Share

107. Keputusanku

Kulihat Adam dan Zahra berjalan beriringan memasuki gerbang rumah utama. Tampak senyum Zahra mengembang, membuatku ikut tersenyum. Sementara Yahya masih bungkam atas inginku, mungkin pria itu masih harus menimbang baik-buruknya keputusan yang dia ambil.

"Assalamualaikum!" sapa Zahra dan Adam bersamaan.

"Waalaikumsalam, ee kok sudah pulang. Sebentar amat, memangnya habis dari mana?" tanyaku.

"Biasa Umi, si Zahra inginkan ea krim wallz. Es krim yang termahal dan tentunya enak," jawab Adam.

Aku pun tersenyum, lalu menarik jemari Zahra agar saat dia makan ea cream bisa duduk manis hingga es itu habis. Gadis kecilku pun nurut, dia kini duduk di sebelahku sambil menyendok es creamnya hingga habis. Setelahnya gegas Zahra bangkit hendak mencuci tangan dan membuang sekalian cup es cream itu.

Sementara Adam menatap padaki dan abahnya secara bergantian. Sorot pemuda itu penuh tanya, lalu pandangannya beralih padaku, tatapan yang sama seakan bertanya apakah semua sudah selesai. Aku hanya membala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status