itu Rochman masih duduk di ruang tengah dengan gelas yang sudah kosong."Sudah pagi rupanya. Sebaiknya aku mandi terus langsung ke kantor. Dan pulang dari kantor aku akan langsung ke rumah Mas Roki," gumam Rochman seraya beranjak dan menuju kamar mandi.******Kediaman Rumah PuputPagi itu Puput baru selesai mandi. Dia berencana akan ke toko membeli kebutuhan bisnisnya.Ting ... tong ...."Siapa ya, pagi-pagi begini sudah ada tamu," lirih Puput pada saat mendengar bel rumah berbunyi.Wanita itu pun berjalan membukakan pintu. Dia melihat seorang pria tidak muda tidaklah tua mengenakan pakaian rapi berdiri di ambang pintu dan tersenyum ke arah Puput."Maaf, cari siapa, ya?" sapa Puput."Selamat pagi, Mbak. Saya utusan dari Tuan Roki, Mbak diminta ke rumah Tuan Roki sekarang juga," titah pria itu."Gitu, ya? Baiklah, saya akan ke sana," angguk Puput."Mbak bareng mobil saya saja," kata pria itu.Puput pun
Read more

Kencan Kentang

Mobil melaju perlahan meninggalkan apartemen kediaman Roki. Diam-diam Puput menyadari kehadiran Rochman. Dia mengintai dari jendela apartemen.'Pasti Mas Rochman mengira kalau apartemen ini sedang ada kumpulan. Aku yakin dia belum tahu, kalau Mas Roki sudah meninggal. Biarlah sebaiknya besok saja aku bicara empat mata sama Mas Rochman. Lagian sekarang takutnya dia malu juga karna banyak orang kumpul,' batin Puput.Kini Rochman tiba di rumahnya. Dia segera membersihkan tubuhnya di kamar mandi. Tak lama dia sudah wangi dengan penampilan santainya.Kemudian Rochman merebahkan tubuhnya di atas sofa, dia merasakan lelah yang amat sangat hari itu. Tanpa sadar kedua mata Rochman terpejam.Tiba-tiba, pintu rumah Rochman terbuka, samar-samar Rochman melihat Santi masuk ke dalam, dan menghampiri Rochman."Mas! Bangun sudah siang. Mandi sana, pakai baju yang rapi," ujar Santi.Deg!Jantung Rochman berdetak dan dia merasa heran, karena tak biasanya Santi perhatian dengan dirinya."Hem … memangnya
Read more

Warisan Lagi

"Bukankah kamu bilang, kalau suami mu pulang jam dua belas? Itu artinya kita hanya punya waktu sekitar satu jam lebih. Dan waktu aku telpon kamu tadi, aku hanya minta ketemu, tidak bercinta," tutur Rochman.Santi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "iya ya benar juga," kekehnya.Tak lama pintu lift terbuka, dan mereka berdua sudah sampai di lantai atas mall."Silahkan kalau mau belanja, aku tunggu di sini saja," kata Rochman."Atau sebaiknya kamu pulang saja, besok kalau ada waktu luang aku akan mengabarimu," kata Santi."Aku pulang?" ulang Rochman."Ya." Santi mengangguk."Ya sudah kalau itu mau kamu," pasrah Rochman segera berlalu dari hadapan Santi.Santi pun menatap punggung Rochman sambil menggelengkan kepala hingga Rochman menghilang dari pandangan.Keesokan hari, Rochman bangun agak siang, dia merasakan sakit pada sekujur tubuhnya. "Duh, sepertinya aku tidak bisa ke kantor.Rochman pun menelpon Lexa, dan menyuruhnya menghandle semua urusan kantor, dan Lexa pun menyanggupinya.
Read more

Sebuah Tantangan

Rochman pun berpaling ke arah suara, ternyata pemilik suara itu adalah Theo. Anak buah Jackson. Rochman pun mengerutkan keningnya.'Kenapa dia? Bukankah di telpon suaranya perempuan, ya,' batin Rochman."Hei, ditanya kenapa tidak jawab?" Theo membuyarkan lamunan Rochman."Memang kamu tanya apa tadi?" ujar Rochman dengan nada suara tenang. Namun tetap saja pria itu aslinya terkejut karena yang datang Theo.'Sialan nih orang, sombong sekali. Memang pangkatnya apa sih sekarang,' batin Theo sambil mengamati penampilan Rochman yang terlihat modis dan elegan dengan balutan jas bermerk berwarna abu yang dikenakannya.Theo dapat melihat aura Rochman yang dulu dan yang sekarang sangat berbeda. Theo merasa Rochman yang sekarang seperti sangat sulit untuk dihadapi."Bagaimana kabar kamu?" Theo mengulang pertanyaannya."Oh aku semakin baik. Kamu sendiri, bagaimana?" ucap Rochman seraya mengembangkan senyumnya."Tentu saja aku sangat baik dan bahagia. Mantan bosmu memperlakukan aku dengan istimewa
Read more

