"Bukankah kamu bilang, kalau suami mu pulang jam dua belas? Itu artinya kita hanya punya waktu sekitar satu jam lebih. Dan waktu aku telpon kamu tadi, aku hanya minta ketemu, tidak bercinta," tutur Rochman.Santi menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "iya ya benar juga," kekehnya.Tak lama pintu lift terbuka, dan mereka berdua sudah sampai di lantai atas mall."Silahkan kalau mau belanja, aku tunggu di sini saja," kata Rochman."Atau sebaiknya kamu pulang saja, besok kalau ada waktu luang aku akan mengabarimu," kata Santi."Aku pulang?" ulang Rochman."Ya." Santi mengangguk."Ya sudah kalau itu mau kamu," pasrah Rochman segera berlalu dari hadapan Santi.Santi pun menatap punggung Rochman sambil menggelengkan kepala hingga Rochman menghilang dari pandangan.Keesokan hari, Rochman bangun agak siang, dia merasakan sakit pada sekujur tubuhnya. "Duh, sepertinya aku tidak bisa ke kantor.Rochman pun menelpon Lexa, dan menyuruhnya menghandle semua urusan kantor, dan Lexa pun menyanggupinya.
Rochman pun berpaling ke arah suara, ternyata pemilik suara itu adalah Theo. Anak buah Jackson. Rochman pun mengerutkan keningnya.'Kenapa dia? Bukankah di telpon suaranya perempuan, ya,' batin Rochman."Hei, ditanya kenapa tidak jawab?" Theo membuyarkan lamunan Rochman."Memang kamu tanya apa tadi?" ujar Rochman dengan nada suara tenang. Namun tetap saja pria itu aslinya terkejut karena yang datang Theo.'Sialan nih orang, sombong sekali. Memang pangkatnya apa sih sekarang,' batin Theo sambil mengamati penampilan Rochman yang terlihat modis dan elegan dengan balutan jas bermerk berwarna abu yang dikenakannya.Theo dapat melihat aura Rochman yang dulu dan yang sekarang sangat berbeda. Theo merasa Rochman yang sekarang seperti sangat sulit untuk dihadapi."Bagaimana kabar kamu?" Theo mengulang pertanyaannya."Oh aku semakin baik. Kamu sendiri, bagaimana?" ucap Rochman seraya mengembangkan senyumnya."Tentu saja aku sangat baik dan bahagia. Mantan bosmu memperlakukan aku dengan istimewa
"Sudahlah aku tidak ingin berdebat lama-lama denganmu, intinya kamu lepaskan perusahaan itu, atau malam ini menjadi malam terakhir untukmu," ujar Theo sambil membenarkan kerah kemejanya."Tunggu ... bagaimana kamu bisa tahu tentang perusahaan yang aku jalani sekarang? Dan yang kamu maksud perusahaan yang mana?" tanya Rochman penuh selidik."Hahaha!" Bukannya menjawab pertanyaan Rochman, Theo justru tertawa menggelegar."Memangnya perusahaan kamu banyak ya?" ucap Theo dengan nada mengejek.'Sepertinya Theo hanya tahu perusahaan yang aku dapat dari mendiang Mbak Mitha,' batin Rochman melirik intens ke arah Theo.Ternyata selama ini Theo memata-matai gerak gerik Rochman. Jadi kemana Rochman pergi dan apa yang dilakukan Rochman, Theo pasti tahu. Dan tentang perusahaan yang Rochman dapat dari Mitha, Theo telah mengetahuinya. Namun beruntungnya Theo belum mengetahui tentang perusahaan yang Rochman dapat dari Roki.Rupanya diam-diam Theo merasa iri dengan keberuntungan Rochman. Theo ingin me
