Share

40.

Penulis: Syiffa Natasya
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Saat berjalan-jalan mengitari tetangga di sekitar rumah, Bi Sumi melihat mobil juragan Basuki berhenti di depannya. Arumi ke luar dari mobil dan menggendong Arsen dari stroller. Selama ini, ia baru bisa melihat cucunya sedeka ini. Wajahnya sangat mirip dengan Hamiz, meski begitu, memiliki bibir dan mata seperti Alana. Wajahnya mewarisi Hamiz yang blasteran Arab.

”Ma-maaf, Bu Arumi, saya mau pulang,” ucap Bi Sumi, kikuk.

Arumi justru tidak mengindahkan ucapan Bi Sumi. Ia segera menggendong Arsen, sedangkan Bi Sumi mengekor di belakang. Ternyata Arumi menuju rumah Alana dan masuk begitu saja membuka gerbang yang tidak dikunci.

Bi Sumi merasa tidak enak dengan Alana karena hal ini terjadi meski ia tidak memiliki bayangan begini. Rumah juragan Basuki ada di ujung desa dan tidak terbersit hal ini akan terjadi. Tangan Bi Sumi bergetar. Ia menaiki tangga menuju kamar Alana dan mengetuk pintu dengan tergesa.

Pertama kali yang ia lihat adalah wajah Hamiz. Alis tebal Hamiz hampir menyatu men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Bukan Budak Nafsu Majikan    41.

    Alana sudah bangun lebih dulu karena tangisan Arsen. Ia tengah menyusui di samping Hamiz yang tengah tidur. Ia pandangi wajah suaminya yang sedikit tertutup rambut, kembali mengagumi ukiran wajah sempurna Hamiz. ”Mama yakin, Nak, Tuhan menciptakan papa pasti dengan kebahagiaan juga,” gumam Alana.Arsen kembali tidur setelah kenyang, Alana yang kesulitan kembali tidur. Jika sudah bangun, ia akan kesusahan kembali memejamkan mata. Yang ia lakukan hanya, melihat wajah Hamiz dari dekat. Matanya yang lentik, alisnya yang tebal, semuanya tak luput dari pujian yang dilontarkan di hati Alana. Ia benar-benar masih mengagumi Hamiz sejak dulu. Tentang apa yang sudah terjadi, Alana hanya tersenyum mengingatnya.”Sekarang hanya ada kita, Mas.””Jangan liatin aku terus, nanti makin cinta,” ujar Hamiz, suaranya serak.Alana tersenyum. ”Emang udah cinta, Bapak Hamiz.”Hamiz menarik Alana pada pelukan, membawanya pada keindahan cinta yang selama ini mereka rindukan. Tanpa paksaan, tanpa tangisan. Ha

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Budak Nafsu Majikan    42.

    Niko tiba-tiba diam, memandang entah ke mana. Sandra melihat ponsel Niko yang menyala dan terdapat foto perempuan tengah tersenyum lebar. Perempuan itu berambut sebahu, namun dari wajahnya terlihat menyenangkan. Sandra semakin mendekat untuk melihat ponsel Niko, agar lebih jelas melihat potret wanita yang dijadikan wallpaper layar kunci. Niko mengambil ponselnya, Sandra mendengus.”Ngomong-ngomong, siapa itu, pacar kamu?” Sandra membereskan makanan karena Niko tidak mau menghabiskan sup buntut yang keasinan. Wajah Sandra berubah masam.”Apaan, sih,” ujar Niko. Ia risih karena Sandra masih orang lain menurutnya.Sedang bertanya-tanya, mata Sandra kian membesar karena ponsel Niko mendapat panggilan video dari wanita tadi. Ia mengeja nama kontak yang disematkan.”Kenapa?” Wajah Niko masam mengangkat telfon dari Alana. Sandra sedikit mengintip, melihat seorang wanita yang tengah tersenyum menatap Niko sedang berada di sebuah toko kue.”Kita ngobrol nanti di rumah kamu, gimana?” usul Al

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Budak Nafsu Majikan    43.

