Home / Urban / Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua: Chapter 41 - Chapter 50

102 Chapters

Bab 41. Ramon Meluluh

“Aku akan memberikanmu tempat. Kalau kau tidak suka berada di sana, pergilah.” Amira meneguk minuman yang disediakan pelayan barusan. Mendengar Ramon mengatakan hal itu, membuatnya berpikir dua kali. Apa di terima saja? Jika mau jujur pun, Amira memang tidak suka lagi berada dalam jeratan Farah. Tapi ... “Aku tidak bisa menerimanya, Pak. Kau sedang kesulitan. Aku tidak ingin menambah bebanmu,” tolak Amira. Ramon hanya menatap datar. “Apa aku sekarang terlihat miskin di matamu. Perusahaanku hanya merosot, tidak benar-benar jatuh. Aku masih punya cukup uang hanya membiayai gadis kecil sepertimu.” Kepala Amira segera terangkat penuh menatap Ramon usai mendengar jawabannya yang sedikit ketus. Gadis kecil? Enak sekali dia mengatakan itu! Sekitar satu jam yang lalu, Ramon membawa Amira ke ruangannya yang lain. Ruangan yang lebih tenang Tidak ada tanda-tanda pekerjaan di sana. Hanya sebatas ruanga bersantai yang memang dibuat khusus olehnya. Biasanya Ramon ke tempat itu untuk menguapkan
last updateLast Updated : 2023-07-21
Read more

Bab 42. Perjanjian

Fakta bahwa Ramon sudah merelakan Dired adalah hal yang sangat besar. Dia sudah perlahan melupakan tentang penyebab dan sebab Dired menghilang dari pelukannya. Juga tentang Amira yang sudah lepas dari jeratannya, sudah perlahan Ramon kembalikan dengan tangan yang hangat.Sementara Ramon ingin membuat garis besar yang untuk kisah hidupnya, justru Farah memulai untuk rencananya. Farah masih belum bisa menerima begitu saja tentang Ramon yang begitu membuatnya bak budak. Juga jangan lupa tentang penolakan Ramon waktu itu. Ramon dan Farah bertemu di Bar dengan keadaan hati yang masing-masing kosong. Ramon tertarik pada Farah, Karana dulu Farah sangat dominan dengan tipenya. Perempuan lugas penuh tantangan juga independent. Hal itu kerap membuat Ramon kagum padanya, hingga satu kekurangan Farah menguap ke telinga juga mata Ramon. Ramon tidak suka tentang Farah yang sangat bebas. Ramon sudah sering mengingatkan Farah untuk melepaskan dirinya dari gaya Amerika yang kental. Namun, Farah men
last updateLast Updated : 2023-07-23
Read more

Bab 43. Musuh Ramon Bertambah

Seperti permintaan Farah juga pernyataan Amira yang akan membawa Ramon ke Bar untuk mengadap farah, saat ini itulah yang terjadi. Ramon datang tanpa ajudan sesuai ingin Farah. Jangan mengira kalau hal ini Ramon lakukan hanya untuk memenuhi keinginan mantan kekasihnya itu. Ramon berbuat hal ini hanya untuk menebus perlahan kesalahannya pada Amira. Dan tentunya ini untuk Amira, bukan Farah!Keadaan Bar cukup ramai. Ramon masuk dengan mata yang langsung menyorot aktivitas yang begitu terlihat bebas. Bar milik Farah ini memang sudah di klaim menjadi kelab malam terbesar dikotanya. Tidak akan heran lagi kalau Bar ini sekarang menampung begitu banyak manusia.Ramon berdiri sedikit jauh dari meja bar tender, dan tidak sengaja menangkap potret Amira yang sedang melayani pelanggan. Dia melihat dengan lekat gerakan perempuan itu. Dari menuangkan minuman, mengulas senyum pada pelanggan, juga terlihat risi saat salah satu tamunya memegangi tangannya.Melihat hal itu entah kenapa membuat tangan R
last updateLast Updated : 2023-07-24
Read more