"Miss Sidney?" lirih Rochman melihat wanita yang berdiri di dekatnya yang ternyata adalah istri Jackson.Sidney tersenyum menatap Rochman. "Apa anda sudah baikan?"Rochman pun berusaha bangkit, namun tulangnya masih masih terasa remuk. "Arrrggghhh!" erangnya."Berbaringlah dulu, jangan banyak gerak," kata Sidney."Apa anda .....""Sssttt ...." Sidney pun menyela ucapan Rochman dan terpaksa Rochman pun diam.****Di tempat lain ....Kini Jhulie dan Antonio sedang berada di rumah orang tua Antonio."Jadi pastinya, kapan kalian akan menikah?" tanya Ibunda Antonio.Jhulie dan Antonio saling bertatap muka, seolah mereka mencari jawaban masing-masing."Hei, kalian ditanya kok pada diam?" Ibunda Antonio merasa heran dengan tingkah anak dan calon menantunya itu.Sontak Antonio menoleh ke arah Ibundanya. "Eh, nanti aku pikirkan dulu, Ma. Pokoknya dalam waktu dekat deh.""Baiklah kalau begitu, mama tunggu kabar baiknya saja secepatnya," pasrah Ibunda Antonio."Baik, Ma," angguk Antonio.Kemudian
"Ya dia memang otak dari semuanya, dan yang menghajar saya adalah anak buahnya," ujar Rochman."Hem, ini tidak bisa dibiarkan," gumam Sidney lirih."Sudahlah biarkan saja," ujar Rochman."Tidak bisa, saya harus bertindak," kata Sidney."Apa yang mau Miss lakukan?" cemas Rochman."Sudah anda tenang saja, pokoknya anda harus istirahat sampai benar-benar pulih." Setelah berkata demikian Sidney langsung berlalu dari hadapan Rochman.Sidney mengendarai mobilnya menuju tempat di mana dia melihat Rochman dihajar. Sesampainya dia berjalan ke sebuah tanah kosong dan mengamati setiap tempat tersebut.Seketika netranya mengarah pada CCTV yang terletak di samping tembok mall yang bersebelahan dengan tanah kosong tersebut.'Hem, sepertinya aku tahu apa yang harus aku lakukan,' batinnya.Sidney pun berjalan menuju ke mall, dia menemui security mall. Kemudian menyuruhnya mengecek rekaman CCTV.Setelah security mall mengecek rekaman yang dimaksud, Sidney pun menyuruhnya mengirim rekaman tersebut ke
"Saya yakin sekali karna satu minggu yang lalu, seorang orang laki-laki datang ke perusahaan ini. Laki-laki itu mengaku kalau dia dari Perusahaan Mentari dan menawarkan kerjasama kepada saya," papar Lexa.Rochman pun terdiam dan mencerna semua ucapan Lexa."Dia itu sepertinya punya maksud jahat dengan perusahaan ini. Jadi intinya, dia ingin memata-matai perusahaan ini," lanjut Lexa merasa yakin."Cepat selidiki dia, dan buat dia supaya balik," titah Yoga."Balik gimana maksud anda?" Lexa tak paham dengan maksud ucapan bosnya itu."Kamu buat supaya dia berbalik bekerja untuk kita, dan suruh dia juga untuk memberikan informasi palsu kepada atasannya. Karna saya yakin pasti dia bekerja untuk seseorang," tegas Rochman."Tapi ...." Lexa mendadak ragu."Saya yakin kamu bisa melakukan tugas kamu dengan baik," ucap Rochman."Baik, Bos," pasrah Lexa.Keesokan hari Rochman mendatangi perusahaan satunya, yang juga ditangani oleh Lexa. Pria itu pun datang bersama Lexa. Di dalam ruangan, semua kary
"Jadi kami akan memberikan informasi-informasi, yang harus anda sampaikan pada atasan anda," tutur Lexa.Dio tampak bingung ...."Kami akan memberikan berkas-berkas, dan anda bisa berikan ke atasan anda. Ingat, jangan sampai melakukan kesalahan atau anda akan menyesal nantinya," lanjut Lexa tegas."Baiklah, Miss," angguk Dio. Pria itu tentu saja tergiur dengan upah yang dijanjikan Lexa." Sekarang, pergilah," titah Lexa.Dio segera bersiap hendak pergi ke tempat yang dimaksud, sedangkan Lexa pun pulang ke rumahnya.****Kini Dio tiba di rumah seorang wanita, dia memberikan berkas kepada wanita itu. Dan wanita itu tersenyum puas, dia sangat senang sekali mendapat informasi penting. Dan dia merasa yakin akan mengalahkan Rochman dalam perebutan tender yang bernilai miliaran.Beberapa hari kemudian, sebuah perusahaan mengadakan rapat untuk mencari perusahaan yang akan diajak kerjasama. Rochman mewakili perusahaannya, untuk datang ke sana. Pria itu mengajak Lexa untuk menemaninya.Sementar
