Jika ini yang dimaksud Saka dengan menghancurkan, maka Saka berhasil. Seratus—bukan tapi seribu persen Saka berhasil membuat Karina hancur. Layaknya seorang pelacur yang menggoda pria. Dengan sedikit gemetar, jemari Karina mulai melepas kancing kemejanya sendiri. Ia sama sekali tidak berani mendongak. Pandangan Saka tidak teralihkan sama sekali. “Aku menunggumu, Karina.” Saka mengeluarkan sebuah rokok dari dalam sakunya. Menyulutnya pelan—kemudian menghisapnya. Mengepulkan asap ke atas. Kemeja Karina sudah terlepas dan jatuh di bawah. Saka tersenyum miring. Bagaian atas Karina yang hanya terbalut sebuah bra berwarna merah menyala. Miliknya di bawah sana sudah menegang, hanya meliha Karina yang setengah telanjang. ‘Aku tidak mau melakukan hal seperti ini,” jerit Karina dalam hati. Ia menurunkan rok pendeknya. Hingga tubuhnya hanya terbalut dalaman saja. Hancur sudah—Karina benar-benar melepas lembar kain terakhir yang menutup tubuhnya. “Come here, Karina.” Saka menepuk pahanya.
Read more