Bab 44. Ramon Sulit Menyadari

Ramon tidak menyadari bahwa hatinya sedang panas saat mendengar pernyataan Kevin. Dia pikir dia marah karena Kevin memukulinya. Dia tidak tahu, kalau nama Amira tadilah penyebab emosi itu meluap.Buk!“Kau pikir aku akan takut? Kau bisa ambil gadis itu. Bawa dia. Bahkan kalau kau membunuhnya sekali pun, aku tidak peduli. Silakan lakukan apa pun yang kalian inginkan, tanpa harus mengusikku. Aku bisa melakukan apa pun nanti, jika aku sudah kehilangan kendali!” Ucapan Ramon begitu menembus rungu orang-orang yang mendengar. Juga balasan yang diberikan Ramon pada Kevin, amat sangat membuat laki-laki di sana meringis kuat.“Kenapa kau sangat memandang rendah Amira? Dia bahkan berbuat baik terhadapmu, tapi kau bahkan tidak menyebutnya dengan nada sopan! Kenapa, Brengsek!?” pekik Kevin, gusar.“Aku tidak punya alasan untuk mengatakan kalau dia itu gadis baik. Bukakah sudah kukatakan, kalau kau suka, silakan ambil. Anakku sudah bebas darinya dan aku juga sudah tidak ada kaitan dengannya. Kau
last updateLast Updated : 2023-07-25
Read more

Bab 45. Akhirnya Mengakui

Ramon menuruni anak tangga hendak pulang. Sangat menyesal rasnaya datang ke tempat ini. Dia tidak hanya mendapatan luka di wajah tapi juga di hatinya. Ada sesak yang tidak bisa ia lepaskan meski sangat ingin. Apa pun perasaan kacau itu, kini telah membungkus hati Ramon sehingga semakin sulit dirinya mengenali diri sendiri.Di tikungan akan melangkah di tangga lainnya, Ramon tidak sengaja berpapasan dengan Amira yang baru saja keluar dari salah stau ruangan. Amira belum menyadari akan kehadiran Ramon. Gadis itu memasang wajah yang sedikit takut atau sedang tidak nyaman. Amira juga memegang begiru erat nampan di tangannya.Ada apa dengan Amira?Usai Amira menenangkan diri, kakinya pun kembali melangkah namun urung setelah menatap potret Ramon yang ada di hadapannya berjarak tujuh meter. Ucapan Ramon tadi kembali terngiang dalam ingatan Amira, sehingga membuatnya kembali merasakan kecewa juga sakit secara berasamaan.“Pak,” sapa Amira sambil membungkuk hormat.Ramon hanya diam dengan ser
last updateLast Updated : 2023-07-26
Read more

Bab 46. I Want You

Ramon tersadar saat dering ponsel mengusik. Kelopak mata itu perlahan terbuka dan mulai menyadari di mana dia saat ini. Ringisan kecil merintih keluar dari mulutnya, saat kepalanya diserang puisng yang berlebih. Tubuh itu bangun dan segera bersandar pada kepala ranjang.Ponsel itu kembali berdering setelah sempat membisu. Tangannya meraih benda pipih tersebut dan langsung melihat siapa yang menghubunginya.“Ada apa?”“Pak, bagiamana ini? Perusahaan semakin kehabisan pemasukan. Klien-klie besar kita sudah habis tidak tersisa lagi. Ada banyak juga yang komplain tentang hasil kinerja Intext. Juga satu lagi, Pak. Kita dituntut oleh salah satu pesaing yang mana tuntutan itu atas penggunaan hak cipta. Mereka mengklaim kalau kita menyabotase ide mereka dan membuat inovasi baru dengan ide yang sama oleh Intext. Bagamana ini, Pak?”Ramon tidak tahan dan segera membanting ponsel hingga berserakan di lantai. Rahangnya mengeras dengan gigi yang gemeretak. Dadanya memanas, dan napas itu terdengar
last updateLast Updated : 2023-07-27
Read more

Bab 47

Ramon harus menebus sekitar separuh asetnya untuk membuatnya bebas dari jeratan hukum. Sebenarnya tidak sepenuhnya kesalahan itu ada padanya, hanya saja pemicu hal itu terjadi sudah bukan isu lagi kalau dialah dalangnya. Ramon akhirnya bebas dan kembali menghirup udara luar kantor polisi. Ada banyak sekali penyesalan yang muncul dihatinya. Andai saja hari itu Ramon tidak segegabah itu, mungkin dia akan melegakan napas yang tertahan hari ini. Dan andai saja Ramon tidak bertemu dengan Sagha waktu itu, mungkin dia tidak akan ragu atau malu untuk menatap wajah Amira hari ini. Ada baiknya juga memang ini terungkap, maka Ramon tidak akan menutup apa pun lagi pada Amira dan akan menunjukkan dirinya yang sebenarnya. Andai Amira menjauh, dia juga akan menjauh, dan jika gadis itu masih menganggapnya orang yang sama, Ramon akan maju meski dunia menolak sekali pun. Setengah aset yang terjual, merebut mobil mewah miliknya yang kerap dia gunakan. Ajudannya ada beberapa yang tidak lagi bekerja. Ju
last updateLast Updated : 2023-07-29
Read more

