Hamiz tertegun lama menatap Alana. Di kepalanya bekerja sangat keras, barangkali ia melupakan tentang ini semua. Akan tetapi, ia benar-benar mengaku tidak pernah menginginkan perceraian atau mengatakan perihal cerai. ”Ini bukan aku, Na,” ujar Hamiz tergagap.”Kamu ... sebulan yang lalu, aku berusaha buat pertahanin ini, minta kamu cabut ucapan kamu, tapi saat aku telfon, kamu lagi bercinta, kan, sama Dania?” tuduh Alana. ”Apa maksud kamu?” Hamiz mengingat saat Dania hamil, ia bahkan jarang pulang, bahkan menyentuh Dania saja sudah tidak pernah. Hamiz semakin mendapat harapan, meski ia harus berjuang lebih keras untuk meyakinkan Alana.”Aku punya rekaman suara itu,” ujar Alana, segera ia mencari rekaman berisi suara desahan Dania yang memanggil nama Hamiz. ”Oh. Hamiz, Sayang. Ayo, Sayang,” racau Dania dalam rekaman itu. ”Aku mau sampai. Aku sampai,” jawab lelaki yang diduga Hamiz oleh Alana. Hamiz semakin mengerutkan kening. ”Aku butuh rekaman ini. Ini bukan aku. Ini Dania dan Ja
Last Updated : 2024-10-29 Read more