Home / Urban / Hasrat sang PEBINOR / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Hasrat sang PEBINOR: Chapter 81 - Chapter 90

125 Chapters

Kebimbangan

Rochman yang tidak ingin berdebat pun segera berlalu dari hadapan suami Santi dan juga Santi."Dasar brengsek tidak tahu diri. Pengecut," umpat suami Santi."Pah, aku minta maaf aku khilaf," ucap Santi menghampiri suaminya."Khilaf kok terus," sindir suami Santi kemudian segera berlalu dari hadapan Santi. Pria itu masuk ke kamar tamu dan segera menguncinya.Santi pun pasrah, dengan gontai dia masuk kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas kasur. Seketika kembali terlintas wajah Rochman dalam benaknya.Santi pun tersenyum hingga tanpa sadar matanya terpejam ....****Pagi itu di di kediaman rumah Antonio, Jhulie berdiri dengan tatapan kosong menghadap jendela kamar, dia menatap cahaya matahari yang baru saja terbit.Air mata yang mengalir seakan mewakili segala kegundahan yang menumpuk dalam hatinya.Serpihan kenangannya bersama Rochman kembali terlintas dalam benaknya."Ya Tuhan, kenapa sesakit ini?" batin Jhulie sambil kedua tangannya saling meremas.Namun Jhulie segera tersadar dari
Read more

Lepas Kendali

Rochman pun masuk ke ruangannya. Dia duduk dan mengecek berkas-berkas yang ada di atas meja.'Sebaiknya aku mulai jaga jarak dengan Lexa. Aku tidak ingin kejadian kemarin terulang lagi,' batin Rochman sambil tangannya menata berkas di hadapannya.Tak terasa sore hari pun tiba, para karyawan kantor bersiap pulang begitupun dengan Rochman. Pria itu keluar dari ruangan dan menuju ke parkiran mobil. Mendadak dia terkejut melihat wanita di hadapannya.'Miss Sidney?' batin Rochman.Sidney berjalan menghampiri Rochman. "Mas, kita harus bicara," katanya."Maaf, Miss, sudah tidak ada lagi yang harus dibicarakan." Rochman melewati tubuh langsing Sidney dan mendekati mobilnya.Hubungan yang pernah terjadi melalui beberapa kali pertemuan pun mereka rasakan. Namun kini tinggal kenangan yang akan terkikis oleh waktu.Sidney terus mengikuti Rochman. "Mas, saya minta maaf atas semua kesalahanku."Namun Rochman tetap diam tak menghiraukan ucapan Sidney. Pria itu sudah tidak ingin lagi berurusan denga
Read more

Perasaan tak Menentu

"Maaf, saya sedang tidak ingin membahas urusan hati, bukankah itu yang ingin anda bicarakan? Saya sudah pernah bilang, kalau kita tidak ada hubungan apa-apa, kejadian waktu itu anggap saja saya khilaf." Rochman sengaja tidak memberi harapan kepada Sidney, khawatir akan berujung rumit.Sidney pun diam, kemudian dengan lemas dia berpamitan pulang. Rochman menutup pintu dan menguncinya. Pria itu tampak pusing dengan semuanya. Pikirannya kacau.****Keesokan hari, Rochman sudah berada di ruang kerjanya. Dia menelpon Lex untuk menyuruhnya datang ke ruangannya. Dan beberapa saat kemudian setelah mengetuk pintu, Lexa masuk ke dalam ruangan Rochman."Ada apa, Bos?" tanya wanita itu setelah duduk di hadapan Rochman."Bagaimana perkembangan keuangan perusahaan kita?" Rochman bertanya balik."Tiga bulan ini, keuangan perusahaan kita semakin membaik. Uang hasil penggelapan yang disimpan di rekening bekas karyawan bernama Dio dulu, sudah berhasil ditarik seluruhnya," papar Lexa."Baguslah kalau be
Read more

