Home / Pernikahan / Istri Tersembunyi CEO Kejam / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Istri Tersembunyi CEO Kejam: Chapter 91 - Chapter 100

115 Chapters

91. Leon dan Abel

Abel tersenyum getir, melihat Leon yang kini terbaring lemah di ranjang pesakitan. Abel tidak menyangka jika mereka akan di pertemukan dalam kondisi seperti ini. Abel tidak percaya melihat pria kuatnya kini terbaring lemah di ranjang. "Leon, kau bisa mendengarku bukan?" lirih Abel, ia menganggam tangan Leon mengecupnya berulang kali. Air mata Abel banjir membasahi tangan Leon. Ia sudah menahannya, tetapi rasanya sangat sulit hatinya terluka melihat orang yang ia cintai dalam kondisi seperti ini. "Leon, aku dan baby butuh kamu. Kami berdua butuh kamu, Leon! Ayo bangun, baby bahkan sangat merindukanmu. Dia ingin merasakan usapan lembut dari kamu." Abel mengambil tangan Leon meletakkannya tepat di perutnya. Kedua matanya terpejam saat merasakan pergerakan kecil dari perutnya. Bayi dalam kandungannya pun sudah merespon saat disentuh oleh ayahnya. Abel sedikit menunduk, bibirnya tepat di telinga Leon tangan Abel mengusap kepala Leon lembut. "Sayang, kita berjuang sama-sama oke? Aku ber
last updateLast Updated : 2023-11-07
Read more

92. Halusinasi atau Nyata

Sudah satu minggu dan Leon tetap belum sadarkan diri. Ia masih terlalu nyaman dalam tidurnya, berbeda dengan Abel yang tengah berjuang untuk kesembuhannya dan untuk keselamatan bayinya. Tubuh Abel semakin hari terlihat semakin kurus, wajahnya yang pucat masih memperlihatkan sebuah senyuman indah pada keluarganya. Abel ingin meyakinkan mereka jika ia baik-baik saja. "Ma, Abel nggak papa. Mama jangan sedih ya, nanti Abel ikutan sedih kalau lihat mama nangis. Dokter bilang kondisi Abel mulai membaik, Abel yakin sebentar lagi Abel akan sembuh. Abel yakin kalau Abel akan melahirkan baby dengan selamat." Marshanda mengangguk mengecup dahi Abel cukup lama. "Mama percaya kamu bisa, Sayang. Mama tahu anak mama hebat, mama tahu kamu bisa lewatin semuanya." Tangan Abel tergerak mengusap pipi Marshanda yang basah akan air mata. "Mama kurang makan ya? Badan mama kelihatan lebih kurus. Kantung mata mama juga kelihatan hitam, mama nggak cantik lagi. Mama jangan sampai kurang tidur, Abel nggak mau
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

93. Pergi Untuk Selamanya

"Abel, sayang ada apa!" Marshanda langsung berlari ke ruangan Abel saat mendengar Abel terus berteriak. Abel terisak memeluk erat tubuh Marshanda. "Leon, ma. Leon jahat! Dia pergi ninggalin Abel, Leon nyerah dia nggak mau berjuang sekali lagi. Leon ninggalin Abel!" isaknya. Marshanda sedikit tidak mengerti akan apa yang Abel maksud. Ia mengusap punggung Abel lembut mencoba menenangkannya. "Sayang, coba bicara pelan-pelan. Maksud kamu apa? Kamu pasti baru aja mimpi buruk, minum dulu ya." Abel terisak, ia menatap sendu ke arah Marshanda. "Ma, bawa Abel ketemu sama Leon. Abel mau nemuin dia, Abel nggak bisa nunggu lagi! Bawa Abel ke ruangan Leon, Ma."Marshanda menggeleng dengan tegas. "Nggak bisa sayang, kondisi kamu belum stabil, kalau sampai terjadi apa-apa sama kamu gimana. Kamu tenangin diri kamu dulu, Leon nggak kenapa-napa, kondisinya sudah stabil."Abel menggeleng ia yakin dengan mimpinya barusan, firasatnya buruk. Entah mengapa Leon seakan berpamitan kepadanya. Abel tidak aka
last updateLast Updated : 2023-11-08
Read more