Rochman sudah malas dengan Sidney, namun dia bingung karena di sisi lain wanita itu telah membantu dirinya sewaktu diserang oleh anak buah Theo."Maaf, Miss saya buru-buru." Rochman segera masuk ke mobilnya dan mobil pun melaju perlahan. Sementara Sidney mengamati mobil Rochman hingga menghilang dari pandangan.****Satu minggu kemudian di rumah kediaman Antonio terlihat sangat ramai sekali. Dan di gang dekat rumah Antonio terpasang janur kuning.Tak lama kemudian terdengar pintu kamar Antonio diketuk. Saat itu Jhulie lah yang berada dalam kamar itu. Jhulie membuka pintu dan melihat juru paes wanita berdiri di sampingnya."Nona, silahkan mandi dulu, setelah itu saya akan merias Nona," kata juru paes.Jhulie pun mengangguk, dan selesai mandi Jhulie dirias. Saat Jhulie sedang di rias, beberapa orang tetangga Abtonio menengok dalam ke kamar Jhulie."Wah, Non Jhulie cantik sekali. Selamat ya, Non, semoga acaranya berjalan lancar dan juga langgeng pernikahannya."Begitulah kata-kata yang J
Hari demi hari, Rochman mendampingi Puput menjalani kehamilan pertamanya dengan bahagia. Ibunda Rochman dan orang-orang di sekeliling menghujaninya dengan berbagai macam perhatian.Bahkan Rochman kini sudah tak berani menyentuh Puput setiap malam, meskipun dokter memperbolehkan hal itu, di masa kehamilan tua.Dan hari yang dinantikan pun tiba ... suatu malam, Puput merasakan dorongan yang kuat dari dalam perutnya. 'Duh, sakit sekali,' batinnya.Puput bahkan tak sanggup untuk berjalan lagi. Dia hanya membungkukkan badannya, bertumpu pada ranjang sambil meringis menikmati rasanya kontraksi.Rochman yang mengetahui hal itu benar-benar panik, tak henti-hentinya dia mengusap punggung istrinya sambil sesekali mengusap keringat di dahinya."Sepertinya, kamu sudah mau melahirkan, sayang," kata Rochman."Iya nih, Mas, sakit sekali, tidak kuat aku." keluh Puput.Rochman bertambah panik, dia menemui sang ibu di dalam kamarnya, dan menceritakan apa yang dirasakan oleh istrinya."Kalau begitu, ayo
Satu minggu kemudian, Rochman mengajak sang ibu ke rumah Puput untuk melamar wanita tersebut."Put, apa kamu mau menerima Rochman di hati kamu?"Puput tersipu, dia menatap lekat ke arah Ibunda Rochman. "I-iya, Bu, saya mau."Ibunda Rochman tersenyum ramah, "terimakasih, ibu titip anak ibu ya, semoga kalian selalu diberikan kemudahan dalam segala hal, setelah menikah nanti.""Amin," lirih Puput.Kemudian Ibunda Rochman memakaikan cincin di jari manis Puput. Seketika Puput terharu, netranya tampak berkabut. Kemudian Puput memeluk Ibunda Rochman penuh haru."Jadi, satu minggu lagi kalian akan menikah?" tanya Ibunda Rochman kepada Rochman, wanita itu kembali memastikan rencana anaknya."Iya, Ma, dan aku sudah mantap," sahut Rochman antusias."Ibu pesan, jaga Puput baik-baik," kata Ibunda Rochman."Pasti, Bu," angguk Puput.Lama mereka berbincang, Rochman dan ibunya pun pamit undur diri. Mereka akan kembali ke rumahnya untuk mempersiapkan segala sesuatunya.Kini Ibunda Rochman berada di rum
