Home / Urban / Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua: Chapter 31 - Chapter 40

102 Chapters

Bab 31. Ancaman untuk Ramon

Ramon memilih kembali ke Intext untuk memeriksa sebenarnya ada apa dengan perusahaannya. Kakinya kembali menginjak ubin keramik gedung mewah itu dan langsung saja memasang wajah arogan yang kerap dipampangkan pada semua orang. “Kumpulkan semua orang!” titahnya pada beberapa orang yang berjejer berjalan di sisinya.“Baik, Pak.”Ramon tak menjeda langkahnya sama sekali. Dia melengos cepat menuju ruang pertemuan untuk memastikan siapa dalang di balik semua ini. Hanya butuh hitungan menit saja, titahnya yang tadi sudah langsung di turuti. Semua orang sudah berkumpul, termasuk CEO juga para rekan-rekan yang lainnya. “Ada yang bisa menjelaskan padaku, ada apa sebenarnya?” Mulai Ramon, sambil duduk di kursi kebanggaannya. Di sisi paling sudut di meja panjang dengan jumlah orang sepuluh orang.Salah satu orang berdiri dari kursi, dengan wajah yang sekuat tenaga untuk tetap tenang. Dia tahu dan mengerti, bagaimana nanti tanggapan Ramon ketika mendengar berita kurang mengenakkan ini. Sebisa
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Bab 32. Farah Tahu Segalanya

“Apa aku bisa berharap darimu, Amira?” Kevin masih terlihat memendam harapan pada gadis di depannya untuk di jadikan sebagai kekasih bayangan. Dengan ragu Amira menjawab, “Maaf, Kevin, tapi aku tidak bisa. Sebenarnya aku sudah terikat dengan seseorang. Mana bisa aku mengingkari janji sementara dia akan menepati janji.”Desahan napas Kevin pun mengudara, menguapkan kekecewaan. Pria itu menunduk pelan, sembari berpikir siapa lagi yang akan dia ajak untuk melakukan hal ini untuknya. “Bahkan hanya untuk satu kali ini? Apa kau tidak akan bisa melakukannya?”Amira masih menolak. Gadis itu sebenarnya ingin membantu Kevin, hanya saja dia masih memiliki janji dengan Ramon yang harus di tepati. Dia harus mencari tahu dulu bagaimana bisa kakaknya pergi begitu saja. Dan jika semua urusan itu sudah selesai, mungkin barulah Amira bisa berpindah haluan atau lepas dari Ramon. “Apa janjimu itu masih menyangkut Pak Ramon?” ungkap Kevin. Meski ragu mengatakan itu, namun tetap saja dia mengutarakannya
last updateLast Updated : 2023-07-10
Read more

Bab 33. Atap yang Sama

“Hari ini sudah cukup. Kau bisa pulang kalau kau lelah. Lanjutkan saja besok.” Ramon sengaja tak menatap reaksi Amira. Meski dia tidak melihatnya, namun dia bisa menebak kalau pahatan wajah perempuan itu pasti sedang bingung.Benar saja. Amira mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan Ramon barusan. Sejak kapan Ramon bisa bertutur dengan nada rendah seperti ini? Pikirnya.“Ini masih jam kerja, Pak. Akan kuselesaikan sampai akhir.”“Jangan selalu ingin terlihat bisa melakukan segalanya. Harusnya kau paham sejak awal sampai di mana batas kemampuanmu,” ungkap Ramon. Kepalanya mendongak menatap Amira yang juga menatapnya. “Pulanglah. Tinggalkan itu semua. Ini adalah perusahaanku, dan aku yang paling tahu apa yang harusnya di lakukan dan tidak. Kalau aku membutuhkanmu nanti, akan kupanggil kau. Aku juga tidak akan mau rugi dengan memberimu fasilitas tanpa feedback yang pantas,” lanjutnya, membuat Amira diam seribu bahasa. Baru saja akan ikut luluh karena kata-katanya yang sempat bernad
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Bab 34. Putusnya Hubungan

