Semua Bab Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua: Bab 51 - Bab 60

102 Bab

Bab 51. Farah?

“Mana janjimu? Bukankah kau akan memberikan Amira padaku? Aku sudah menunggu hari itu datang.”“Apa kau sudah melakukan tugasmu? Apa kau sudah masuk ke dalam Intext? Apa kau lupa perjanjian kita? Jangan berpura-pura bodoh atau kutendang kau dari sini!”Farah terlalu sabar menghadapi Riko akhir-akhir ini. Founder perusahaan yang belum lama ia kenal ini, sungguh membuatnya harus banyak-banyak menghembuskan napas sabar. Riko bukan hanya tipe laki-laki yang gegabah tapi juga sedikit tolol. Hanya bisa memikirkan satu cara untuk mendapatkan keinginan tanpa mau memutar otak untuk cara yang lebih elegan.Riko mencampakkan berkas dalam bungkusan map kuning ke depan Farah tepatnya di atas meja. Farah langsung menoleh pada barang yang terpatri di depannya lalu menatap Riko yang berdiri.“Sekarang sudah?” tanya Riko dengan alis terangkat.“Apa ini?” Farah balik bertanya.“Sudahlah. Kau bisa melihatnya nanti. Sekarang katakan, di mana Amira? Aku sudah tidak tahan. Membayangkan wajah cantiknya saj
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-03
Baca selengkapnya

Bab 52. Kevin Menolong Amira

“Cepat pulang, Kevin! Mama sama papa udah nggak bisa tolerir sikap kamu ini lagi. Kalau belum ada balasan dari kami, mama papa akan terbang ke Amerika dan nyeret kamu biar pulang dari sana. Mama nggak main-main! Pulang sendiri atau Mama jemput!”Lengkingan suara yang memekik itu terlontar dari lisan perempuan yang sudah lelah dengan tingkah laku sang anak. Yang bersangkutan yang baru saja menerima pesan suara itu, refleks menjauhkan ponsel dari telinga sambil memejamkan mata sekilas. Ya, dia Kevin, putra tunggal founder Mettatech. Laki-laki itu baru saja terusik oleh dering pesan singkat yang menjelma bak pengingat waktu. Tubuh yang lelah kemarin seakan belum puas tertidur hingga ogah-ogahan untuk bangun atau sekadar memikirkan pesan ibunya barusan. Kevin menghembuskan napas berat. Dia mengusap wajah sambil bangun bersandar di kepala ranjang. Kevin mana bisa pulang sebelum keinginan tercapai. Awal yang menjadi akhir yang dia inginkan belum dirasa. Awalnya hanya kebetulan yang akhir
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-05
Baca selengkapnya

Bab 53. Apa Farah akan Luluh?

Kevin memilih untuk mengikuti mau Amira. Meski sebenarnya ia masih ingin menatap gadis itu dan memastikan Amira memang baik-baik saja. Tapi apa pun ingin Amira saat ini, Kevin hanya bisa mengangguk dan menyetujui dengan hati yang kecewa.Amira menarik napas dalam usai perginya Kevin. Ada sesak yang terasa mengganjal sejak bebasnya ia dari jerat Riko tadi. Tak terasa air mata itu berjejak. Sengaja Amira mendongak agar air matanya tidak luruh lebih banyak.Setelah memenangkan diri beberapa menit, mata dengan iris keemasan itu lantas menajam saat melirik. Amira yakin, yang membawa Riko padanya adalah Farah. Hanya Farah yang bisa memberikan akses masuk untuk orang luar ke lantai kamarnya. Dan Amira, tidak akan tinggal diam kali ini. Sudah berapa banyak kecurangan yang terus Amira maklumi. Membakar rumahnya, membuatnya dan Ramon berseteru, dan yang terakhir, tentang Riko ini. Kesabaran Amira sudah mulai menipis. Mungkin ini saatnya hubungannya dengan Farah benar-benar harus kandas. Amira
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Bab 54. Kekhawatiran Ramon

