Ramon sejenak memaku di ambang pintu ruangannya, guna menatap potrait Amira yang sedang termenung di sofa sana. Gadis itu duduk sambil memainkan jemarinya. Dalam bayangan Ramon, dia kembali melihat hari-hari terakhir bersama Amira. Mengingat bagaimana dia mengulum gadis itu, menghina, mencaci, bahkan harus merebut mahkotanya. Sekejam itukah dirimu Ramon?Lama berdiam, akhirnya Ramon membuka suara. Dia mengetuk pelan daun pintu sambil berdehem. Kepala Amira langsung menoleh lalu berdiri. Dia menatap kedatangan Ramon yang mulai mengikis jarak mereka. “Pak, apa semuanya sudah selesai? Bagaimana dengan Farah? Lalu Intext, apa sudah baik-baik saja? Bagaimana hasilnya, Pak?” cerca Amira, tanpa jeda.Ramon sejenak hanya diam, memandangi pahatan wajah Amira yang memang terlihat khawatir. Lima detik berikutnya, dia pun membersihkan tenggorokan siapa membalas.“Apa kau se khawatir itu? Bahkan kalau pun aku jatuh, kau tidak akan ikut rugi. Apa sebenarnya kau takut tidak akan mendapatkan kemewa
Terakhir Diperbarui : 2023-07-05 Baca selengkapnya