    Dania sudah diperbolehkan pulang. Jack mendorong kursi roda untuk membawa Dania, kali ini tidak ke apartemen akan tetapi ke rumah jack. Sepanjang Jack mendorong kursi rodanya, Dania hanya diam, pandangannya pun kosong seolah tidak memiliki jiwa. Guratan kurang tidur kentara di wajah cantik Dania.Sejauh ini, Jack belum memberikan sepucuk surat dari Hamiz. Melihat Dania yang sering mengigau memanggil nama Hamiz, membuatnya tidak tega. Ia beranggapan membawa Dania ke rumahnya akan menjadi pelipur dan lebih aman karena ada ibunya yang mengawasi.”Hei, Leo,” sapa Jack.Leo memberikan pelukan untuk Dania, namun tidak menerima balasan. Dania hanya diam, memandang Leo linglung. Kembali menangis, menangkup wajah.”Leo, Sayang. Leo ke rumah dulu ya bantuin nenek.””Kenapa mami nggak mau peluk Leo, Papi? Leo udah mandi, kok,” sahut bocah cilik itu, lugu.Jack menggenggam tangan Leo untuk ikut mendorong kursi roda. Leo tersenyum senang, Jack tidak begitu merasa bersalah karena putranya kembali c

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Budak Nafsu Majikan    44.

    Seluruh dunia Dania serasa berhenti. Langkahnya yang terbiasa melangkah bersama Hamiz beriringan, kini satu langkah itu berbelok karena memiliki tujuan yang berbeda. Dania masih di sana, di rumah Sarah, menangisi Hamiz begitu sesak. Sedangkan Hamiz hanya membatu, tidak menyuruh Dania menghentikan tangis atau menjadi penawar.Bibir Dania bergetar sejak tadi. Berbagai kata permohonan sudah ia katakan, namun tidak ada yang menembus ke relung hati lelaki yang ia cinta. ”Aku harus apa, Miz, sekarang,” kata Dania. Hamiz menyuruh Dania untuk berdiri, berkali-kali ia mengatakan akan mengantar wanita itu pulang. Tidak ada respon berarti dari Dania, justru wanita itu tetap berlutut di hadapan Hamiz.”Kalo emang tau bakal begini, aku nggak bakal mau iyain kamu nikahin anak pembantu itu. Waktu itu ... hati kamu masih sempurna buat aku.” Kenang Dania. Seberapa larut pun dirinya meminta Hamiz datang, ia akan datang. Bahkan berhari-hari Hamiz akan tetap tinggal di apartemennya jika ia meminta. Da

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Budak Nafsu Majikan    45.

    ”Maafkan orang tua kamu, agar kamu suatu saat lebih mudah menggapai maaf dari anakmu. Karena menjadi orang tua tidak mudah. Maafkan orang tuamu, meski mereka nggak sesuai seperti yang kamu bayangkan. Maafkan segala yang pernah terjadi di hidup kamu, di masa kecilmu. Orang tuamu pun pasti tidak menginginkan itu.”Alana meresapi ucapan Ustad Malik. Ia memang tengah mengikuti kajian karena Sarah sengaja mengundang ustad ke rumah untuk mengisi pengajian tahunan sembari membagi-bagikan sembako. Seolah relung hati Alana dapat dibaca hingga tema pengajian kali ini tentang orang tua. ”Salahkah aku?” gumamnya. Alana bertanya-tanya. Tidak ada yang ingin memiliki atau menjauh dari orang tua, jika tidak ada yang terjadi. Alana terlalu marah, sejak ibunya memaksa untuk tebal muka menjadi istri seorang Hamiz yang penting bergelimang uang, dan berujung amarahnya tak bisa ditanggulangi lagi saat ibunya menikah dengan Juragan Basuki.Orang yang dulu menjadi sumber kekuatan karena terlalu banyak duka

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Budak Nafsu Majikan    46.

