Share

Bab 23. Negosiasi

Author: C_heline
last update Last Updated: 2023-07-01 22:30:44

Lagi-lagi desisan napasnya kembali terdengar frustrasi. Mendengar penuturan Amira, membuat dada Ramon terasa membuncah resah akibat kesalahan yang dia lakukan. Tidak salah apa yang dia katakan dalam tangisnya ini. Ramon tahu, mana perempuan yang sudah tidak perawan dan mana yang masih.

Ramon tak tahan. Dia akhirnya memecahkan kesunyian yang hanya di hinggapi Isak tangis adik angkat Sagha itu.

“Jangan terlalu lama di sini. Sebentar lagi akan turun hujan.”

Amira sontak saja melirik sana-sini, mencari sumber suara. Tak sadar rupanya Ramon ada di belakangnya. Segera kepala itu mendongak, menatap wajah yang sudah sangat akrab dalam kamus kebenciannya.

“Pergilah. Aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu,” usir Amira, memalingkan wajah.

Ramon meneguk ludah. “Aku sedang tidak ingin membuat keributan denganmu. Aku hanya ingin memberitahu, kalau hujan akan segera turun. Sebaiknya kau berteduh atau kau akan kebasahan,” lanjut Ramon, masih kekeuh.

Amira mendengus, tertawa singkat. “Setelah
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 24. Rencana Farah

    Seorang ajudan berpakaian serba hitam terlihat rapi berjajar di depan pintu kamar. Sang atasan memerintah untuk selalu berjaga dan mengawasinya. Tidak boleh lengah barang satu detik pun.Di dalam kamar yang super mewah dengan gaya modern, terdapat seonggok daging utuh yang sedang menatap layar ponselnya begitu lamat. Dia duduk di kursi meja kerjanya sejak dua jam terakhir. “Apa yang sebenarnya terjadi padanya? Siapa yang telah melenyapkan pria malang itu?” Perempuan itu bergumam.Di terus menggulir layar ponsel yang menampilkan beberapa artikel tentang seseorang yang masih sangat penasaran untuknya. Tentang calon anak tirinya dulu yang tiba-tiba saja lenyap begitu saja. Alasan melesatnya senjata api bukanlah sesuatu yang bisa anggap biasa. Siapa yang tidak tahu tentang olahraga ekstrim itu? Semuanya sudah menggunakan pengaman yang baik juga keselamatan yang cukup. Juga orang-orang yang masuk ke dalam sana tidaklah orang sembarangan. Orang awam akan olahraga tersebut, tidak pernah d

    Last Updated : 2023-07-02
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 25. Kegeraman Amira

    Amira langsung saja melakukan mobil yang terparkir menuju Intext. Dalam pikirannya, dia sudah menebak kalau ini ada sangkut pautnya dengan Farah. Mana mungkin Intext tiba-tiba saja merosot. Tentu ada udang di balik batu. Hanya butuh waktu sekitar lima belas menit untuk sampai ke perusahaan besar itu. Tanpa pikir dua kali, kakinya langsung saja bergegas masuk guna melihat kondisi. Tepat saat kakinya melewati meja resepsionis, tanpa sengaja ekor matanya menangkap sosok yang tidak asing.Keasingan itu membuat kakinya berhenti melangkah yang tadinya akan segera masuk ke dalam ruang pertemuan. Tubuhnya berbalik, kemudian berjalan perlahan ke depan meja.“Kau? Sejak kapan kau masuk lagi ke Intext?” tanya Amira, heran.Yang bersangkutan tersenyum kecil, tampak meremehkan. “Maaf, apa kau seorang bos? Sejak kapan masalah karyawan kau ambil alih? Apa kau lupa? Kau juga seorang pesuruh!” Amira ikut mendengus. “Apa jangan-jangan masalah ini kau penyebabnya? Tapi tunggu dulu, siapa yang memperke