Bab 48. Kehancuran Intext

Amira dan Ramon menyantap makanan yang baru saja tiba. Mereka menyempatkan mengisi perut di salah satu restoran yang Ramon sendiri sudah tidak asing pada tempat itu. Dia kerap makan dan minum di sana, dan acapkali mendapatkan perlakuan istimewa karena kuasa dan namanya.Namun, semua itu seolah tidak ada efeknya lagi sekarang. Saat dia tiba, tidak ada sambutan seperti kemarin. Ada yang asing. Apa mereka semua sudah tahu, kalau Ramon akan segera jatuh? Apalagi dengan kasus jerat pihak berwajib baru-baru ini, apa mereka semua sudah tidak terpengaruh dengan nama Ramon?“Ada apa?” tanya Amira melihat raut wajah Ramon yang seakan tidak nyaman.Laki-laki itu menyunggingkan senyum sambil mengunyah makanannya. “Lihat orang-orang ini, seperti tidak pernah mengenaliku. Mereka semua terlihat tidak acuh.”Amira ikut melirik kanan kiri yang baginya tampak biasa saja. Amira mana tahu tentang Ramon yang disambut baik dan tidak. Ini kali pertama dia makan dengan atasannya itu.“Apa ada yang salah?” ta
last updateLast Updated : 2023-07-31
Read more

Bab 49. Membalas Melalui Amira

Ramon segera menuju Intext usai mendapatkan panggilan dari salah satu karyawannya. Tidak ada alasan lagi bagi Ramon untuk mengalah. Semua alasan yang membebani pikirannya sudah hilang. Amira juga sudah ada dalam genggamannya. Menghancurkan musuh kini adalah ambisinya. Sudah terlalu jauh dia dipermainkan. Anggap saja kemarin Ramon hanya tersandung, bukan terjatuh!Ramon meminta Amira untuk tidak ikut. Ramon sudah bisa membaca situasi ini. Apalagi saat mendengar nama Riko juga Farah adalah dalam kandidat investor yang dia cari. Sudah pasti semua ini tidak hanya sebatas kerja sama antar perusahaan. Amira awalnya menolak, namun tetap menurut usai mendapatkan perlawanan dari Ramon. Amira tidak bisa membantah. Gadis itu menurut dan kembali ke Bar dengan perasaan yang campur aduk. Apakah Ramon akan baik-baik saja? Apakah Intext akan tetap bertahan? Apakah semuanya akan kembali pada tempatnya? Semuanya pertanyaan itu sukses membebani isi kepala Amira. Kaki jenjang Ramon akhirnya mendarat
last updateLast Updated : 2023-08-01
Read more

Bab 50. Salah Tingkah

Usai bebasnya ruangan dari dua orang itu, Ramon segera mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Amira. Dia sudah punya firasat akan Farah yang menatap asing pada cincinnya tadi. Pasti sudah ada rencana yang lain yang sudah di bentuk perempuan itu.Satu kali berdering, panggilan itu tidak terjawab. Ramon dibuat gelisah sampai dia mengusap tengkuk, resah. Ramon kembali mengubungi dan akhirnya di jawab oleh Amira di seberang sana.“Kau hati-hatilah. Aku rasa Farah tahu tentang kita.” Tak ada basa-basi. Ramon segera mengatakan apa yang hendak dia sampaikan.“Apa tidak ada basa-basi? Aku bisa saja kena serangan jantung , Pak.” Amira protes. Ramon terlalu gamblang.“Aku tidak terbiasa basa-basi. Jangan terlihat seperti orang awam!” balas Ramon.“Iya, baiklah. Jangan khawatir. Aku mengenal Farah cukup lama. Aku tahu bagaiamana mengatasinya,” jawab Amira akhirnya mengalah.“Tetap hubungi aku kapan pun kau merasa kesulitan. Aku akan datang. Jangan mencoba melakukannya sendirian. Kau dengar?”“Apa
last updateLast Updated : 2023-08-02
Read more
PREV
1
...
34567
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status