Home / Urban / Hasrat sang PEBINOR / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Hasrat sang PEBINOR: Chapter 71 - Chapter 80

125 Chapters

Terpuruk

"Saya yakin sekali karna satu minggu yang lalu, seorang orang laki-laki datang ke perusahaan ini. Laki-laki itu mengaku kalau dia dari Perusahaan Mentari dan menawarkan kerjasama kepada saya," papar Lexa.Rochman pun terdiam dan mencerna semua ucapan Lexa."Dia itu sepertinya punya maksud jahat dengan perusahaan ini. Jadi intinya, dia ingin memata-matai perusahaan ini," lanjut Lexa merasa yakin."Cepat selidiki dia, dan buat dia supaya balik," titah Yoga."Balik gimana maksud anda?" Lexa tak paham dengan maksud ucapan bosnya itu."Kamu buat supaya dia berbalik bekerja untuk kita, dan suruh dia juga untuk memberikan informasi palsu kepada atasannya. Karna saya yakin pasti dia bekerja untuk seseorang," tegas Rochman."Tapi ...." Lexa mendadak ragu."Saya yakin kamu bisa melakukan tugas kamu dengan baik," ucap Rochman."Baik, Bos," pasrah Lexa.Keesokan hari Rochman mendatangi perusahaan satunya, yang juga ditangani oleh Lexa. Pria itu pun datang bersama Lexa. Di dalam ruangan, semua kary
Read more

Terbongkarlah Kejahatan

"Jadi kami akan memberikan informasi-informasi, yang harus anda sampaikan pada atasan anda," tutur Lexa.Dio tampak bingung ...."Kami akan memberikan berkas-berkas, dan anda bisa berikan ke atasan anda. Ingat, jangan sampai melakukan kesalahan atau anda akan menyesal nantinya," lanjut Lexa tegas."Baiklah, Miss," angguk Dio. Pria itu tentu saja tergiur dengan upah yang dijanjikan Lexa." Sekarang, pergilah," titah Lexa.Dio segera bersiap hendak pergi ke tempat yang dimaksud, sedangkan Lexa pun pulang ke rumahnya.****Kini Dio tiba di rumah seorang wanita, dia memberikan berkas kepada wanita itu. Dan wanita itu tersenyum puas, dia sangat senang sekali mendapat informasi penting. Dan dia merasa yakin akan mengalahkan Rochman dalam perebutan tender yang bernilai miliaran.Beberapa hari kemudian, sebuah perusahaan mengadakan rapat untuk mencari perusahaan yang akan diajak kerjasama. Rochman mewakili perusahaannya, untuk datang ke sana. Pria itu mengajak Lexa untuk menemaninya.Sementar
Read more

Sah!

Rochman sudah malas dengan Sidney, namun dia bingung karena di sisi lain wanita itu telah membantu dirinya sewaktu diserang oleh anak buah Theo."Maaf, Miss saya buru-buru." Rochman segera masuk ke mobilnya dan mobil pun melaju perlahan. Sementara Sidney mengamati mobil Rochman hingga menghilang dari pandangan.****Satu minggu kemudian di rumah kediaman Antonio terlihat sangat ramai sekali. Dan di gang dekat rumah Antonio terpasang janur kuning.Tak lama kemudian terdengar pintu kamar Antonio diketuk. Saat itu Jhulie lah yang berada dalam kamar itu. Jhulie membuka pintu dan melihat juru paes wanita berdiri di sampingnya."Nona, silahkan mandi dulu, setelah itu saya akan merias Nona," kata juru paes.Jhulie pun mengangguk, dan selesai mandi Jhulie dirias. Saat Jhulie sedang di rias, beberapa orang tetangga Abtonio menengok dalam ke kamar Jhulie."Wah, Non Jhulie cantik sekali. Selamat ya, Non, semoga acaranya berjalan lancar dan juga langgeng pernikahannya."Begitulah kata-kata yang J
Read more