    Last Updated : 2023-07-03
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 26. Perasaan Bersalah Ramon

    “Pergilah ke ruanganku. Tunggu di sana. Aku akan menyusul,” ucap Ramon, setelah tangannya membebaskan tangan Farah yang tadi hendak melayang.Alih-alih menurut, justru Amira mengerutkan dahinya begitu heran. Kenapa Ramon ada di sini? Bukannya sudah Amira bilang tadi, untuk menunggu di rumah saja? Laki-laki ini memang keras kepala. “Pak, kenapa kau di sini? Aku sudah bilang, tunggu saja di rumah. Aku akan menyelesaikan semua ini,” kata Amira, protes.Ramon menoleh ke arah perempuan berkaos oblong celana jeans itu. Tatapannya yang dingin juga tajam, dapat membuat Amira terdiam meski tanpa kata sekali pun. “Ini perusahaanku. Ini pekerjaanku. Dan ini, adalah urusanku. Aku yang paling tahu tentang semua ini. Kau hanya akan membuang-buang waktumu dengan berhadapan dengan semua ini. Sebaiknya menurut. Pergi dan tunggu di sana,” jelas Ramon. Kepalanya kembali memutar kepada Farah yang ada di hadapannya.“Ikut denganku. Aku ingin berbicara denganmu!” Ramon segera melenggang lebih dulu. Tak m

    Last Updated : 2023-07-04
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 27. Ramon Mulai Percaya

    Ramon sejenak memaku di ambang pintu ruangannya, guna menatap potrait Amira yang sedang termenung di sofa sana. Gadis itu duduk sambil memainkan jemarinya. Dalam bayangan Ramon, dia kembali melihat hari-hari terakhir bersama Amira. Mengingat bagaimana dia mengulum gadis itu, menghina, mencaci, bahkan harus merebut mahkotanya. Sekejam itukah dirimu Ramon?Lama berdiam, akhirnya Ramon membuka suara. Dia mengetuk pelan daun pintu sambil berdehem. Kepala Amira langsung menoleh lalu berdiri. Dia menatap kedatangan Ramon yang mulai mengikis jarak mereka. “Pak, apa semuanya sudah selesai? Bagaimana dengan Farah? Lalu Intext, apa sudah baik-baik saja? Bagaimana hasilnya, Pak?” cerca Amira, tanpa jeda.Ramon sejenak hanya diam, memandangi pahatan wajah Amira yang memang terlihat khawatir. Lima detik berikutnya, dia pun membersihkan tenggorokan siapa membalas.“Apa kau se khawatir itu? Bahkan kalau pun aku jatuh, kau tidak akan ikut rugi. Apa sebenarnya kau takut tidak akan mendapatkan kemewa

    Last Updated : 2023-07-05
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 28. Persyaratan Ibu Kevin

    Kerutan kekesalan tercetak sangat jelas di wajah Amira begitu melihat tampang Ramon yang super sombong. Laki-laki itu berdiri di dekat mobilnya sambil menatap layar ponsel Amira yang sempat dia rebut dari genggam si empunya. Kepala Ramon meneleng, menyadari kalau Amira masih bergeming di ubin kantor dekat pintu masuk. Dia mengangkat kepala pelan, seolah bertanya kenapa malah diam. Amira lagi-lagi hanya bisa menghela napas, memutar bola matanya begitu malas, juga mendesis mengumpati Ramon dalam hati. Tidak ada yang bisa di perbuat, kecuali menuruti perintah laki-laki itu. Begitu sampai di depan mobil, segera Amira masuk tanpa menghiraukan Ramon. Sementara itu, Ramon tetap bergeming di sana menunggu Amira menatapnya untuk bertanya kenapa dia hanya diam. Dan benar saja, Amira segera menoleh kembali ke arah Ramon sambil menaikkan dua alisnya. “Ayo masuk, Pak. Katanya kau sudah terlambat,” ujar sang sopir.“Sopir saya biasanya membukakan pintu. Dia lebih dulu memastikan saya masuk. Sete