94. Cinta yang Sakit

"Bagaimana kondisi Abel?" Liona memeluk tubuh David erat, ia menumpahkan tangisnya. Dadanya terasa sesak. "Kondisi Abel nggak baik, dokter memutuskan untuk segera melakukan operasi. David, apa yang harus kita lakukan?" isak Liona. David mengusap punggung Liona naik turun mencoba menenangkan istrinya. "Kita akan diskusikan ini dulu sama mama, sayang detak jantung Leon kembali dan saat ini kondisinya sudah stabil." Liona sangat terkejut mendengarnya. "Kamu nggak bercanda kan?" David menggeleng, ia menatap wajah istrinya lekat menghapus air matanya yang mengalir. "Tapi, Leon harus di pindah rumah sakit. Aku berencana membawa Leon berobat di luar negeri yang tenaga medisnya lebih baik." Liona terdiam, menatap Abel dari balik jendela. "Kamu mau pisahin Abel sama Leon? Dengan kondisi Abel seperti ini. Nggak, aku nggak setuju kalau Leon di bawa ke luar negeri Abel juga ikut berobat ke luar negeri.""Sayang, kamu harus tahu Abel sekarang sedang hamil dia nggak bisa perjalanan jauh. Dokte
last updateLast Updated : 2023-11-10
Read more

95. Janji

"Leon, kamu harus bangun! Kamu harus sembuh, demi Abel anak kamu." Marshanda mengecup kening Leon singkat mengusap kepalanya lembut. Leon akan di bawa untuk pengobatan ke Amerika Serikat yang memiliki rumah sakit dengan tenaga medis terbaik. David menghampiri Liona memeluk tubuh istrinya erat. David melihat mata Liona yang memerah ia tersenyum mengusap pipinya lembut. "Sampai Leon sembuh, setiap hari aku akan kasih kabar. Kamu jangan sampai telat makan, kalau ada apa-apa kamu langsung hubungi aku. Nggak usah mikir yang macam-macam." Liona mengangguk, ia berjinjit mengecup bibir David singkat. "Jagain Leon dengan baik, aku akan sangat merindukanmu!" David tersenyum menepuk kepala Liona singkat ia lalu melambaikan tangannya segera masuk. Karena pesawat akan segera take off, Liona melambaikan tangannya samoai David masuk ke dalam pesawat. Marshanda memeluk tubuh putrinya mengusap kepalanya lembut. "Kita ke rumah sakit sekarang!" Liona mengangguk. ****Abel mengerjabkan matanya, mel
last updateLast Updated : 2023-11-11
Read more

96. Tenang

Liona masih memikirkan ucapan Aldi barusan, dia masih merasa bingung Aldi mengatakan jika janji itu bukan sebuah main-main. Namun, mengapa ia justru akan mengingkari janji tersebut. "Apa dia mau ninggalin Abel? Tapi nggak mungkin, Aldi ninggalin Abel di saat kondisi Abel kayak gini. Apa jangan-jangan dia lagi ada masalah ya?" Liona mengetukkan jarinya di dagu, mencoba memikirkan alasan yang tepat akan maksud dari ucapan Aldi barusan. Ia belum sempat bertanya karena Aldi sudah lebih dulu pergi. Liona menggelengkan kepalanya mengusir pemikiran buruk yang muncul. Liona menghampiri Abel yang tengah melamun, Abel sudah cukup lama duduk di kursi roda sembari menatap ke arah jendela. Liona mengusap bahu Abel lembut. "Udah capek? Mau baring di ranjang aja?" tanyanya. Abel menggeleng, ia menatap lekat ke arah Liona Abel menghembuskan napas panjang. "Kalian nggak bohongin aku tentang kondisi Leon kan? Leon masih hidup kan? Leon belum meninggal kan?" tanya Abel lirih. "Abel, lo ngomong apa
last updateLast Updated : 2023-11-12
Read more

97. Butuh Pendonor

Aldi mengulas senyum tipis, definisi kesepian sebenarnya. Bahkan di saat dirinya terbaring lemah di ranjang pesakitan. Tak ada satu pun keluarganya yang datang. "Terima kasih Tuhan untuk semua yang telah Engkau berikan dalam hidupku. Aku menyukai semuanya, menyukai setiap hal indah dan menyakitkan yang datang. Tuhan, aku dapat menahan semua rasa sakit yang kau berikan, aku dapat menerima semuanya dengan ikhlas. Tapi satu hal yang aku pinta, jangan buat dia menderita kembali. Jangan buat dia bersedih karena setelah ini aku sudah tidak bisa lagi berada di sampingnya." Tanpa sadar air mata Aldi mengalir, dengan baju rumah sakit yang dia gunakan. Ia terduduk di kursi roda menatap kosong ke arah jendela. Menghirup dalam-dalam segarnya udara yang masih bisa ia hirup. "Aku rela membayar kebahagiaannya dengan nyawaku!" lirih Aldi. Ia menyentuh pinggangnya yang mulai terasa nyeri, Aldi meringis saat sakit itu kembali datang. Bibirnya bahkan terasa kelu untuk sekedar berteriam meminta perto
last updateLast Updated : 2023-11-13
Read more