Rochman menghirup aroma wangi dari tubuh Puput, membuat bagian bawah Rochman menegang. Perlahan Puput menjauhkan kembali wajahnya. Niat hati ingin menggoda Puput, namun justru dia sendiri yang terpancing.Rochman pun berjalan ke arah kulkas, dia membuka lemari pendingin itu, kemudian kembali mengambil air mineral dan berjalan lagi melewati Puput. "Pokoknya kamu jangan pulang dulu."Kemudian Rochman berjalan masuk ke dalam kamarnya, dia ingin menetralkan hati dan sesuatu yang menggelora itu.Sementara Puput bernapas lega, dia pun memegangi dadanya, merasakan detak jantungnya semakin kencang. 'Duh, kenapa aku seperti ini?' batinnya. Wanita itu benar-benar tak habis pikir mengenai tubuhnya.Tak lama Rochman keluar lagi menghampiri Puput. Tanpa aba-aba, pria itu langsung mendaratkan sebuah kecupan pada bibir Puput membuat wanita berstatus janda itu terbelalak.Namun Puput tak kuasa melawan Rochman, dan terjadilah pagut memagut dari kedua bibir itu. Lama mereka berdua berpagutan, akhirnya P
Kedua insan itu, kini saling meluapkan rasa cinta pada diri mereka masing-masing. Kini, tak ada lagi rasa ragu dan malu pada diri Puput, dia justru merasa nyaman dalam dekapan Rochman.Perlahan, Rochman melepaskan pelukannya kemudian kedua tangannya menangkup kedua sisi wajah Puput. Manik mata Rochman menelisik wajah Puput. Perlahan bibir Rochman mendekat.Namun seketika itu juga, Puput segera menjauhkan wajahnya. "Mas, ini di luar rumah, tidak enak kalau ada yang lihat."Rochman pun segera melepaskan tangan yang melekat pada wajah Puput."Ya sudah aku pulang dulu. Sudah malam," pamit Puput."Tunggu sebentar, jadi kamu mau menerima lamaranku?" harap Rochman.Puput pun membalikkan badan, dan berjalan menjauhi Rochman sambil bergumam ...."Tidak dalam waktu dekat ini, tadi itu aku hanya bilang, kalau aku cinta sama kamu."Rochman menepuk keningnya, kemudian menggelengkan kepala, merasa konyol dengan tingkah Puput. "Dia habis mimpi apa, sih?"****Keesokan hari, Puput bangun lebih awal.
"Hehe, ya sudah ayo." Rochman dan Puput pun segera kembali ke kantor.****Malam hari tiba, Rochman saat itu masih menonton televisi di ruang tengah. Saat itu dia tengah berada di rumah ibunya."Kamu belum tidur?" tanya Ibunda Rochman menghampiri anaknya dan duduk di sebelahnya."Belum ngantuk, Ma," ujar Rochman."Jangan tidur terlalu larut, tidak baik untuk kesehatan," pesan Ibunda Rochman."Iya, Ma." Rochman mengangguk."Oh ya, Ma, Loli sekarang dipenjara," kata Rochman.Ibunda Rochman terkesiap mendengar penuturan anaknya. "Jadi dia sudah ketangkap?""Sudah," jawab Rochman singkat."Ya sudah tidak perlu diungkit lagi, biarkan dia menerima balasan yang setimpal," kata Ibunda Rochman."Iya, Ma." Lagi-lagi Rochman hanya mengangguk."Terus, gimana hubungan kamu dengan Puput?" tanya Ibunda Rochman lagi"Aku belum bisa cerita sekarang, Ma. Mama doakan saja semoga bisa lanjut ke jenjang yang lebih serius," tutur Rochman. Dia tidan ingin berbicara lebih detail mengenai Puput yang belum sah
Puput terkesiap, dia segera beranjak dari tempat duduknya, dan bergegas menuju kamar mandi. Beberapa saat kemudian, wanita itu telah berpenampilan rapi.Rochman tersenyum melihat Puput, "sekarang, giliran saya mandi," ujarnya kemudian berjalan menuju kamar mandi untuk melaksanakan ritual mandinya.Selesai mandi, Rochman mengajak Puput ke suatu tempat. Dia mengendarai mobilnya."Kita mau ke mana, Mas?" tanya Puput heran."Kita cari makan," sahut Rochman berdalih."Tapi, kita kan baru saja makan." Puput mengerutkan keningnya."Iya, tapi saya lapar lagi. Tidak tahu kenapa, saya lihat kamu bawaannya lapar terus, hehe." Rochman pun terkekeh.Puput menggelengkan kepalanya, merasa konyol dengan tingkah Rochman.Kini mereka sampai sebuah tempat, seketika Puput merasa aneh mengapa Rochman membawanya ke sebuah penjara."Lho, ini kan penjara, Mas?""Yang bilang toilet umum siapa?" kelakar Rochman kemudian mengajak Puput turun.Mereka berdua masuk ke dalam, dan disambut oleh seorang polisi. Rochm