    Last Updated : 2023-07-06
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Ban 29. Kembali Teringat

    “Apa-apaan? Pak, apa maksudnya ini?” Ramon tidak mau menjawab alias abai. Laki-laki bertubuh jangkung itu berjalan lalu duduk di salah satu sofa tunggu. Amira yang menyaksikan tingkah Ramon ini pun, lagi-lagi hanya bisa mendengus, membuang napas frustrasi. “Ayo Nona, ikut kami.” Amira mengalihkan pandangan saat salah satu pelayan perempuan itu menarik lengannya. Tak ada yang bisa dilakukan Amira, kecuali hanya menurut. Ramon sudah mulai menaruh rasa percaya pada Amira. Hanya saja, sikap angkuh dalam dirinya yang sudah tertanam sejak lahir, enggan mengatakan kalau dia sebenarnya hanya ingin meminta sebuah maaf. Mengajak Amira ke tempat itu tidak semata-mata hanya untuk membuat gadis itu mengubah penampilan, tapi juga ingin membuatnya sibuk sesaat dari segala sesuatu yang menyulitkan. Ramon ingin Amira sejenak menikmati hari yang berjalan, tanpa ada perasaan beban yang menyerang.Hampir lima belas menit Ramon menunggu. Di sela waktu dia membaca beberapa majalah yang tersedia. Baru

    Last Updated : 2023-07-07
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 30. Tawaran Kevin

    “Kevin, apa yang kau lakukan di sini?” tanya Amira penasaran. Laki-laki itu sebentar melirik Ramon sambil tersenyum tipis. Kakinya yang jenjang berhenti di antara keduanya yang mana sisi ke sebelah Amira lebih terlihat dekat. “Aku ada urusan dengan pemilik Mall ini. Bagaimana denganmu, apa yang kau lakukan di sini? Sedang berbelanja?” “Ah tidak. Aku hanya ingin menemani Pak Ramon saja.”Kevin kembali melirik laki-laki tinggi di sana usai mendengar jawaban Amira. Detik kemudian dia mengangguk-angguk delapan mengerti. “Kebetulan sekali kita bertemu. Aku mengirim pesan padamu, tapi kenapa tidak kau balas? Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu padamu,” ungkapnya, terlihat berharap. “Mau mengatakan apa?” Kevin diam. Dia tidak bisa melanjutkan perbincangan kalau masih ada Ramon di sana. Akan terasa canggung nanti kalau ada orang ketiga yang mendengar obrolan mereka. Niat Kevin memang ingin membuat Ramon peka terhadap situasi, namun tetap saja laki-laki di sana mengeraskan kepalanya.

    Last Updated : 2023-07-09
  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 31. Ancaman untuk Ramon

    Ramon memilih kembali ke Intext untuk memeriksa sebenarnya ada apa dengan perusahaannya. Kakinya kembali menginjak ubin keramik gedung mewah itu dan langsung saja memasang wajah arogan yang kerap dipampangkan pada semua orang. “Kumpulkan semua orang!” titahnya pada beberapa orang yang berjejer berjalan di sisinya.“Baik, Pak.”Ramon tak menjeda langkahnya sama sekali. Dia melengos cepat menuju ruang pertemuan untuk memastikan siapa dalang di balik semua ini. Hanya butuh hitungan menit saja, titahnya yang tadi sudah langsung di turuti. Semua orang sudah berkumpul, termasuk CEO juga para rekan-rekan yang lainnya. “Ada yang bisa menjelaskan padaku, ada apa sebenarnya?” Mulai Ramon, sambil duduk di kursi kebanggaannya. Di sisi paling sudut di meja panjang dengan jumlah orang sepuluh orang.Salah satu orang berdiri dari kursi, dengan wajah yang sekuat tenaga untuk tetap tenang. Dia tahu dan mengerti, bagaimana nanti tanggapan Ramon ketika mendengar berita kurang mengenakkan ini. Sebisa

