Tidak dapat perlakukan yang seharusnya, Amira berlatih mengutuk Ramon lewat tatap kebencian pada pintu kamarnya. Gadis itu benar-benar menyorot tajam kayu pipih itu, seolah menatap Ramon. “Brengsek kau, Ramon! Dasar laki-laki kurang ajar! Tidak tahu diri!” Amira melempar bantal ke sana kemari, meluapkan amarah yang membuncah. Air matanya lolos begitu saja, terus membasahi wajah. Sesenggukan yang terasa kian menyerang, memberikan kepedihan yang teramat nyata bagi Amira. Gadis 26 tahun itu, mendadak menyesal telah menumbuhkan cinta yang tulus dalam dirinya. Jika saja hanya kecewa yang hadir, dari dulu Amira sudah pergi menjauh dari laki-laki bernama Ramon itu! Keadaan Amira sangat berantakan. Rambutnya tidak tertata rapi, juga maskara pelentik bulu kelopak itu menghitam mengelilingi kedua bola mata. Amira menangis tersedu-sedu, sambil membersihkan kembali keadaan diri juga kamarnya.Tidak lama kemudian, saat waktu sudah menunjukkan pukul 12 tengah malam, pintu kamarnya kembali di ket
Terakhir Diperbarui : 2023-09-12 Baca selengkapnya