Tiada Kesempatan Kedua

Sementara Rochman sang pewaris dua perusahaan baru saja terbangun dari tidurnya. Pria itu berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah itu dia ke kamar membuka lemari dan memilih kemeja berwarna abu muda dan setelah jas berwarna hitam. Kemudian Rochman menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya, setelah itu dia keluar kamar. Hari itu Rochman berencana hendak ke kantor untuk mengontrol kinerja para karyawannya.Ting ... tong ....Bersamaan dengan itu terdengar bel rumah berbunyi.'Siapa ya pagi-pagi begini?' tanya Rochman dalam hati kemudian melangkah membukakan pintu. Ternyata Ibunda Rochman yang datang."Halo Bapak Presdir tampan," kelakar Ibunda Rochman."Ah Mama ini apaan sih." Rochman tersipu."Mama tahu kamu belum sarapan, ini mama bawakan sandwich ayo kita sarapan bareng," ujar Ibunda Rochman seraya masuk ke dalam."Mama kok repot-repot sih, kan aku bisa makan di luar," kata Rochman merasa tak enak hati."Sama anak sendiri mana ada kata repot, sudah ayo kita makan
Read more

Tidak Mudah Terkecoh

Kini Rochman berada di ruang kerjanya, dia menghidupkan laptopnya untuk mengecek email masuk.Hari itu Rochman akan mengadakan rapat dengan para klien, dan setelah Lexa selesai mengerjakan dokumen yang dibutuhkan kini wanita itu membereskan semuanya.Beberapa saat kemudian, seluruh staf-staf yang bersangkutan dengan acara rapat tersebut kini masuk ke dalam sebuah ruangan yang luas, yang lebih mirip dengan bangsal.Di tempat itu sudah hadir beberapa orang dari pihak kantor lain yang akan bertukar pikiran dengan mereka. Beberapa saat kemudian Rochman diikuti Lexa yang membawa map, masuk ke dalam bangsal itu untuk mengikuti rapat tersebut.Tak terasa rapat selesai semua yang berada di tempat itu keluar dengan wajah sumringah karena telah berhasil mendapatkan kerjasama, begitupun dengan Lexa dan Rochman.Kini Lexa telah tiba di ruangannya, dan saat itu adalah jam makan siang, Rochman pun mengajak wanita itu makan siang bersama. Mereka berjalan keluar kantor dan memasuki sebuah restoran t
Read more

Ujian Pernikahan

Waktu terus berputar ....Kini usia pernikahan Jhulie dan Antonio telah berjalan delapan bulan. Suatu sore Jhulie sedang duduk-duduk di teras depan rumah. Dia memandangi bunga-bunga yang ada di halaman rumahnya itu."Hai, Jhul, santai sekali kamu. Wah bunganya cantik-cantik, ya?" sapa seorang wanita yang merupakan tetangga Antonio. Dia menghampiri Jhulie dan ikut duduk bersama."Eh iya ini, Mbak, oh iya sendirian saja, Mbak?" balas Jhulie sambil tersenyum ramah."Iya, Jhul. Lho perut kamu kok masih rata, kapan kamu akan kasih teman main buat anak saya?"Deg!Jantung Jhulie mendadak berdegup kencang.Dia sadar kalau sampai saat ini memang belum ada tanda-tanda kehamilan, ucapan tetangganya itu bagaikan sebuah tamparan keras untuknya."Ini, Mbak, mungkin memang belum waktunya, hehe." Jhulie menggaruk kepalanya yang tak gatal, dia terlihat salah tingkah."Jangan lama-lama lho, Jhul, nanti keburu tua malah repot. Masa iya mau berduaan terus sama suami sampai kakek nenek, hehe." Tetanggany
Read more

Mendadak Ragu

Pagi hari kedua orang tua Antonio mengunjungi anak dan menantunya. Mereka telah sampai di rumah Antonio."Eh, Mama, Papa, ayo masuk," sambut Jhulie.Ibunda Antonio mengerutkan keningnya melihat perut Jhulie yang masih datar. "Kamu belum hamil juga, Jhul?" tanyanya.Jhulie terkesiap, dia mendadak salah tingkah. "Eh, belum, Ma, " jawab Jhulie lirih."Kenapa? Kamu tidak sedang KB kan?" tanya Ibunda Antonio membuat Jhulie semakin terpojok."Mungkin dia memang belum dipercaya untuk momong anak, Ma, bisa saja mereka disuruh pacaran lebih lama, sudah tidak perlu dibahas lagi. Niat kita kan ke sini mau main kan," sela Ayah Antonio mencoba mencairkan suasana yang hampir tegang karena dia tahu raut wajah Jhulie terlihat kebingungan.Ibunda Antonio pun diam."Kalian dari mana?" tanya Jhulie berusaha bersikap tenang."Kita dari rumah," sahut Ibunda Antonio ramah."Apa kalian sudah makan?" tanya Jhulie lagi."Kita sudah makan tadi di rumah, kamu tidak perlu repot-repot ya." Ibunda Antoni terpaksa
Read more

