Tidak butuh waktu lama, kendaraanku akhirnya sampai di depan warung ayam bakar. Kulihat Topan sangat sibut dan sedikit kuwalahan melayani para pembeli. Zahra segera duduk di teras rumah untuk melapas lelah, kulihat dia tersenyum lalu menepuk sisi kosong agar aku segera duduk bersamanya.Seperti biasa, gadisku itu selalu meminta ditemani saat dia melepas sepatu. Dan yang pasti dia akan bercerita seharian selama di sekolah. Aku selalu jadi pendengar di setiap ceritanya."Ada apa, Zahra?" tanyaku."Umi tadi bilang jika ada kejutan buat Zahra, ayo, ayo cerita!" pinta Zahra dengan binar bahagia."Eemm, Zahra mau tidak naik pesawat?" tanyaku."Mau, mau, Umi!" jawab Zahra bersemangat.Aku tersenyum simpul, ingin hati memberitahunya saat malam menjelang tidur. Namun, saat melihat binar bahagia di sorot mata cokelat membuatku tidak tega. Akhirnya aku oun perlahan memberitahunya kabar gembira itu."Besak Zahra, abah dan umi naik pesawat ke Sulawesi," kataku."Sulawesi? Ngapain, Umi?" tanya Zahr
Read more