    ”Kamu mau souvenir apa nantinya, Alana? Biar mamah yang cari. Intinya, pernikahan kalian ini semuanya ditanggung mamah. Kalian cukup bilang mau dekorasi gimana dan siapa yang mau buat make up-in kamu. Oh iya, kamu ada nggak temen di sini buat jadi braidesmaid? Nanti bilang ke Pak Alex, asisten Oma, biar urusin pembuatan kainnya.”Alana dan Hamiz terkekeh melihat Sarah yang antusias menyelenggarakan pesta resepsi. Sedari tadi, Sarah mendikte Alana dengan pertanyaan seputar resepsi impian Alana. ”Kamu nanti sore fitting ke bunda Anne Avantie buat gaun pengantin sama kamu, ya, Miz? Pokoknya, kamu buat gaun pengantin sesuka kamu yang terpenting masih enak dipandang. Setelah kamu dapet referensinya, bilang mamah biar mamah juga tau selera kamu kali aja ada yang harus dikoreksi,” lanjut Sarah. Hamiz mengusap punggung ibunya sambil terkekeh. ”Mah, ambil napas dulu pelan-pelan. Mamah semangat banget, sih?”Sarah merentangkan tangan agar Alana berdiri dari sofa dan menyambut pelukan hangat b

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Budak Nafsu Majikan    47.

    ”Aku harusnya udah masuk buat pemotretan, Miz, tapi Pak Dodo justru ngambil model lain nggak konfirmasi ke aku dulu,” keluh Dania. ”Aku nggak jadi pemotretan hari ini, padahal aku udah persiapin semuanya.”Hamiz memeluk Dania, mengusap punggung wanita ini agar lebih tenang. Dania sudah bangun pagi-pagi sekali seperti jadwal yang ditentukan oleh Pak Dodo untuk pemotretan busana musim panas kali ini. Akan tetapi, sesampainya ia ke studio, Pak Dodo justru menyuruh Dania pergi karena ada model lain yang menggantikannya.”Itu artinya, kamu yang udah cantik ini disuruh jalan-jalan sama aku,” hibur Hamiz. ”Ice cream?”Wanita itu mengangguk. Hamiz menggandeng tangan Dania untuk menjauhi studio foto menuju pantai. Sepanjang perjalanan Dania nampak murung, bahkan yang biasanya selalu memiliki cerita apa pun untuk menghidupkan suasana kini hanya diam. Dania kecewa, sudah lama ia mengidamkan pemotretan busana musim panas kali ini.Mobil Hamiz terparkir rapi, pintu mobil Dania dibuka oleh Hamiz un

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29
  • Bukan Budak Nafsu Majikan    48.

    Dania sedang membereskan barang-barang yang ada di rumah Jack. Ia sudah memutuskan untuk kembali saja ke apartemen karena wanita ini hendak memulai kehidupannya yang dulu. Dania baru saja dihubungi salah satu pihak perusahaan untuk menjadi brand ambassador salah satu produk. Senyumannya secerah hari ini. Jack memandang senang karena Dania terlihat sangat bersemangat siang ini. Jack membantu mengikat kabel hairdryer untuk ditaruh di koper Dania, dan segera mendapat balasan senyum manis. Jantung Jack masih berdebar-debar mendapat senyuman dari Dania.”Aku bakal sering-sering ke sini buat tengok Amora, Jack. Maaf ngerepotin kamu lagi. Aku baru tanda tangan kontrak dan pekerjaan aku langsung harus terbang ke Palembang,” jelas Dania.Jack mengangguk paham. Melihat Dania kembali seperti semula sudah menjadi kebahagiaan baginya. ”Iya, kamu jaga diri baik-baik. Aku juga senin besok bakal ada interview, doain aja aku ketrima ya.”Wanita itu mengacungkan jempol pada Jack, disertai senyum leba

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-29

Bab terbaru

  • Bukan Budak Nafsu Majikan    67.