Amira mengembuskan napas satu kali. Benar-benar sungguh menguras emosi ketika berhadapan dengan Ramon. Entahlah, Amira juga bingung. Terkadang suasana hati laki-laki itu sangat sulit di tebak. Kemarin dia bersikap baik, dan hari ini justru sebaliknya. Apa sebenarnya mau Ramon? Amira pun menurut untuk tidak banyak bicara. Dia menyeduh air panas ke dalam cup, lalu berniat beranjak dari sana. “Apa yang Kevin katakan padamu?” Suara Ramon pun berakhir menjeda langkah Amira. Gadis itu kembali menengok, sedikit memutar badan. “Apa sesuatu seperti itu juga harus kukatakan padamu, Pak?” balas Amira, sebenarnya merasa jengah. “Pergilah!” usirnya kemudian, setelah sempat diam beberapa detik.Amira mendengus, miris. “Pak, sebenarnya seperti apa dirimu ini? Kenapa kau sangat sulit untuk di tebak? Kau sama sekali tidak sama seperti penuturan Dired waktu itu. Kau tidak seperti ini dalam ceritanya!”Dada Ramon terenyuh, ketika mendengar nama Dired. Matanya yang tadi sudah fokus pada makanan di d
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Bab 35. Pertemuan Farah dan Kevin

Tiga bulan hubungan Amira dan Dired berlangsung, Dired menceritakan tentang Ramon, ayahnya. Dalam kisah Dired, ayahnya salah orang yang paling baik. Berjiwa pemimpin. Juga berhati lembut. Diredm juga tak lupa menyematkan keagungan nama sang ayah dalam kisahnya dan tentang sang ayah yang amat sangat menyayanginya. “Apa aku juga boleh memanggilnya ayah?” “Tentu saja. Bukannya kau akan menjadi anaknya juga?” Dired adalah laki-laki yang ditemui Amira di bar tempatnya bekerja. Laki-laki itu menjadi pelanggan setia hingga akrab dengannya. Hubungan mereka semakin dekat, sejak Dired sempat mabuk berat lalu di tolong dengan hati tulus Amira.Awalnya, Dired hanya ingin bermain-main. Dia sebenarnya sangat jarang menaruh perasaan pada seorang wanita. Sama seperti Ramon yang sudah trauma pada seorang perempuan, begitu juga dengan Dired yang enggan berhubungan dengan lawan jenis.Namun, saat main-main itu berubah menjadi ketulusan saat itu juga hubungan itu terancam oleh orang yang juga menyayan
last updateLast Updated : 2023-07-12
Read more

Bab 36. Kembali Pada Farah

Amira melirik cepat wajah Kevin. Kenapa harus menjelaskan sedetail itu? Harusnya Kevin bercerita tentang basicnya saja. Amira pikir itu terlalu berlebihan. “Farah, bisa kita bicara berdua saja? Ada yang ingin kubahas. Tentang Sagha.”Farah melunturkan senyumnya. Menatap Amira yang memang terlihat serius, membuat Farah penasaran. Tentang Sagha? Kenapa tiba-tiba Amira membahas kakaknya yang sudah tiada itu?Kevin paham. Meski sebenarnya tidak ingin menjauh, namun dia tetap memaksa. Tidak etis rasanya tetap tinggal. Semua orang berhak punya privasi. “Nanti kita mengobrol lagi. Tunggu saja di mana pun yang kau mau. Hanya sebentar. Oke?” kata Farah saat Kevin akan menjauh.“Baiklah.” Kevin mengulas senyum. Sebelum benar-benar menjauh matanya sempat melirik Amira. Gadis itu tak menatapnya. Hanya antusias ingin berbicara dengan Farah. Setelah keduanya duduk lagi, Amira mulai membuka suara. Namun sebelum itu, dia pastikan dulu kalau Kevin benar-benar tidak akan mendengarkan mereka. Sebena
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

Bab 37. Membersihkan Kuman Perusahaan

Ramon tersadar sebab dering ponsel yang terus-menerus tak henti. Lelapnya usai. Matanya terbuka sambil mengerang geram. Matanya yang tajam melirik benda persegi yang bertengger di atas nakas. Tangan kekar itu segara meraih dengan gusar, lalu menjawab panggilan yang entah dari siapa.“Pak, klien kita hampir tidak ada. Kemarin mereka semua memutuskan kontrak. Pemasukan merosot kembali, Pak. Kita hampir jatuh.” Mendengar semua itu lagi-lagi mengundang kegeraman dalam dada Ramon. Sejak kapan semuanya ini terjadi? Siapa yang mencoba bermain-main dengannya? Selain Dired yang amat sangat dia cintai, harta dan kekayaannya tidak kalah sama halnya dengan Dired. Posisinya yang masih berbaring, sontak saja bangun sambil menghempaskan ponsel ke sembarang arah. Suara gaduh itu sempat mengusik. Ramon menyugar rambutnya begitu kasar. Tangannya beralih mengusap wajah. Dia frustrasi. Banyak sekali yang hendak membuka jati dirinya yang seorang pria bengis. Ya, Ramon tidak ingat mulai kapan dia tidak
last updateLast Updated : 2023-07-17
Read more

