”Kamu kenapa, sih, jadi susah dihubungi sekarang?” omel Dania. Kami tengah berada di restoran sashimi, pilihan Dania. ”Aku nggak bisa hubungi kamu se-leluasa dulu, Beb. Sekarang di rumah kan ada Alana sama ibunya, aku nggak enak kalo telfon kamu ada mereka,” jelasku. ”Gimana malem ini? Kamu bisa ikut aku ke hotel buat hadir, kan?”Dania mengurungkan niatnya memasukkan daging salmon ke mulut. Ia seperti sedang memikirkan sesuatu. ”Ada apa?””Udah dua hari ini mami dirawat di rumah sakit, Sayang. Aku kayaknya nggak bisa.” Kuhela napas. Tidak ada pilihan lain, aku harus mengajak Alana seperti yang Oma bilang. Memang dipikir-pikir, Alana yang harus dikenalkan sebagai istri. Namun, aku tidak yakin, apa Alana pantas dibawa ke acara sebesar itu?”Kolega-kolega mendiang kakekmu bakalan dateng, Hamiz. Oma nggak mau kamu bawa Dania buat dikenalin sebagai menantu Oma,” kata Oma tegas, saat tadi aku mampir ke rumah.”Ngomong-ngomong, kenapa mami dirawat? Apa sakit jantungnya kambuh lagi?” tany
Last Updated : 2024-10-29 Read more