    Lucas serba salah hendak mengambil keputusan bagaimana. Ia memang sekarang tengah berada di rumah Luna karena memang ingin menyaksikan acara lamaran kedua sahabatnya itu. Namun, kejadian naas justru terjadi. Luna kini pingsan setelah Lucas mendapat panggilan video dari Febiola.Ummi Sunita menghampiri Lucas dan memegang lengannya. Wajahnya khawatir. Lucas memang sudah memberitahu tentang talak yang diberikan Jack ke Dania dengan bagaimana perangai mantan istri sahabatnya. Ummi Sunita simpatik jika memang begitu alasannya. Tak ada lagi alasan untuknya membenci Jack yang hanya ingin memperbaiki diri ke jalan yang Allah berikan melalui putrinya."Aku harus pergi dulu, Tante. Kasihan baju Amora dan Leon nggak ada ganti. Di sana temanku pun kerepotan kalau menghandle semua sendirian.""Nak Lucas, ada di rumah sakit mana nak Jack?" tanya Ummi Sunita."Di Rumah Sakit Harapan, Tante."Lucas meninggalkan Luna yang masih tak sadarkan diri akibat syok luar biasa. Ummi Sunita kembali ke putrinya

  • Bukan Budak Nafsu Majikan    66.

    "Alana!"Hamiz menggendong istrinya ke kamar dengan jantung berdegup kencang. Wajah istrinya sangat pucat dan terdapat darah yang keluar dari hidung. "Kita bawa Alana ke rumah sakit aja, Hamiz!" titah Sarah pada putranya.Tanpa pikir panjang karena pikirannya pun kalut melihat darah yang mengalir, Hamiz menggendong lagi istrinya menuju mobil. "Hati-hati, Nak, turun lewat lift!" Cegah Sarah saat melihat Hamiz hendak menuruni tangga. Akan sangat berbahaya jika Hamiz tergelincir dan akan menambah Alana semakin sakit."Bi, jaga Arsen di rumah," pesannya."Iya, Bu. Kita ke atas yuk, Anak Baik."Agar Arsen tak menangis, dialihkan ke ruang bermain. Sarah menyusul Hamiz yang sudah ada di dalam lift begitu lift terbuka ia bukakan pintu mobil untuk Hamiz. Alana ditaruh di belakang dalam posisi berbaring dengan kepala ditaruh di kedua paha Sarah.Namun, saat baru saja hendak membuka pintu mobil, Sarah mendapat telepon dari Oma. Meski sudah diabaikan, akan tetapi telepon seluler terus saja berd

  • Bukan Budak Nafsu Majikan    65.

    Hari-hari Jack terasa kelabu. Meski di satu sisi hati kecilnya merasa lega telah mengambil keputusan untuk pergi dari hubungan yang tidak sehat, ia tetap saja lelaki yang rasa cintanya besar pada seorang wanita yang naasnya menyakiti. Pekerjaan yang digarapnya seolah tidak benar. Beberapa kali ia ditegur atasan di kantor karena beberapa kali melamun.Jack kini tengah berada di salah satu pusat perbelanjaan dengan Lucas. Ucapan sahabatnya yang sedari tadi tak berhenti berbicara sama sekali tak ia dengarkan. Lucas yang menyadari hal itu menarik Jack memasuki cafe."Lo sebenernya kenapa sih, Bro? Berat amat kayaknya tu beban hidup," canda Lucas.Jack mengacak rambutnya sembari mengetatkan rahang. "Bisa gila, gila, gila gue, Lucas! 3 hari yang lalu gue ke apartemen Dania, rencana pengen tau kejelasan pernikahan gue gimana ke depannya. Gimana pun gue emang nggak tegas sebagai laki, makanya gue dateng ke dia bermaksud biar bisa tau langkah selanjutnya ke Luna juga. Tapi ... apa lo tau?""Da

  • Bukan Budak Nafsu Majikan    64.