“Amira, jangan pergi,” cegat Kevin. Amira tidak menggubris. Farah hanya diam setelah kalimat Amira tadi menembus rungunya. Ia bergeming sejenak sebelum akhirnya sadar saat Kevin ingin berlari mengejar Amira.“Jangan mengejarnya.” Farah menghentikan.“Tapi kenapa? Ini sudah malam. Di mana Amira akan berlindung?” Kevin yang khawatir alih-alih Farah.“Dia itu bukan orang bodoh sama sepertimu. Jangan membuatnya lebih banyak menaruh rasa tidak suka padamu. Menangkap ikat tidak bisa dengan satu kali percobaan saja. Harus ada kesabaran yang besar agar kau mendapatkan ikan yang kau mau. Kau mengerti?” kata Farah memberikan pesan pada Kevin. Kevin hanya bisa menghela napas. Benar apa kata Farah. Amira itu tipe perempuan yang semakin di kejar akan semakin menjauh. Untuk membawanya dekat, maka pelan-pelan saja. Cara itulah yang ampuh untuk membuat Amira luluh. Farah sekilas melirik ke arah ambang pintu yang mana keluarnya Amira. Lantas kakinya berjalan menjauh, meninggalkan Kevin sendiri. Seb
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-07
Baca selengkapnya

Bab 55. Pulang Bersama

Gulita membalut langit biru yang memuncak di atas kepala. Terpaan angin basah malam begitu deras menghujam permukaan kulit yang terus-menerus membangkitkan kehangatan. Lampu jalanan yang remang-remang, menambah kesan indah untuk langkah kedua orang yang tengah mabuk api asmara. Bangunan-bangunan yang kerap melintasi kedua mata, bersama-sama menyalakan lampu malam yang menjadi salah satu alat penerang jalan.“Apa yang akan kau lakukan sekarang, Pak? Perusahaanmu sudah jatuh. Apa kau tidak berniat menerima bantuan dari Farah?” Setelah beberapa menit diam membungkus suasana, suara Amira lantas saja menginterupsi lamunan Ramon yang masih membayangkan bagaimana adegan Riko yang berusaha melecehkan Amira. Kepalanya menoleh pelan ke arah gadis pendek di sisi kirinya. “Otak kecilmu itu buat saja untuk memikirkan nasibmu. Kenapa kau terus saja memaksakan untuk memasuki masalah orang lain. Kau tidak kesakitan memikirkannya?” tukas Ramon. Ia mengangkat kedua alias singkat.Amira yang mendongak
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-08
Baca selengkapnya

Bab 56. Ucapan Terima Kasih Ramon

Sekitar tiga ratus meter jalanan telah usai di pangkas oleh dua orang itu. Atap mewah Ramon dengan desain Victoria ala ratu kerajaan abad ke 19, langsung saja menerima dengan pintu terbuka satu pasang tubuh yang langsung dilahap habis. Amira kembali merasakan atmosfer hangat yang meliputi diri usai di bungkus rumah yang sempat ada duka di dalamnya. Meski Amira tetap bisa mengingat kejadian waktu itu, namun dengan sekuat hati ia paksakan untuk melupakan. Terkadang memang ada fase untuk kembali ke tempat yang sama tapi tidak dengan kenangan buruknya. Tidak masalah akan tempat apa pun itu. Yang terpenting, bukalah hati yang baru untuk bisa melupakan hal buruk agar masa depan yang baik tidak terganggu. Ramon selesai menutup pintu dan berjalan ke arah Amira yang mematung. Ia menatap gadis itu penuh tanda tanya. “Ada apa?”Amira terkesiap pelan. “Ah... tidak ada, Pak.” Mana mungkin Ramon tidak paham. Ia tahu betul apa isi kepala gadis ini. Benar, rumahnya adalah salah satu tempat kenang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-08
Baca selengkapnya

Bab 57. Mau Tidur bersama Malam ini?

Amira membisu sedari tadi sebab raut wajah Ramon yang tampak tak bersahabat. Laki-laki itu tengah fokus melahap sepotong burger di depannya. Sesekali Amira melirik pria itu, tapi tetap saja bungkam seribu bahasa. “Pak, apa kau marah?” tanya Amira kemudian. Dia tidak nyaman dengan suasana ini.“Marah kenapa?” Ramon balik bertanya.Amira mengangkat bahunya sekilas, “Tentang tadi.”“Kenapa aku harus marah? Kau pikir amarahku itu barang murahan? Yang kapan saja bisa kalian lihat?” “Lalu kenapa kau diam saja? Biasanya mulutmu yang paling banyak berbicara. Walau pun ucapanmu kadang melebih kapasitas,” cibir gadis itu tidak tanggung-tanggung. Ramon akhirnya menatap. Dia meletakkan burger sambil mengunyah sisa makanan yang baru masuk. “Kau sudah tahu kalau bicaraku melebihi kapasitas. Karena itu aku akan diam agar kapasitas itu tidak habis,” sahutnya enteng.Amira ikut menurunkan burgernya. Helaan napas itu lolos. Kadang Amira bingung, apa yang membuatnya tertarik pada pria dengan bibir p
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-09
Baca selengkapnya