Keesokan hari, Puput kembali bekerja seperti biasa. Saat itu waktu sudah menunjukkan pukul dua belas siang. Rochman masuk ke ruangan Puput."Mau makan siang di mana, Sayang?" tanya Rochman."Di mana saja deh, memang Mas mau makan di mana?" Puput balik bertanya."Saya mau makan di foodcourt bawah saja hari ini," jawab Rochman."Owh ...." Puput hanya mengangguk."Kamu mau ikut?" tanya Rochman lagi."Skip dulu deh, saya sedang malas kemana-mana. Mau delivery order saja sepertinya," ujar Puput.Rochman menatap Puput dengan sepasang alis terangkat. "Tumben, biasanya selalu mau kalau saya ajak makan," katanya."Hehe, lagi ingin pesan sesuatu saja dari sini." Puput menunjukkan ponselnya yang menampilkan salah satu aplikasi pesan makanan online di sana."Oh ya sudah, saya pesankan sekalian ya. Saya juga malas cari makan, kalau tidak sama kamu," tutur Rochman dijawab dengan anggukan kepala Puput.Setengah jam kemudiaan, Puput turun ke lobi untuk mengambil makan siang yang telah dia pesan dari
Keesokan harinya, Rochman mendatangi rumah Puput.Puput yang sudah rapi dan wangi menyambut Rochman."Saya sudah siap, Mas," kata Puput yang mengira Rochman akan menjemputnya untuk ke kantor bersama."Hari ini saya libur, jadi mau jalan-jalan ke Bali," ucap Rochman antusias.Puput mengerutkan keningnya, "bukannya ini bukan hari libur, ya? Tidak tanggal merah juga," gumamnya sambil menatap Rochman dengan tatapan meminta penjelasan."Em, begini, Put, saya kan ada meeting mendadak sama klien tapi di Bali. Jadi, saya mau ajak kamu ikut sekalian sama saya, dan urusan kantor sudah saya pasrahkan sama si Lexa."Rochman terpaksa berbohong, supaya Puput mau ikut bersamanya, karena tak dipungkiri pria itu memang ingin mendekatkan dirinya kepada Puput lebih intens lagi."Gitu ya? Terus, apa saya harus bawa baju ganti?" ujar Puput."Tidak perlu, nanti beli saja di sana, lagian cuma dua hari kok," tutur Rochman.Puput mengangguk dan mereka berdua pun pergi ke Bali sesuai jadwal yang telah direncan
Tak lama Rochman tiba di rumah. Dia langsung mengajak Puput masuk. Saat itu Ibunda Rochman duduk di ruang depan."Lho, ada tamu rupanya," kata Ibunda Rochman.Rochman tersenyum dan duduk bergabung bersama ibunya."Cie, ada yang lagi happy nih," ledek Ibunda Rochman saat melihat sosok Puput. Wanita itu dapat menyimpulkan kalau Puput adalah pacar baru anak laki-lakinya."Ma, kenalkan ini Puput calon istriku," kata Rochman kepada sang ibunda."Wah, cantik. Kapan kalian nikah?" ujar Ibunda Rochman."Mama ini, langsung bahas nikah terus," kelakar Rochman."Maksud mama kamu kan sudah berumur, jadi langsung saja nikah, daripada pacaran terus nanti ujungnya bubar seperti yang sudah-sudah," tutur Ibunda Rochman."Iya, Ma. Tapi Puput ini janda." Rochman pun menceritakan perihal mengenai Puput, latar belakang juga musibah yang menimpa wanita itu, membuat Ibunda Rochman merasa iba."Nak, kamu boleh menganggap ibu seperti ibu kamu sendiri. Ibu juga merestui hubungan kalian," kata Ibunda Rochman me