    Jack tak fokus dengan pekerjaannya. Pikirannya sendiri kacau perihal permintaan Ummi Sunita yang menginginkan adanya restu istri pertama. Sedangkan, bagaimana ia akan membicarakannya dengan Dania? Laptop yang masih menyala, ia tutup. Bu Linda menghampiri putra satu-satunya itu dan memberinya kopi. Bu Linda tahu kegelisahan apa yang tengah dihadapi oleh Jack."Saran ibu, kamu ceraikan saja si Dania, Jack. Dia juga nggak sayang sama kamu, terutama ke anak-anak. Kalo diteruskan, rumah tangga kalian jadi apa? Apa kamu mau kedua anakmu ikut ke jejak ibunya yang begitu?" Perlahan, Bu Linda yang memang tidak setuju memberi pengertian pada putranya agar secepatnya mengambil keputusan. Ia sudah menyukai Luna saat baru pertama bertemu."Jack bingung, Bu. Kadang di hati Jack nggak rela mau lepasin Dania, tapi liat Luna, Jack merasa benar menjadikannya istri meski Jack belum ada perasaan," jelasnya.Bu Linda mengusap rambut putranya yang memang tengah tidur di pangkuan. "Jack, kesampingkan rasa

  • Bukan Budak Nafsu Majikan    63.

    Angin sore ini begitu kencang. Api yang sengaja dibuat menjilat-jilat ke sana ke mari karena angin yang tak tentu arah. Seorang gadis tengah menusuk marshmellow dan membakarnya pada api yang tengah besar menyala."Mau ngapain lagi kamu di sini?" Suara seorang lelaki membuatnya menoleh diiringi bunyi pintu yang dibuka kian lebar. Senyum ia buat semanis mungkin sembari mengacungkan marshmellow di tangan yang mulai berubah warna menjadi kecoklatan."Sini, duduk di sini." Gadis itu menepuk kursi kayu yang sengaja ia bawa jauh-jauh ke tempat itu. Dibukanya lagi box berisi sosis dan daging yang sudah ditusuk rapi."Anggap aja untuk menebus rasa bersalah karena kemarin sikapku keterlaluan. Aku tau kita nggak punya hubungan sama sekali, Niko. Aku hanya berusaha siapa tau kamu punya perasaan yang sama denganku." Niko menutup pintu dan menghampiri Sandra. Di pertemuan terakhir kali, ia pun merasa sedikit keterlaluan memperlakukan Sandra begitu. "Kamu mau camping, kok ada tenda di sini? Yang

  • Bukan Budak Nafsu Majikan    62.

    Luna menghembuskan napas lega karena ternyata bukan mobil wanita yang ia takuti. Lucas mengikuti langkah Bu Linda, begitu juga Luna. Pandangannya menelisik ke sekeliling, malu jika Jack ternyata ada di rumah atau bahkan istrinya.Baru-baru ini, perihal video yang baru viral, ada rasa takut yang menyelinap ke dalam hati. Ia takut, jika nanti Dania berbuat nekat seperti perbuatannya pada lelaki di video di mana sudah mantan, namun berani melawan istri sahnya."Leo, ada Tante Luna, salim dulu, Sayang," ucap Bu Linda, memanggil cucu pertamanya. Leo berdiri dari depan tv menuju Lucas untuk bersalaman, kemudian beralih pada Luna yang kini duduk di depan bocah itu mensejajarkan diri dengan Leo. Ia menelisik wajahnya, di mana duplikat Dania dan Jack. Tampan, namun ia merasa kasihan karena tubuh bocah 5 tahun itu yang kurus."Leo suka lego nggak?" Leo tersenyum dan mengangguk. "Suka, Tante! Papa beliin aku lego banyak banget. Sini ... ikut Leo ke ruang bermain. Lihat susunan lego yang udah a

  • Bukan Budak Nafsu Majikan    61.