    Last Updated : 2023-07-10

Latest chapter

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 101. Ending ~ Season 2

    Setelah kepergian Selena yang memberikan luka yang begitu dalam pada Amira, gadis itu pun dipaksa harus kuat menghadapi kenyataan. Pesan yang diberikan oleh Selena bukanlah pesan yang biasa. Pesan yang dikirim lewat surel tepat itu, menyatakan kalau dirinyalah yang harus terus memegang kendali Metta. Baru Amira sadari, bahwa ayah yang saat ini dia panggil sebagai ‘Ayah’ ternyata bukanlah ayah kandungnya. Mark menikahi Selena setelah Selena bercerai mati dengan suaminya dan telah mengandung Amira usia tiga bulan. Hal itulah yang membuat Amira yakin tidak akan merelakan perusahaan yang dibangun sepenuhnya oleh ibunya juga dengan bantuan mantan kekasihnya yang sudah tiada. Sesuai perjanjian kemarin, Mark memerintahkan Amira untuk mengadakan rapat. Pertemuan yang akan mengumumkan lagi pengalihan saham dari Amira pada Kevin. Amira menyetujui untuk melakukan pertemuan, namun tidak ada yang tahu kalau Amira tidak akan pernah memberikan apa yang Mark dan Kevin harapkan. Amira sempat me

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 100. Rama Punya Perasaan Lain

    “Amira tidak akan datang lagi, Pak. Anda hanya akan membuang-buang waktu berharga Anda untuk yang tidak pasti. Berhentilah menyakiti dirimu hanya karena seorang wanita. Terlalu berlebihan rasanya kekecewaan yang kau hadapi ini hanya untuk perempuan asing sepertinya,” kata Rama membujuk Ramon. Berulang kali Rama mencoba membantu Ramon bangun dari duduknya, namun tetap saja bosnya itu tidak berkutik.Ramon tetap enggan untuk memperbaiki posisinya yang duduk selonjoran tak tentu arah. Penampilan yang semula rapi dan menawan, kini berantakan penuh luka. Terlihat jelas bagaimana Ramon memendam rasa sakit yang dalam sebab kenyataan yang menimpanya. “Dia sudah berjanji tetap akan datang padaku. Lantas di mana dia sekarang? Kenapa aku tidak bisa menemuinya untuk meminta janjinya?” ucap Ramon lirih. Matanya mulai sendu menatap harap pada Rama. Sementara itu, Rama hanya bisa menahan sesak dalam dadanya seolah ikut merasakan kekecewaan yang dirasakan Ramon. “Sudahlah, Pak. Ayo bangun. Se

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 99. Kepergian Selena

    Amira gagal mengejar Rama untuk kembali membahas hal yang belum sepenuhnya paham. Panggilan dari pihak Rumah sakit membuatnya memilih untuk menunda kembali hati yang telah kalut. Kakinya menjauh berjalan berlawan arah dengan keberadaan Ramon. Selena dikabarkan mengalami masa kritis. Penyakit yang sudah dia derita sejak dulu ternyata sudah menggerogoti. Tidak ada lagi kesempatan untuk pengobatan sebab waktu yang singkat juga racun yang menempel sudah terlalu banyak.Amira tiba dengan napas yang terengh engah. Matanya membulat ketika medapati wajah sang ayah juga Kevin yang sudah memucat. Belum lagi keadaan kedua lakilaki itu yang berantakan dengan mata sembab. Apa yang Amira pikirkan? Kenapa dia justru ikiut merasakan hal yang sama bahkan sebelum dia tahu apa yang terjadi.“Ayah, bagaimana keadaan Mama? Dia baik baik saja, bukan?” tanya Amira lirih.Mark dan Kevin menatap secara bersamaan. Berbeda dengan Kevin yang masih menatap Amira dengan tatapan sendu seolah ingin melepaskan kesed

