Share

100. Pesawat ke 2

Setelah melaksanakan ibadah subuh berjamaah, segera aku membereskan semua barang dan memasukkan lagi dalam koper. Zahra ikut membantuku untuk membereskan peralatan mandi dan ibadahnya sendiri. Kemudian kami pun melakukan cek out dari hotel tersebut.

Jarak hotel dan bandara cukup dekat, hal ini memudahkan penumpang yang delay segera sampai dan naik ke pesawatnya. Begitu juga keluargaku. Kali ini kulihat wajah suamiku lebih berseri, sesekali senyumnya terlukis pada bibir tipis yang memerah.

"Tampan!" lirihku.

"Umi bilang apa?" tanya Yahya lembut sambil meraih jemariku.

"Ah, tidak. Hanya sekedar memuji," jawabku jengah.

"Memuji siapa?" tanya Yahya.

Aku menggelengkan kepala dan menunduk diam. Zahra yang berjalan di samping kiriku segera mengaitkan jemarinya pada kelima jariku. Kulihat gadis kecil itu mendongak tersenyum manis.

"Jika setiap hari seperti ini, mungkin Zahra akan bahagia, Umi, Abah," kata Zahra.

"Apa maksud kamu setiap hari naik pesawat, Gitu?" tanya Yahya dengan nada rendah.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status