    Seorang lelaki tengah mengepulkan asap rokok hingga melambung tinggi. Ia duduk dengan seorang teman yang baru saja datang memesan minuman ke bartender. Wajah lelaki yang tengah merokok itu sudah memerah, tanda alkohol sudah 75 persen mempengaruhinya. Dalam keadaan mabuk, ia tertawa sembari memegang gelas kaca berisi cairan haram yang tinggal sedikit."Langkah lo mau gimana, Bro? Inget kata gue 4 tahun lalu, Dania nggak lebih baik dari Luna. Dia mau nerima Leo dan Amora. Luna denger lo begini aja dia sedih banget," ucap Lucas, wajah blasterannya menampakkan raut prihatin."Gue baru aja dapetin Dania, Bro. Setelah sekian tahun, gue bisa wujudin keinginan Leo buat bareng ibunya," jawab Jack dengan suara bergetar. "Lo boleh pikirin kebahagiaan anak, tapi apa anak lo bahagia lihat ibunya nggak mau deket-deket sama dia? Lo yang bilang siang ini Leo pengen duduk sama Dania dan dia keberatan. Kalo lo pengen anak bahagia, nggak harus sama Dania, Bro. Lo bisa cari perempuan tulus." Lucas bena

  • Bukan Budak Nafsu Majikan    60.

    Bunyi klakson yang tak henti ditekan sejak 15 menit yang lalu tetap tak membuat Dania bergerak dari tempatnya berdiri. Ia membuat jalanan macet karena menyebrangi jalan dengan langkah yang lambat. Kakinya yang jenjang seharusnya bisa memangkas jarak langkah, akan tetapi hatinya yang gundah membuatnya seolah hilang tujuan."Cantik-cantik budek! Minggir, woy! Lo kalo mau cari mati jangan ngerugiin orang!" pekik pengendara mobil.Dania tetap tak mengindahkan teriakan itu. Ia sampai di sebuah taman yang memang ada tak jauh dari mall yang ia singgahi tadi. Wanita berkulit putih seputih porselen itu duduk di kursi yang menghadap ke jalanan. Orang-orang memandang iba, terlebih setelah video pertengkaran yang terjadi di dalam pusat perbelanjaan itu sudah viral. Pandangan iba dan geram menjadi satu. Beberapa ibu-ibu dan anak muda yang melihat aksi Dania mencium Hamiz dengan tiba-tiba membuat orang-orang itu geram. Ada juga yang merasa sedih saat kata-kata Alana yang diucapkan seolah paham deng

  • Bukan Budak Nafsu Majikan    59.

    Sapuan dari angin membuat rambut yang baru saja dicurly berterbangan ke samping. Tangan seorang wanita cantik memegang garpu nampak murung sambil melahap pancake dengan selai apel. Pancake yang ia acak-acak itu membuat kening lelaki di depannya menghela napas. "Dania, bukannya kata kamu tujuanmu udah dekat? Kenapa lagi?" Jack meneguk espresso dalam dua kali teguk. Rasa pahitnya ia anggap sebagai hidupnya yang tetap ia nikmati."Mami, Leo nggak mau jauh lagi dari mami," keluh Leo sambil memeluk lengan Dania. Ia seolah meminta pelukan dari ibu kandungnya yang tetap cuek.Dania hanya mendengkus membuat Leo memasang wajah cemberut ke arah Jack. Tangan Leo saja sampai Dania singkirkan agar tidak bergelayut di sana. Seolah risih dengan perlakuan anak sulungnya."Sini, Leo, sama Papa." Jack memangku anak sulungnya dan menyuapkan sosis ke mulutnya. Kesedihan tetap belum hilang dari wajah Leo.Meski tinggal satu atap, tapi baru hari ini Jack bisa mengajak Dania keluar itu pun karena Leo mema

DMCA.com Protection Status