Gagal Kencan

"Iya, Mas, maksudku di dalam surat itu kan tertulis kalau anak kita lahir kamu akan menceraikanku, tapi misal aku tidak bisa hamil, berarti kamu tidak akan menceraikanku, kan?""Enak saja, aku tetap akan cari cara supaya aku bisa mendapatkan anak, tapi orang tuaku tahunya kamu yang hamil," ketus Antonio."Tapi pasti diundur kan perjanjian kontraknya, ini sudah hampir satu tahun, kalau proses hamil sembilan bulan hampir satu tahun, itu artinya kalau sudah dua tahun kamu belum jadi menceraikanku karna kamu belum dapat anak dariku," ujar Jhulie dengan nada mengejek.Braaakkk!Antonio menjadi emosi, dia menggebrak meja. "Dasar licik kamu."Setelah berkata demikian pria itu langsung masuk ke kamarnya.'Kamu yang licik, Mas. Lihat saja aku akan mengulur waktu untuk ikut program hamil, biar aku bisa menumpang hidup di sini lebih lama, hahaha,' batin Jhulie sambil tertawa dalam hati.****Di tempat lain, Rochman tengah berada di sebuah alun-alun. Dia pulang dari kerja. Dia pun mengeluarkan po
Read more

Kesempatan Dalam Kesempitan

Jam pulang pun tiba, Rochman segera keluar kantor dia berjalan menuju parkiran mobil. Saat akan memasuki mobil, netranya tertuju pada seorang pria yang tengah mengendarai sepeda motor, dan pria itu tak asing bagi Rochman.'Itu bukannya suami Lexa?' batin Rochman sambil terus menatap pria tersebut dari kejauhan. Dan tak lama Lexa datang menghampiri dan langsung membonceng suaminya. Dengan lemas Rochman pun masuk ke mobil dan segera menggerakkan stang bundarnya.Di tengah jalan, dia melihat Santi sedang berdiri seolah sedang menunggu seseorang. "Itu kan Santi, ngapain dia di sana?" lirih Rochman terus mengemudikan mobilnya menghampiri Santi.Tin!Rochman membunyikan klakson mobil membuat Santi tersentak. Dia pun menoleh ke arah mobil di sampingnya dan menghampirinya. Perlahan kaca mobil terbuka."Lho, Mas Rocman?" sapa Santi."Kamu sedang apa di sini, sendiri lagi. Tidak sama suami kamu?" Rochman langsung menghujani pertanyaan kepada Santi."Aku dari mall, ini mau pulang nunggu taxi. S
Read more

Senang Berujung Sial

Tak terasa hari menjelang malam, dan Rochman masih asik menonton televisi bersama Santi."Kamu tidak pulang, Mas?" tanya Santi."Kamu mengusirku?" Rochman balik bertanya."Lho, aku kan cuma tanya. Kalau mau menginap di sini ya tidak apa-apa, kan suamiku satu minggu lagi baru pulang," ujar Santi."Aku akan menginap di sini satu malam. Lagian besok kan sabtu, aku tidak ke kantor," kata Rochman."Iya tidak apa-apa, kok," pasrah Santi."Dan besok kamu harus memasak yang enak-enak untukku," kelakar Rochman."Siap, Bos," canda Santi.Waktu sudah menunjukkan pukul sepuluh malam."aku tidur duluan ya, Mas, ngantuk sekali. Kamu kalau masih mau nonton tivi dulu silahkan saja," kata Santi yang sudah menguap berkali-kali."Aku juga ngantuk, kita tidur saja yuk," sahut Rochman."Hem ... kamu itu suka sekali ikut-ikutan," cibir Santi.Rochman hanya terkekeh kemudian dia berjalan mengikuti Santi masuk kamarnya, tak lupa dia mengunci pintu kamarnya. Mereka berdua merebahkan tubuhnya di atas kasur den
Read more
PREV
1
...
678910
...
13
DMCA.com Protection Status