Pergi Satu Persatu

"Oh iya, maaf apa anda tahu Mbak Puput kemana? Dari tadi saya pencet bel, tapi tidak ada yang buka, dan sepertinya rumah ini kosong," tutur Rochman."Lho, memang Masnya tidak tahu, kalau Puput sudah pindah keluar kota ikut suaminya. Dan rumah ini juga sudah dijual," jelas wanita itu."Gitu ya?" lirih Rochman.Tak lama seorang wanita lain menghampiri mereka. "Ada apa, Jeng?" tanyanya."Ini, Jeng, Masnya nyariin si Puput.""Oh dia kan sudah pindah keluar kota, dan tidak kembali kesini lagi.""Iya betul.""Dan dengar-dengar sih, dulu ada laki-kaki yang sering datang kesini berusaha ganggu si Puput. Makanya suaminya tidak rela.""Ganggu gimana maksud Jeng?""Masa tidak tahu, ya pokoknya ganggu si Puput deh. Padahal Puput sudah bersuami, tapi si lakinya malah genit sama si Puput."Deg!Jantung Rochman berdetak kencang seketika mendengar obrolan kedua wanita di dekatnya itu."Ekhem, maaf kalau begitu saya permisi dulu. Terimakasih infonya." Rochman pun segera berpamitan dan berlalu dari tem
Read more

Memulai Pendekatan

"Kalau terganggu, aku akan pulang." Santi segera beranjak dari duduknya namun dengan sigap dicegah oleh Rochman. Pria itu meraih pergelangan tangan Santi membuat Santi terkesiap."Gitu saja ngambek, aku kan hanya bercanda," ledek Rochman sambil meringis.Dan Santi pun duduk kembali, dia pun tahu kalau Rochman memang tidaklah serius."Jadi begini ... aku dan suamiku minggu depan sudah tidak menempati rumah itu lagi," kata Santi.Rochman mengerutkan keningnya. "Maksudnya gimana?""Rumah kita sudah terjual dan kita akan tinggal di malaysia. Mungkin suamiku tidak ingin kita terus berhubungan, dan kemungkinan juga aku akan ganti nomer. Untuk itu aku kesini ingin memberitahu kamu tentang hal ini supaya kamu tidak penasaran kalau suatu saat kamu menghubungiku. Sekali lagi aku minta maaf," papar Santi sambil menurunkan pandangannya.Rochman menghela napas .... "Tidak apa-apa, aku sudah mengikhlaskan semuanya. Semoga kamu bisa bahagia bersama suami kamu. Maaf kalau kemarin-kemarin aku selalu m
Read more

Menghindari Wanita Toxic

"Eh tidak apa-apa." Lolita tersipu membuat Rochman semakin bertambah gemas.Selesai makan, Rochman membayar makanannya kemudian mengantar Lolita kembali ke alun-alun."Besok jangan lupa ya, aku tunggu di rumah." Rochman kembali mengingatkan Lolita."Oke, besok pagi aku pasti ke sana," angguk Lolita.Cukup lama kedua insan itu berbincang serius, kemudian Lolita berpamitan pulang karena hari sudah petang."Hati-hati pulangnya," kata Rochman dijawab dengan anggukan kepala Lolita.Lolita pun mengendarai sepeda motornya dan berlalu dari hadapan Rochman. Manik mata Rochman terus bergerak mengikuti kemana Lolita melaju hingga menghilang.Rochman kembali duduk dengan tatapan kosong, entah apa yang merasukinya, dia terus terbayang-bayang wajah Lolita. Tak lama kemudian pria itu mengusap wajahnya dengan telapak tangannya.'Ah, kenapa aku jadi mikirin dia? Apa sudah saatnya aku berhenti mengganggu istri orang, dan menjalin hubungan dengan perempuan singel seperti yang mama bilang,' batinnya sera
Read more

Kesan Pertama

Keesokan hari, Rochman telah sampai di seberang jalan restoran milik Lexa. Setelah memarkirkan mobilnya di pinggir jalan, Rochman menginjakkan kakinya di depan restoran tersebut. Dia melepas kacamata yang sedari tadi bertengger menutupi matanya.Rochman berniat mengajak Lolita jalan, karena saat itu waktunya gadis tersebut pulang kerja.Pandangannya menyapu sekitar restoran baru itu. Pria itu kagum dengan restoran di hadapannya itu, benar-benar terlihat bersih dan nyaman.Dia juga tersenyum, melihat para pelanggan yang mulai berdatangan.Tak lama Rochman melihat seorang gadis bertubuh tinggi langsing dengan surai panjang yang dibiarkan tergerai di bahunya. Gadis itu berjalan ke arah parkiran motor."Loli ...." Tak menyia-nyiakan waktu, Rochman bergegas menghampiri."Loli!"Satu kali panggilan berhasil membuat gadis cantik itu menoleh."Lho, Mas? Kapan datang?" tanya Lolita heran."Baru saja, kok," jawab Rochman."Mas ngapain kesini?" tanya Lolita lagi."Aku mau ajak kamu jalan," sahut
Read more