Bab 58. Pesan Singkat

Farah terlihat bosan dengan pernyataan Kevin yang itu-itu saja. Mengapa orang-orang seakan mendamba akan Amira? Memangnya apa kelebihan Amira hingga dua orang yang berpengaruh ini bisa luluh dan seolah tunduk pada anak buahnya itu?“Orang tuaku memaksaku untuk pulang ke Indonesia. Aku tidak bisa meninggalkan Amerika jika aku belum mendapatkan Amira. Kau bilang kau akan membantu. Mana janjimu?” kata Kevin lagi, mendesak Farah.“Kenapa kau tidak berpikir saja sendiri? Kau kaya, juga berpendidikan. Apa uangmu itu hanya kau gunakan untuk bersenang-senang saja? Sesekali belajar dan pahami fungsi otakmu itu. Masalah mudah seperti itu saja kau sudah terlihat frustrasi,” tukas Farah, geram. Keduanya sedang duduk di kafe VVIP bar miliknya. Yang mana kafe itu didesain khusus hanya untuk pemakaian pribadi saja. Hanya beberapa orang tertentu yang boleh masuk. Dan saat ini, Kevin sudah menjadi bagian dari privasi Farah.Kevin terlihat menghela napas, berat. Dia menunduk menatap nanar lantai yang
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-12
Baca selengkapnya

Bab 59. Kecupan Singkat

Ramon segera melangkah cepat menghentikan gadis ‘kecilnya’ itu. Dengan langkah yang super cepat Ramon berhasil menyelip langkah Amira hingga membuat gadis itu menghentikan kakinya. “Jangan bilang kalau kau sedang cemburu?” goda Ramon. Senyumnya tercetak hanya saja terlalu kecil. Kerutan dahi Amira membalas dengan mata yang memutar merasa jengah. Tangannya beralih dipangku, seolah tidak terlalu peduli akan apa yang Ramon katakan tadi.“Jangan buang-buang waktumu hanya untuk berdebat denganku, Pak. Pergi saja sana. Temui gadismu itu. Aku rasa dia sudah menunggumu lama,” tutur Amira, kesal. Ramon mengangguk-angguk sambi ikut memangku kedua tangannya. Dia mengamati wajah Amira sejenak, sampai gadis itu dibuat risi hingga mau tak mau harus membalas tatapan Ramon.“Kau tahu sesuatu?” tanya Ramon kemudian. “Tidak!” singkat Amira. “Ada satu hal yang membuatku ingin kembali menjadi lebih kuat. Aku ingin menjadi diriku yang dulu yang memiliki banyak kekuasaan dan kekayaan. Aku ingin memban
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-14
Baca selengkapnya

Bab 60. Pembalasan Riko

Gulita masih setia menumpuk di langit yang memberikan efek gelap pada bumi. Angin basah sebab hujan ringan yang mendominasi, begitu kentara membalut permukaan kulit menerjang tebalnya sepenggal kain yang membungkus diri. Mobil taxi yang acapkali berwarna dikenal dengan warna biru langitnya, mendarat di depan sebuah mini Bar yang terletak kurang dari lima kilometer dari rumah Ramon. Sosok yang keluar dari sana tidak lain adalah Ramon sendiri. Laki-laki yang tengah di balut kemeja hitam dengan celana bahan yang sempat ia gunakan tadi, langsung saja menapaki jalan mengikis jarak menuju rumah kecil yang berisik di sana. Masih saja sama. Wajahnya masih arogan, dan matanya masih nyalang. Ada rasa dendam yang terkubur dalam dadanya, sehingga membuatnya tidak sabar untuk memasuki ruangan itu dan bertemu dengan sosok yang sudah dia incar sejak tadi. Di sisi lain, saat Ramon akan segera tiba, ada Riko yang tengah asyiknya meneguk minuman keras sambil memandangi para bidadari-bidadari pribumi
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-08-14
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
45678
...
11
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status