Diujung Tanduk

"Sudahlah aku tidak ingin berdebat lama-lama denganmu, intinya kamu lepaskan perusahaan itu, atau malam ini menjadi malam terakhir untukmu," ujar Theo sambil membenarkan kerah kemejanya."Tunggu ... bagaimana kamu bisa tahu tentang perusahaan yang aku jalani sekarang? Dan yang kamu maksud perusahaan yang mana?" tanya Rochman penuh selidik."Hahaha!" Bukannya menjawab pertanyaan Rochman, Theo justru tertawa menggelegar."Memangnya perusahaan kamu banyak ya?" ucap Theo dengan nada mengejek.'Sepertinya Theo hanya tahu perusahaan yang aku dapat dari mendiang Mbak Mitha,' batin Rochman melirik intens ke arah Theo.Ternyata selama ini Theo memata-matai gerak gerik Rochman. Jadi kemana Rochman pergi dan apa yang dilakukan Rochman, Theo pasti tahu. Dan tentang perusahaan yang Rochman dapat dari Mitha, Theo telah mengetahuinya. Namun beruntungnya Theo belum mengetahui tentang perusahaan yang Rochman dapat dari Roki.Rupanya diam-diam Theo merasa iri dengan keberuntungan Rochman. Theo ingin me
Read more

Malaikat atau Penggoda?

"Miss Sidney?" lirih Rochman melihat wanita yang berdiri di dekatnya yang ternyata adalah istri Jackson.Sidney tersenyum menatap Rochman. "Apa anda sudah baikan?"Rochman pun berusaha bangkit, namun tulangnya masih masih terasa remuk. "Arrrggghhh!" erangnya."Berbaringlah dulu, jangan banyak gerak," kata Sidney."Apa anda .....""Sssttt ...." Sidney pun menyela ucapan Rochman dan terpaksa Rochman pun diam.****Di tempat lain ....Kini Jhulie dan Antonio sedang berada di rumah orang tua Antonio."Jadi pastinya, kapan kalian akan menikah?" tanya Ibunda Antonio.Jhulie dan Antonio saling bertatap muka, seolah mereka mencari jawaban masing-masing."Hei, kalian ditanya kok pada diam?" Ibunda Antonio merasa heran dengan tingkah anak dan calon menantunya itu.Sontak Antonio menoleh ke arah Ibundanya. "Eh, nanti aku pikirkan dulu, Ma. Pokoknya dalam waktu dekat deh.""Baiklah kalau begitu, mama tunggu kabar baiknya saja secepatnya," pasrah Ibunda Antonio."Baik, Ma," angguk Antonio.Kemudian
Read more

Kesembuhan Rochman

"Ya dia memang otak dari semuanya, dan yang menghajar saya adalah anak buahnya," ujar Rochman."Hem, ini tidak bisa dibiarkan," gumam Sidney lirih."Sudahlah biarkan saja," ujar Rochman."Tidak bisa, saya harus bertindak," kata Sidney."Apa yang mau Miss lakukan?" cemas Rochman."Sudah anda tenang saja, pokoknya anda harus istirahat sampai benar-benar pulih." Setelah berkata demikian Sidney langsung berlalu dari hadapan Rochman.Sidney mengendarai mobilnya menuju tempat di mana dia melihat Rochman dihajar. Sesampainya dia berjalan ke sebuah tanah kosong dan mengamati setiap tempat tersebut.Seketika netranya mengarah pada CCTV yang terletak di samping tembok mall yang bersebelahan dengan tanah kosong tersebut.'Hem, sepertinya aku tahu apa yang harus aku lakukan,' batinnya.Sidney pun berjalan menuju ke mall, dia menemui security mall. Kemudian menyuruhnya mengecek rekaman CCTV.Setelah security mall mengecek rekaman yang dimaksud, Sidney pun menyuruhnya mengirim rekaman tersebut ke
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status