98. Buket Mawar

"Bagaimana? Apakah kamu sudah tahu keberadaan Aldi saat ini?" Pertanyaan yang terlontar saat Liona datang. Liona terdiam lalu menggelengkan kepalanya pelan. "Gue udah datangi rumahnya, gue juga ketemu sama kakeknya. Dia bilang setelah kembali ke Jakarta Aldi belum pernah pulang sama sekali."Abel menunduk, ia merasa sangat khawatir. Takut jika sesuatu buruk terjadi pada Aldi. Aldi sudah sangat baik kepadanya ia yang menjaganya selama ini. Aneh rasanya jika tiba-tiba saja Aldi meninggalkan dirinya. "Liona, terakhir kali apa ada yang kalian bicarakan?" Liona terdiam, ia mengingat pembicaraan terakhir mereka tentang tulusnya cinta Aldi pada Abel. "Ada. Aldi pernah bilang sama gue kalau lo akan jadi cinta terakhir buat dia. Sampai kapan pun Aldi akan selalu mencintai lo dia nggak perduli kalau lo sama Leon. Karena definisi cinta menurut dia adalah melihat lo bahagia!"Air mata Abel mengalir begitu saja, ia tahu jika selama ini Aldi mencintainya. Namun, Abel tidak bisa menerimanya karen
last updateLast Updated : 2023-11-16
Read more

99. Donor Mata

"Apakah pendonor matanya sudah ada?" David diam, lalu menggelengkan kepalanya pelan. Aldi tidak lagi memberikan kabar apapun kepadanya. "Akan segera saya usahakan untuk dapat, bagaimana kondisi Leon dok? Setelah menjalani operasi satu minggu yang lalu sampai sekarang dia belum sadarkan diri.""Pasien akan segera terbangun, Anda tenang saja. Kondisinya sudah jauh lebih baik saat ini!" Setelah kepergian Dokter Agam. David melihat jari tangan Leon mulai bergerak. "Dok, jari tangan Leon bergerak!" David langsung berteriak, mendengar itu Dokter Agam kembali memeriksa Leon ia menghela napas lega. Saat kedua mata pria itu mulai terbuka. David tersenyum lebar ia begitu bahagia melihatnya. Namun, senyuman itu luntur seketika begitu mendengar suara Leon. "Kenapa semuanya gelap? Kenapa saya tidak bisa melihat apapun? Apa yang terjadi?" tanya Leon lirih, lidahnya pun masih terasa kelu untuk berbicara. "Tenangkan diri Anda terlebih dahulu, maaf jika ini sulit untuk Anda terima. saya ingin mem
last updateLast Updated : 2023-11-18
Read more

100. Operasi

4 bulan setelahnyaKini usia kandungan Abel sudah berumur sembilan bulan, ia tengah mempersiapkan untuk operasi gabungan. Pengangkatan tumor dan juga operasi sesar. Liona tersenyum mengusap tangan Abel lembut. "Mama hebat banget banget, udah berjuang sejauh ini dan saat ini perjuangan terakhir kak untuk menyelamatkan baby." Abel tersenyum. "Makasih Liona karena selama ini kamu udah jagain aku. Mama nggak datang?" Liona menatap pintu yang terbuka memperlihatkan Marshanda yang mengulas senyuman manis. "Anak mama, mana mungkin mama nggak datang!" Marshanda berlari kecil menghampiri ranjang Abel mengecupi wajah Abel berulang kali. Tangannya mengusap perut Abel lembut. "Cucu Oma, sebentar lagi kita bertemu. Sehat-sehat di perut mama ya sayang!" Marshanda mengecup perut Abel lembut. Abel tersenyum tipis tanpa sadar air matanya mengalir. Ia takut, takut jika operasi yang akan ia jalani gagal. Abel mengenggam tangan Marshanda erat menatap mamanya lekat. "Ma, apapun yang terjadi nanti te
last updateLast Updated : 2023-11-19
Read more
PREV
1
...
789101112
DMCA.com Protection Status