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 98. Berakhir

    Amira menggeleng beberapa kali, mencoba meyakinkan kalau semuanya ini tidaklah benar. Hitungan detik setelah kepergian Rama, Amira segera bangun dari duduknya dan menatap lamat pada pahatan wajah Kevin yang kali ini enggan untuk menatapnya. “Kau berbohong padaku, Kevin. Kau curang!” tegasnya, bergetar. “Amira, hentikan! Nada suaramu tidak pantas menyebut Kevin seperti itu. Kau itu calon istrinya. Bersikap sebagaimana layaknya!” tegur Mark justru geram. Tatapan tajam penuh kekecewaan pada dua bola mata Amira berpindah pada sang ayah. Matanya memanas dan tak tahan untuk tak menjatuhkan air mata. Dadanya terus saja bergetar, menahan debar-debar emosi yang hendak meluap. “Sejak kemarin, ah tidak, sejak dulu aku sangat menginginkan seorang ayah ada didekatku. Kupikir akan sangat menyenangkan jika itu terjadi. Tapi hari ini, semua ekspektasiku itu hancur begitu saja. Semua hal yang inginku bagi dengan ayah, tidak sesuai apa yang seharusnya. Ayahku tidaklah menginginkanku. Dia hanya pedul

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 97. Keputusan Yang Sulit

    Mark benar-benar dibuat kacau atas kejadian yang baru-baru ini terjadi. Dari masalah tentang Namina yang kembali hadir, juga tentang Kevin yang tahu bahwa dia hanyalah anak angkat, dan tidak lupa juga masalahnya dengan sang istri yang sempat tidak sependapat, hingga dilarikannya Selena ke Rumah sakit sebab riwayat penyakit yang dirinya tidak pernah ketahui. Semua hal itu sungguh memberikan efek samping yang besar pada kepalanya. Dan pagi ini, kala dirinya akan berangkat menemui sang istri, salah satu CEO Metta datang dan mengatakan apa yang terjadi kemarin. Mendengar kabar kematian Dired sempat membuatnya tercengang, namun lebih terkejut lagi kala dia mendapati ada pihak ketiga yang tahu tentang saham di perusahaannya yang sepenuhnya memang bukan miliknya. Arghhhh! Mark berteriak frustrasi. Dia menghempaskan apa pun yang tampak di depan mata, hanya demi memenangkan segala amarah yang melanda. “Kenapa semuanya terasa memuakkan? Siapa yang sebenarnya ingin menjatuhkanku?” gumamn

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 96. Serangan Rama

    Ramon mendengar tentang keadaan buruk yang menimpa pimpinan Metta sekaligus ibu kandung Amira. Sempat berpikir untuk tidak mengikuti hatinya untuk berkunjung, namun tetap saja kepala dan hati saling bertentangan hingga dia memutuskan untuk datang sekadar memberi rasa empati. Sayangnya, niat hati ingin membangun sebuah hubungan yang baik, justru luka dalam hatinya bertambah. Tidak ada lagi luka yang lebih menyakitkan dari pada melihat sang kekasih hati sedang bercumbu dengan laki-laki lain. Amira tidak menyadari kedatangan Ramon sama sekali. Yang ada dalam benak Amira hanyalah bagaimana cara mengakhiri semua ini dan kembali pada Ramon. Dalam kecupan yang dilayangkan dan sempat dibalas olehnya tersemat penyesalan juga rasa benci untuk diri sendiri. Amira semakin mengutuk dirinya karena sudah berpaling dari Ramon. Amira harap ini adalah yang terakhir dan tidak akan ada yang kedua dan seterusnya. Dan harapannya yang terakhir hanyalah bisa kembali bersama Ramon dalam keadaan yang baik-ba