Bab 38. Sagha Pelaku

Setelah sepakat kembali bekerja bersama Farah, Amira kini kembali menetap di bar tempatnya dulu. Kamar yang dulu sempat dia tinggali kini kembali dipijaki. Saat pasang bola mata itu kembali lagi bertemu ruang dingin ini, ingatan kembali membawanya pada sang kakak. Tanpa sadar, air mata itu lolos. Wajahnya di jejaki embun yang luruh. Entah kenapa, sakit hatinya kembali terasa. Apalagi saat mengingat lagi, kalau kini dia sendirian. Benar-benar sendirian.“Apa yang kau pikirkan?”Suara itu mmebuat Amira tesadar. Badannya berbalik ke arah sumbe suara. Itu Farah. Perempuan itu datang dengan tangan yang penuh dengan selimut besar. Mata Amira kembali terangkat dari benda itu ke wajah farah.“Ada apa?” tanya Amira balik.Farah mendekat. Dai meletakkan selimut di atas ranjang. Amira hanya bisa melihat tanpa bertanya. Apa yang dilakukan Farah terkadang sangat kontras dengan yang dipikirkan Amira. Lebih baik untuk tidak menganggap apa pun yang dilakukan Farah, dari pada Amira harus menahan sakit
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

Bab 39. kevin Menyukai Amira

Farah melirik kedatangan Amira dari ujung lorong sana. Sudah dapat dipastikan Farah kalau bocah itu sedang dalam fase yang buruk. Melihat wajah murungnya saja, Farah sudah bisa menebak kalau Amira sedang ... hancur.Bak sedang di dalam ruangan yang penuh dengan bunga yang indah, farah merasa bahagia telah berkesempatan membalas Amira. Dengan begini, maka Amira akan lebih mudah dikendalikan. Amira yang malang ... andai saja dulu dia tidak sempat mengkhianati Farah, mungkin saat ini Farah masih menaruh simpati padanya. Tapi sayang, semuanya sudah terlanjur membiru. Farah menunjukkan taringnya yang sejak dulu memang ada."Kau sudah bangun? Aku pikir masih butuh waktu lama," tegur farah saat Amira melintasinya tanpa menolah.Amira hanya diam seribu bahasa. Wajahnya yang berantakan, sungguh sangat mewakili hati Amira kalau dia tidak ingin berdebat dengan siapa pun dan berbicara dengan siapa pun. Biarkan saja dia sendiri dulu. Mungkin akan lebih tenang untuknya.Tapi mana mungkin Farah memb
last updateLast Updated : 2023-07-18
Read more

Bab 40. Amira jatuh di Pelukan Ramon

Kevin menatap lamat kepergian Amira setelah menolaknya. Sejak rasa itu tumbuh, Kevin sudah berusaha untuk mengutarakannya pada Amira tapi tidak dia sangka akan mendapatkan penolakan.Siapa sangka, menetapnya Kevin di Amerika itu karena Amira. Menentang perkataan orang tuanya untuk kembali pulang, semua itu karena Amira. Dan tentang ingin berada di bawah naungan perusahaan Ramon, itu juga hanya dalihnya agar terus bersama Amira. Lantas, bagaimana sekarang? Apakah Kevin akan pulang dengan kecewa, atau justru akan maju untuk membuat Amira berpikir dua kali untuk perasaannya ini. “Jadi itu tujuanmu?” Kevin terkesiap saat Farah tiba-tiba saja datang. Sontak saja dia menoleh. Perempuan di dekatnya mengangkat satu alis saat menangkap sorot matanya.“Ah ... aku tidak tahu sejak kapan kau di sini. Maaf mengabaikanmu,” jawab Kevin, canggung. Dia menggaruk tengkuk menghilangkan atmosfer yang kikuk.Farah melirik lagi kepergian Amira yang sudah tidak tampak. Dengan berpangku tangan juga wajah
last updateLast Updated : 2023-07-20
Read more
PREV
123456
...
11
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status