Ada yang Basah

"Apanya yang gombal?" heran Rochman menahan tawa."Kamu itu," tuding Lolita.Rochman pun menghirup napas dalam-dalam, kemudian menghembuskannya perlahan. Dia dapat menyimpulkan kalau Lolita belum percaya sepenuhnya kepada dirinya."Astaga, aku sampai lupa. Kamu pasti lapar, kan? Gini saja deh, kita makan dulu yuk, masalah pembicaraan tadi jangan terlalu dianggap serius. Aku tidak menyuruh kamu jawab sekarang, kok. Kamu boleh pikir-pikir dulu, kalau kamu sudah siap kamu bisa jawab dan aku juga tidak memaksa kamu buat menerimaku," pasrah Rochman.Seketika Lolita merasa bersalah, dia menurunkan pandangannya. Sebenarnya gadis bukan tidak suka terhadap Rochman, hanya saja dia masih merasa ragu. Jujur Lolita pernah trauma dengan seorang pria yang kini telah menjadi masa lalunya. Jadi dia belum siap untuk menjalin kasih dengan seorang pria, apalagi pria yang kini menyukainya telah berstatus duda."Halo? Gimana? Mau tidak makan malam denganku?" Rochman membuyarkan lamunan Lolita."Eh iya, Mas
Read more

Kekosongan Hati

"Ya sudah, yuk, aku antar pulang," ujar Rochman.Mereka pun kembali ke taman kota. Sesampainya, Lolita segera turun dan menghampiri sepeda motornya yang terparkir di tempat itu. Sedangkan Rochman mengekor di belakang Lolita."Aku antar pulang," kata Rochman.Lolita mengerutkan keningnya .... "Antar gimana? Kita kan bawa kendaraan sendiri-sendiri.""Iya kita naik kendaraan sendiri-sendiri sampai depan rumah kamu," tutur Rochman."Aku bisa pulang sendiri," kata Lolita."Kamu itu perempuan, tidak baik pulang malam-malam, dan lagi aku yang ajak kamu jadi aku harus tanggung jawab," ujar Rochman bersikeras."Oke, kalau kamu memang memaksa," lirih Lolita.Kemudian kedua insan itu mengendarai kendaraannya masing-masing. Dua puluh menit, mereka sampai di depan rumah Lolita."Lolita menghentikan sepeda motornya, namun dia diam saja tak beranjak dari posisinya membuat Rochman heran."Ya sudah, kalau kamu mau masuk," kata Rochman.Kemudian Lolita turun dari sepeda motornya, dan menghampiri pria b
Read more

Bayi Tabung

Karena tidak ingin berdebat, Sidney pun berlalu meninggalkan Rochman.******Kediaman Rumah Antonio"Gimana ini, Mas, sudah satu tahun lebih aku belum hamil juga?" ujar Jhulie sambil memegangi perutnya yang datar itu."Gimana kalau kita melakukan program bayi tabung?" usul Antonio."Bayi tabung? Gimana itu, Mas?" heran Jhulie yang tidak memahami hal tersebut."Besok kita ke dokter, aku akan menemanimu. Sekarang aku mau ke kantor dulu. Papa memberiku banyak pekerjaan," tutur Antonio.Jhulie pun mengangguk dan Antonio segera berlalu.****Sore hari sepulang membantu ayahnya di kantor, Antonio singgah di rumah kedua orang tuanya. Dia datang bersama ayahnya."Gimana, Nio, kapan kalian akan memberikan kami seorang cucu? Kami sudah semakin tua dan ingin sekali menimang cucu," ujar Ibunda Antonio setelah mereka berkumpul di ruang tengah."Sabar, Ma, aku juga lagi usaha ini. Gimana kalau aku melakukan program hamil dengan memakai sarana bayi tabung?" ujar Antonio."Ya dicoba saja dulu, siapa
Read more
PREV
1
...
7891011
...
13
DMCA.com Protection Status