Share

94. Nasi Kotak

Setelah sedikit berdebat dan meminta kesabaran dari Topan, akhirnya pemuda itu mau aku titipi warung ayam bakarku. Sungguh susah mendapatkan hati seorang Topan bila hatinya terluka akan perkataan kasar suamiku. Pemuda itu berkata mau datang esok hari. Semoga saja!

Sudah berulang kali aku katakan pada suamiku bahwa kenyamanan pekerja itu juga penting untuk membangun mood kerja mereka, apalagi kita masih membutuhkan pekerja yang loyal seperti Topan. Namun, dasar si Yahya saja yang susah di atur dan lemot dalam berpikir.

Huft, aku sungguh ekstra sabar dalam menghadapi semua sikap dan polah suamiku itu. Semua sudah menjadi pilihanku, maka aku pun harus bisa menguasai hati dan pikiran agar tidak terbawa emosi. Pagi ini semua sudah aku siapkan termasuk beberapa nasi kotak untuk dibagikan pada para tetangga atas kabar baik ini.

Aku bangun lebih awal pagi itu, pesawatku terbang sore hari jadi masih ada waktu untuk aku buatkan nasi kotak sebanyak 50. Semua itu untuk para tetangga. Kabar perni
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status