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 95. Ciuman Kevin dan Amira

    “Menikahlah dengan Kevin. Mama tidak bisa membiarkanmu menikahi orang yang tidak Mama kenali, Namina. Mama yang membesarkan Kevin, dan Mama tahu seberapa pantas dia untukmu. Ini sudah menjadi ketentuan takdir. Mama membesarkan selemah laki-laki yang hebat untukmu untuk membalas kelalaian dulu. Mama bisa menjamin, kalau Kevinlah yang paling baik untukmu bukan orang lain!” Tangan serta kaki Amira bergetar hebat kala mendapatkan pernyataan dari sang ibu. Selena yang masih berbaring di atas brankar Rumah sakit, menjadi alasan untuk Amira tidak langsung menolak atau membantah. Dia takut kalau ibunya itu akan semakin sakit jika mendengar keputusan darinya. “Kenapa Mama justru mengkhawatirkan hal lain alih-alih diri sendiri? Lebih baik fokus saja untuk penyembuhan. Dan apa ini? Kenapa tidak ada yang tahu kalau Mama punya riwayat jantung? Apa yang salah dari sebuah kejujuran, Ma?” balas Amira sambil memegang tangan Selena. “Mama bisa mengatasi semua ini. Lagi pula, percuma juga untuk be

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 94. Kebenaran Amira

    “Kita tidak bisa diam saja, Pak. Kita harus membuat keputusan tadi malam harus pada tempat yang seharusnya. Kevin itu tidak ada hak apa pun terhadap Metta! Mau bagaimana pun juga, yang paling berhak atas Metta saat ini adalah Amira!” Sudah berulang kali Rama mengutarakan kegeramannya terhadap keputusan yang dia dengar malam itu. Rama mendesak Ramon untuk segera ambil tindakan yang memang sepantasnya untuk dilakukan. Dan apa lagi tentang hal yang dikatakan oleh Mark tentang pernikahan itu, semakin membuat darah Rama rasanya mendidih setiap detiknya. Dibalik keresahan sang sekretaris si paling setia, ada Ramon yang masih bingung harus berbuat apa. Di atas kursi meja kerjanya juga tentunya di hadapan Rama, Ramon hanya sibuk menunggu ponsel pintarnya menyala. Dia berharap ada kabar dari Amira, agar dia tahu apa yang harus dia lakukan untuk sang kekasih juga untuk kebenaran yang harus terungkap. “Pak!” panggil Rama kala ucapannya sejak tadi tak bersahut. Ramon mengangkat wajah den

  • Antara Tahta dan Cinta Ayah Mertua   Bab 93. Permintaan Pernikahan

    “Apa-apaan ini, Mark? Kenapa kau tidak memberitahuku sebelumnya tentang ini?” Mata Selena membulat lebar menatap suaminya. “Apa yang harus kukatakan padamu? Kau bahkan sudah tidak peduli lagi tentang Kevin, Selena. Kau hanya fokus pada Amira sekarang sampai kau benar-benar hilang ingatan tentang Kevin!” Suara Mark tidak kalah menggelegar. Selena menahan napas sejenak, merasa tidak habis pikir dengan jawaban suaminya. Suara lantang Mark juga sempat membuat Selena terlonjak kaget, karena kali pertama dia mendengar suaminya itu berteriak. “Jadi apa maumu sekarang? Kau benar-benar memberikan Metta pada Kevin dan bukan Namina? Apa kau gila, Mark?” ucap Selena dengan nada yang sedikit rendah. “Ya. Itu keputusan yang harusnya yang paling tepat, Selena. Kevinlah yang pantas mengambil alih Metta. Dibalik permasalahan apa pun, Kevin memang jauh lebih unggul dari Amira. Dia akan membangun lebih baik Metta kedepannya. Jangan lupa, kau yang membesarkan Kevin dan kau yang paling paham tentangny

DMCA.com Protection Status